33.3 C
Jakarta
25 November 2024, 14:07 PM WIB

H-3 Lebaran Diprediksi Jadi Puncak Arus Mudik

NEGARA – H-5 Lebaran, arus kendaraan yang hendak mudik melalui dermaga penyeberangan Pelabuhan Gilimanuk Jumat (31/5), lebih lengang dari sehari sebelumnya.

Namun puncak mudik diperkirakan terjadi pada hari Minggu (2/6) besok (H-3 Lebaran) hingga Senin (3/6). Karena itu, PT ASDP Indonesia Ferry akan memaksimalkan kapal yang ada dan menggunakan kapal besar yang sudah disetujui dirjen kementerian perhubungan.

Meski puncak mudik diperkirakan terjadi besok, pada hari ini (1/6), diperkirakan akan ada peningkatan arus mudik yang signifikan. Mengingat, sudah masuk hari libur sekolah dan perkantoran, sehingga banyak yang mulai mudik hari ini melalui pelabuhan Gilimanuk. “Kami perkirakan ada peningkatan. Padat pasti padat dan lancar,” kata general manager (GM) PT. Indonesia Ferry Ketapang – Gilimanuk Fahmi Alweni, kemarin (31/5).

Arus mudik Jumat kemarin atau H-5, arus lalu lintas pemudik yang akan menyeberang ke Jawa tergolong lancar.

Sama halnya dengan kondisi pada H-7 dan H-6, meski ada peningkatan, masih mengalir padat lancar. Puncaknya, perkiraan puncak masih tetap memprediksikan terjadi pada H-3 atau H-2 lebaran.

Pihaknya sudah melakukan berbagai antisipasi jika penyeberangan padat. Diantaranya, mengerahkan kapal dengan komposisi kapal yang dioperasikan 32 unit, serta menggunakan semua dermaga dan loket dibuka, baik penumpang dan kendaraan. Petugas yang berjaga di loket maupun yang mengatur di dalam pelabuhan bisa bekerja dengan cepat sehingga proses lebih cepat.

Disamping itu, permohonan bantuan kapal besar sudah disetujui oleh Dirjen Kementerian Perhubungan. Rencananya, kapal yang akan didatangkan Drajat Paciran yang bisa membawa puluhan kendaraan roda empat dan ribuan roda dua. “Terkait dengan tambahan kapal drajat paciran masih menunggu dari Surabaya. Karena saat ini masih melayani penyeberangan,” terangnya.

Pihaknya berharap kapal dengan kapasitas besar tersebut bisa segera melayani penyeberangan Gilimanuk – Ketapang. Terutama pada saat puncaknya arus mudik, sehingga tidak ada kepadatan antrean panjang dan lama. “Kita usahakan bisa membantu pada H-3 dan H-2 itu yang kami harapkan. Mudah-mudahan cepat, kami sudah koordinasikan kalau tripnya sudah selesai segera geser,” tandasnya.

Pada arus mudik tahun ini, penyeberangan Pelabuhan Ketapang-Gilimanuk juga mengantisipasi bencana erupsi Gunung Agung Karangasem. Karena apabila ada erupsi hingga ada penutupan bandara, Pelabuhan Gilimanuk dipastikan akan lebih padat lagi. “Kami sudah antisipasi semua apabila terjadi kepadatan maupun bencana,” kata Kabagops Polres Jembrana Kompol Mahfud Didik Wiratmoko.

Didik menambahkan, dalam upaya menjaga keselamatan penyelamatan pihaknya sudah melakukan pengecekan kondisi kapal yang melayani pemudik dengan mengecek sarana dan prasarana yang ada. Diantaranya life jaket di kapal dipastikan berfungsi dengan baik sehingga ketika ada kecelakaan laut bisa digunakan.

Sayangnya, dari hasil pengecekan, meski semua kapal disediakan life jaket, tidak semua berfungsi dengan baik pada lampu yang menempel pada life jaket. “Kalau jaket ada semua, Cuma baterainya saja tidak ada, sudah habis,” tandasnya.

