33.5 C
Jakarta
26 April 2024, 16:06 PM WIB

Angin Kencang, Penyeberangan Selat Bali Tutup Sementara Waktu

NEGARA – Cuaca buruk yang terjadi Sabtu (30/12) sore membuat penyeberangan di Selat Bali, tutup sementara.

Unit Pelaksana Pelabuhan (UPP) atau Syahbandar harus menutup penyeberangan karena angin kencang dan hujan deras yang turun membahayakan pelayaran kapal.

Penutupan penyeberangan di Selat Bali itu didahului oleh mendung tebal disertai angin kencang. Tidak lama kemudian hujan deras turun sehingga menimbulkan kabut di Selat Bali.

Kabut dan angin kencang tersebut membuat Selat Bali menjadi gelap sehingga membuat jarak pandang nahkoda menjadi sangat terbatas.

Dengan kondisi jarak pandang yang sangat terbatas, nahkoda kesulitan mengarahkan kapal dan sangat beresiko.

Selain kapal bisa hanyut juga bisa terjadi tabrakan antar kapal. Tidak mau menanggung resiko, Unit Pelaksana Pelabuhan (UPP) atau

Syahbandar Ketapang dan Gilimanuk sepakat untuk menutup sementara penyeberangan mulai pukul 14.25, sampai cuaca buruk berlalu.

Seperti penutupan sebelumnya, untuk memperkecil resiko semua nahkoda diminta untuk mengarahkan kapal ke pelabuhan terdekat atau mencari tempat mengapung yang aman.

Sementara kapal yang sudah selesai muat tetap menunggu di dermaga. Saat penutupan dilakukan pengguna jasa penyeberangan terutama kendaraan tidak banyak.

 “Penyeberangan ditunda sementara karena angin kencang hujan deras yang membuat jarak pandang terbatas,” ujar Kepala TU UPP kelas III atau Syahbandar Gilimanuk, Ni Koamng Yuliani.

Lantaran penyeberangan ditutup, 23 kapal yang dioperasikan ASDP tidak bisa melanjutkan pelayaran. Kendaraan yang akan menyeberang ke Jawa menumpuk di parker pelabuhan.

Kendaraan tersebut sebagian besar wisatawan lokal yang balik setelah berlibur di Bali. Beruntung hujan deras dan angin kencang dengan kecepatan 20 sampai 30 knot serta hujan deras itu tidak berlangsung lama.

Sekitar satu jam kemudian cuaca membaik dan pukul 15.10 penyeberangan kembali dibuka. Kapal-kapal yang sedang mengapung kemudian melanjutkan pelayaran.

Begitu pula kapal yang sudah selesai muat langsung berlayar. “Setelah cuaca membaik penyeberangan dibuka kembali.

Namun kita tetap memperhatikan cuaca dan keselamatan pelayaran. Jika cuaca kembali buruk dan membahayakan, kita akan tunda penyeberangan,” pungkasnya.

NEGARA – Cuaca buruk yang terjadi Sabtu (30/12) sore membuat penyeberangan di Selat Bali, tutup sementara.

Unit Pelaksana Pelabuhan (UPP) atau Syahbandar harus menutup penyeberangan karena angin kencang dan hujan deras yang turun membahayakan pelayaran kapal.

Penutupan penyeberangan di Selat Bali itu didahului oleh mendung tebal disertai angin kencang. Tidak lama kemudian hujan deras turun sehingga menimbulkan kabut di Selat Bali.

Kabut dan angin kencang tersebut membuat Selat Bali menjadi gelap sehingga membuat jarak pandang nahkoda menjadi sangat terbatas.

Dengan kondisi jarak pandang yang sangat terbatas, nahkoda kesulitan mengarahkan kapal dan sangat beresiko.

Selain kapal bisa hanyut juga bisa terjadi tabrakan antar kapal. Tidak mau menanggung resiko, Unit Pelaksana Pelabuhan (UPP) atau

Syahbandar Ketapang dan Gilimanuk sepakat untuk menutup sementara penyeberangan mulai pukul 14.25, sampai cuaca buruk berlalu.

Seperti penutupan sebelumnya, untuk memperkecil resiko semua nahkoda diminta untuk mengarahkan kapal ke pelabuhan terdekat atau mencari tempat mengapung yang aman.

Sementara kapal yang sudah selesai muat tetap menunggu di dermaga. Saat penutupan dilakukan pengguna jasa penyeberangan terutama kendaraan tidak banyak.

 “Penyeberangan ditunda sementara karena angin kencang hujan deras yang membuat jarak pandang terbatas,” ujar Kepala TU UPP kelas III atau Syahbandar Gilimanuk, Ni Koamng Yuliani.

Lantaran penyeberangan ditutup, 23 kapal yang dioperasikan ASDP tidak bisa melanjutkan pelayaran. Kendaraan yang akan menyeberang ke Jawa menumpuk di parker pelabuhan.

Kendaraan tersebut sebagian besar wisatawan lokal yang balik setelah berlibur di Bali. Beruntung hujan deras dan angin kencang dengan kecepatan 20 sampai 30 knot serta hujan deras itu tidak berlangsung lama.

Sekitar satu jam kemudian cuaca membaik dan pukul 15.10 penyeberangan kembali dibuka. Kapal-kapal yang sedang mengapung kemudian melanjutkan pelayaran.

Begitu pula kapal yang sudah selesai muat langsung berlayar. “Setelah cuaca membaik penyeberangan dibuka kembali.

Namun kita tetap memperhatikan cuaca dan keselamatan pelayaran. Jika cuaca kembali buruk dan membahayakan, kita akan tunda penyeberangan,” pungkasnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/