SUKASADA-Usai meresmikan ruas shortcut titik 5-6 di Jalan Raya Singaraja-Denpasar, Senin (30/12), Gubernur Bali Wayan Koster punya harapan lagi
Ditengah upaya penyempurnaan desain untuk titik 7A, 7B, 7C, 7D, 7E, 8,9, dan titik 10, Gubernur Bali Wayan Koster juga berharap dan meminta agar ada tambahan satu titik lagi yakni titik 11.
“Saya juga minta tambahan titik 11 di wilayah Bangkiang Sidem. Karena itu tahun depan saya minta Dinas PU menyusun rencana, biar bisa dilaksanakan tahun 2021. Pembebasan lahannya nanti biar di provinsi saja,” tegas Gubernur Koster disela peresmian shortcut.
Selain itu, usai meresmikan, Wayan Koster juga meminta agar ruas shortcut dibuka sementara.
Tujuan agar ruas shortcut di titik 5-6 dibuka sementara itu, sebagai tujuan agar bisa memecah kemacetan seperti yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya.
“Jalur ini merupakan bagian dari pengembangan infrastruktur yang terintegrasi dan terkoneksi. Ini sangat mendesak dan akan kami teruskan,” kata Koster.
Bahkan untuk pengembangan shortcut, Koster juga mengaku sudah berkoordinasi dengan Menteri Pekerjaan Umum Basuki Hadimuljono, Dirjen Bina Marga Sugiyartanto, dan Ketua Komisi V DPR RI Lasarus. Tujuannya agar seluruh jalur shortcut bisa dibandung sesuai target.
Lalu bagaimana dengan lanjutan titik shortcut lainnya?
Terkait kelanjutan pembangunan titik shortcut lainnya, Kepala BBPJN VIII Surabaya Achmad Subki mengatakan, jika saat ini, Balai Jalan tengah melakukan penyempurnaan desain.
Dijelaskannya, pada Januari 2020 mendatang, konstruksi untuk titik 7A, 7B, dan 7C, sudah masuk dalam tender.
Sementara titik 7D, 7E, 8, 9, dan 10, akan ditenderkan secara bertahap.
“Kapan bisa tender, ya tergantung sejauh mana kecepatan pembebasan lahan. Kalau desain, sudah hampir final. Trase jalan sudah disesuaikan. Kami pastikan tidak kena kawasan suci, pura, mata air, maupun fasilitas umum,” tegasnya.
Sekadar diketahui, jalur shortcut 5-6 membentang mulai dari sisi utara Pura Yeh Ketipat menuju ke arah selatan.
Ruas jalan tersebut memiliki panjang 2 kilometer, dan terdapat sebuah jembatan di atasnya. Total anggaran yang digunakan untuk biaya konstruksi mencapai Rp 140,68 miliar yang bersumber dari APBN.