RadarBali.com – Setelah 38 hari berstatus awas, Gunung Agung per hari Minggu kemarin (29/10) statusnya turun menjadi siaga atau di level III.
Perubahan status ini disampaikan langsung kepada awak media di Pos Pengamatan Gunungapi Agung, di Rendang, Karangasem, kemarin sore.
Penurunan status ini disampaikan Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kasbani, didampingi Devy Kamil Syabhana dan Kepala Pelaksana BPBD Bali, Dewa Indra.
Kesimpulan ini berdasar evaluasi atas indikator yang ada, berdasar pengamatan aktivitas vulkanik Gunung Agung.
Di antaranya adalah penurunan jumlah gempa, penurunan aktivitas asap. Bahkan dari pantauan citra satelit juga diketahui kalau aktivitas Gunung Agung terus mengalami penurunan.
Karena alasan tersebut maka status Gunung Agung pun diturunkan menjadi siaga. Tak hanya status, rekomendasi kawasan bahaya juga dipersempit, jadi radius 6 km dengan perluasan 7,5 km.
Ini menurun dari sebelumnya dengan radius 9 km dan perluasan 12 kilometer. “Penurunan status ini (berlaku) per (29/10) pukul 16.00,” ujar Kasbani.
Untuk diketahui, Gunung Agung dinyatakan berstatus awas (22/9) lalu. Namun, sejak 20 Oktober lalu aktivitas gunung berapi ini terus mengalami penurunan cukup drastis.
Salah satu dari indikasi kegempaan, yang dari semula 600 sampai 800 gempa per hari menjadi 200 sampai 300 kali per hari.
Bahkan sejak enam hari lalu aktivitas kembali menurun saat dicek melalui berbagai indikator. Di antaranya kegempaan, GPS, satelit dan visualisasi. Semuanya juga menunjukkan penurunan.
Hanya saja penurunan status kali ini memang belum sepenuhnya, karena sewaktu waktu bisa saja naik atau sebaliknya terus menurun menjadi normal.
Karena itu pihaknya akan terus melakukan pemantauan untuk tahu kondisi terkini. Dirinya bersama dengan tim vulkanologi akan terus melakukan pengamatan dengan berbagai indikator yang ada.
“Kami berharap sih turun terus dan menjadi normal,” paparnya.