NEGARA – H-5 Lebaran, arus kendaraan yang hendak mudik melalui dermaga penyeberangan Pelabuhan Gilimanuk Jumat (31/5), lebih lengang dari sehari sebelumnya.

Namun puncak mudik diperkirakan terjadi pada hari Minggu (2/6) besok (H-3 Lebaran) hingga Senin (3/6). Karena itu, PT ASDP Indonesia Ferry akan memaksimalkan kapal yang ada dan menggunakan kapal besar yang sudah disetujui dirjen kementerian perhubungan.

Meski puncak mudik diperkirakan terjadi besok, pada hari ini (1/6), diperkirakan akan ada peningkatan arus mudik yang signifikan. Mengingat, sudah masuk hari libur sekolah dan perkantoran, sehingga banyak yang mulai mudik hari ini melalui pelabuhan Gilimanuk. “Kami perkirakan ada peningkatan. Padat pasti padat dan lancar,” kata general manager (GM) PT. Indonesia Ferry Ketapang – Gilimanuk Fahmi Alweni, kemarin (31/5).

Arus mudik Jumat kemarin atau H-5, arus lalu lintas pemudik yang akan menyeberang ke Jawa tergolong lancar.

Sama halnya dengan kondisi pada H-7 dan H-6, meski ada peningkatan, masih mengalir padat lancar. Puncaknya, perkiraan puncak masih tetap memprediksikan terjadi pada H-3 atau H-2 lebaran.

Pihaknya sudah melakukan berbagai antisipasi jika penyeberangan padat. Diantaranya, mengerahkan kapal dengan komposisi kapal yang dioperasikan 32 unit, serta menggunakan semua dermaga dan loket dibuka, baik penumpang dan kendaraan. Petugas yang berjaga di loket maupun yang mengatur di dalam pelabuhan bisa bekerja dengan cepat sehingga proses lebih cepat.

Disamping itu, permohonan bantuan kapal besar sudah disetujui oleh Dirjen Kementerian Perhubungan. Rencananya, kapal yang akan didatangkan Drajat Paciran yang bisa membawa puluhan kendaraan roda empat dan ribuan roda dua. “Terkait dengan tambahan kapal drajat paciran masih menunggu dari Surabaya. Karena saat ini masih melayani penyeberangan,” terangnya.

Pihaknya berharap kapal dengan kapasitas besar tersebut bisa segera melayani penyeberangan Gilimanuk – Ketapang. Terutama pada saat puncaknya arus mudik, sehingga tidak ada kepadatan antrean panjang dan lama. “Kita usahakan bisa membantu pada H-3 dan H-2 itu yang kami harapkan. Mudah-mudahan cepat, kami sudah koordinasikan kalau tripnya sudah selesai segera geser,” tandasnya.

Pada arus mudik tahun ini, penyeberangan Pelabuhan Ketapang-Gilimanuk juga mengantisipasi bencana erupsi Gunung Agung Karangasem. Karena apabila ada erupsi hingga ada penutupan bandara, Pelabuhan Gilimanuk dipastikan akan lebih padat lagi. “Kami sudah antisipasi semua apabila terjadi kepadatan maupun bencana,” kata Kabagops Polres Jembrana Kompol Mahfud Didik Wiratmoko.

Didik menambahkan, dalam upaya menjaga keselamatan penyelamatan pihaknya sudah melakukan pengecekan kondisi kapal yang melayani pemudik dengan mengecek sarana dan prasarana yang ada. Diantaranya life jaket di kapal dipastikan berfungsi dengan baik sehingga ketika ada kecelakaan laut bisa digunakan.

Sayangnya, dari hasil pengecekan, meski semua kapal disediakan life jaket, tidak semua berfungsi dengan baik pada lampu yang menempel pada life jaket. “Kalau jaket ada semua, Cuma baterainya saja tidak ada, sudah habis,” tandasnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/