28.4 C
Jakarta
30 April 2024, 4:37 AM WIB

ForBali Kirim Surat Terbuka ke Jokowi, Ini Tanggapan Koster…

DENPASAR – Surat terbuka Forum Rakyat Bali Tolak Reklamasi Teluk Benoa (ForBali) kepada Presiden Jokowi terkaut cuitannya di media sosial twitter sepertinya tidak terlalu diambil pusing oleh Gubenur Bali Wayan Koster.

Diketahui Presiden Jokowi membuat sebuah pernyataan pada 23 Juli 2019 melalui akun twitternya menyatakan, “Indonesia berada di kawasan cincin api rawan bencana. Jadi, kalau di satu lokasi di daerah rawan gempa atau banjir, ya harus tegas disampaikan: jangan dibangun bandara, bendungan, perumahan. Lalu, pendidikan kebencanaan harus disampaikan secara masif kepada masyarakat”.

Pernyataan tersebut juga dilontarkan pada saat pembukaan Rapat Koordinasi Nasional Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) di Istana Negara.

Nah, atas dasar tersebut, ForBali melakukan advokasi di daerah Bali selatan khususnya di Teluk Benoa dan sekitarnya menyatakan Bali Selatan masuk dalam daerah rawan bencana.

Pernyataan ForBali berdasar data dari Prof Kerry Sieh, Direktur Earth Observatory of Singapura yang telah mempelajari megathrust dari sisi barat Sumatera dan turun melalui Jawa dan Bali.

Data tersebut menunjukkan bahwa Bali selatan memiliki potensi gempa besar atau bahkan serangkaian gempa besar sekitar magnitude 8,5 hingga 9,0 di masa depan.

Saat ini, menurut Koordinator ForBali Wayan Gendo Suardana  terdapat 4 di kawasan tersebut, rencana reklamasi Teluk Benoa seluas 700 hektare,

perluasan pelabuhan benoa dengan cara reklamasi, perluasan bandara dengan cara reklamasi seluas 147, 45 Ha termasuk rencana pembangunan Bali sport hub yang diwacanakan oleh Bupati Badung seluas 50 hektar.

Keempat proyek tersebut secara administrasi berada di  Desa/kelurahan di Kecamatan Kuta Selatan, Kuta dan Denpasar Selatan yang berdasar data BNPB masuk ke dalam desa dengan kelas bahaya tinggi tsunami.

Lalu apa tanggapan Koster selaku Gubernur Bali? “Kita minta sama Ratu Betara agar jangan terjadi di Bali,” singkatnya. 

DENPASAR – Surat terbuka Forum Rakyat Bali Tolak Reklamasi Teluk Benoa (ForBali) kepada Presiden Jokowi terkaut cuitannya di media sosial twitter sepertinya tidak terlalu diambil pusing oleh Gubenur Bali Wayan Koster.

Diketahui Presiden Jokowi membuat sebuah pernyataan pada 23 Juli 2019 melalui akun twitternya menyatakan, “Indonesia berada di kawasan cincin api rawan bencana. Jadi, kalau di satu lokasi di daerah rawan gempa atau banjir, ya harus tegas disampaikan: jangan dibangun bandara, bendungan, perumahan. Lalu, pendidikan kebencanaan harus disampaikan secara masif kepada masyarakat”.

Pernyataan tersebut juga dilontarkan pada saat pembukaan Rapat Koordinasi Nasional Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) di Istana Negara.

Nah, atas dasar tersebut, ForBali melakukan advokasi di daerah Bali selatan khususnya di Teluk Benoa dan sekitarnya menyatakan Bali Selatan masuk dalam daerah rawan bencana.

Pernyataan ForBali berdasar data dari Prof Kerry Sieh, Direktur Earth Observatory of Singapura yang telah mempelajari megathrust dari sisi barat Sumatera dan turun melalui Jawa dan Bali.

Data tersebut menunjukkan bahwa Bali selatan memiliki potensi gempa besar atau bahkan serangkaian gempa besar sekitar magnitude 8,5 hingga 9,0 di masa depan.

Saat ini, menurut Koordinator ForBali Wayan Gendo Suardana  terdapat 4 di kawasan tersebut, rencana reklamasi Teluk Benoa seluas 700 hektare,

perluasan pelabuhan benoa dengan cara reklamasi, perluasan bandara dengan cara reklamasi seluas 147, 45 Ha termasuk rencana pembangunan Bali sport hub yang diwacanakan oleh Bupati Badung seluas 50 hektar.

Keempat proyek tersebut secara administrasi berada di  Desa/kelurahan di Kecamatan Kuta Selatan, Kuta dan Denpasar Selatan yang berdasar data BNPB masuk ke dalam desa dengan kelas bahaya tinggi tsunami.

Lalu apa tanggapan Koster selaku Gubernur Bali? “Kita minta sama Ratu Betara agar jangan terjadi di Bali,” singkatnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/