25.2 C
Jakarta
22 November 2024, 6:33 AM WIB

Banjir Lahar, Hindari Sempadan DAS Hingga Jarak 200 Meter

RadarBali.com – Terjadinya banjir lahar hujan dan lahar dingin patut diwaspadai masyarakat di daerah aliran sungai (DAS).

Narasumber Kebencanaan dan Mitigasi Bencana Kementerian Pekerjaan Umum Lesto Prabhancana menyarankan masyarakat menjauhi sempadan sungai hingga jarak 200 meter.

Hujan yang turun di daerah lereng gunung menyebabkan banjir lahar hujan dan lahar dingin. Banjir tersebut membawa material berupa batu dan pasir yang ada di lereng atau seputaran kawah.

Lahar hujan yaitu bertemunya air hujan dengan material berupa batu dan pasir di lereng. “Sungai yang berhulu di Gunung Agung harus dijauhi.

Banjir lahar dingin dan lahar hujan alirannya kuat. Selain itu, membawa batu material, gas beracun, gas air asam yang tidak baik untuk kesehatan,” paparnya.

Terkait suhu panas  meski cuaca mendung dan hujan, Lesto menyebut hawa panas itu berkaitan dengan pergerakan magma dari bawah menuju permukaan gunung.

Magma panas mengeluarkan semacam sinar infra red yang menimbulkan rasa panas. “Sinyal gelombang (panas) itu juga yang membuat hewan sensitif dan turun gunung,” tukasnya. 

RadarBali.com – Terjadinya banjir lahar hujan dan lahar dingin patut diwaspadai masyarakat di daerah aliran sungai (DAS).

Narasumber Kebencanaan dan Mitigasi Bencana Kementerian Pekerjaan Umum Lesto Prabhancana menyarankan masyarakat menjauhi sempadan sungai hingga jarak 200 meter.

Hujan yang turun di daerah lereng gunung menyebabkan banjir lahar hujan dan lahar dingin. Banjir tersebut membawa material berupa batu dan pasir yang ada di lereng atau seputaran kawah.

Lahar hujan yaitu bertemunya air hujan dengan material berupa batu dan pasir di lereng. “Sungai yang berhulu di Gunung Agung harus dijauhi.

Banjir lahar dingin dan lahar hujan alirannya kuat. Selain itu, membawa batu material, gas beracun, gas air asam yang tidak baik untuk kesehatan,” paparnya.

Terkait suhu panas  meski cuaca mendung dan hujan, Lesto menyebut hawa panas itu berkaitan dengan pergerakan magma dari bawah menuju permukaan gunung.

Magma panas mengeluarkan semacam sinar infra red yang menimbulkan rasa panas. “Sinyal gelombang (panas) itu juga yang membuat hewan sensitif dan turun gunung,” tukasnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/