34.7 C
Jakarta
30 April 2024, 13:19 PM WIB

Suhu Udara Panas di Denpasar Nyaris Dekati Kategori Ekstrem

 

DENPASAR – Masyarakat Kota Denpasar mulai mengeluh karena suhu udara yang kurang bersahabat. Tingkat panasnya sudah melebih rata-rata.

 

BMKG Wilayah III Denpasar menyebut, suhu normal rata-rata di Denpasar adalah 32,7 derajat. Namun pada dua Minggu terakhir bisa mencapai 32-35 derajat.

 

“Ini belum termasuk ekstrem. Kalau ekstrem, angkanya itu tiga derajat diatas rata-rata suhu normal,” ujar I Nyoman Gede Wiryajaya, STP. MP, Koordinator Bidang Data dan Informasi Balai Besar MKG Wilayah III pada Jumat (18/3/2022).

 

Penyebabnya, secara klimatologis, bulan Oktober-November adalah periode transisi pergerakan semu matahari dari equator ke belahan bumi selatan yang mencapai puncak pada 21 Desember di posisi 23,5 lintang selatan.

 

Pada bulan November hingga April adalah musim hujan di Indonesia, termasuk Bali. Pada periode ini, Indonesia akan mengalami radiasi matahari yang lebih optimal dari bulan-bulan lain.

 

Selain itu, suhu panas ini juga dikarenakan kondisi langit dan keberadaan awan. Jika langit cerah dan tidak berawan, maka akan terjadi suhu tinggi atau panas. Hal ini menyebabkan radiasi matahari tidak terhalang dan bisa masuk ke permukaan bumi.

 

Apa dampaknya?”Ya dampaknya bagi kesehatan itu bisa kehausan/dehidrasi, sakit kepala, kulit terasa lembab, iritasi kulit dan heart stroke atau kejang-kejang,” jawabnya.

 

Untuk itu, Wiryajaya mengimbau masyarakat untuk mengonsumsi air mineral dengan diimbangi buah dan sayuran serta menjaga pola hidup sehat.

 

“Selain itu juga menggunakan pakaian yang longgar dan berbahan mudah ngerap keringat, menggunakan topi, payung, jaket dan sebagainya bila berpergian serta menggunakan sunblock agar terhindar dari iritasi matahari,” pungkasnya.

 

 

DENPASAR – Masyarakat Kota Denpasar mulai mengeluh karena suhu udara yang kurang bersahabat. Tingkat panasnya sudah melebih rata-rata.

 

BMKG Wilayah III Denpasar menyebut, suhu normal rata-rata di Denpasar adalah 32,7 derajat. Namun pada dua Minggu terakhir bisa mencapai 32-35 derajat.

 

“Ini belum termasuk ekstrem. Kalau ekstrem, angkanya itu tiga derajat diatas rata-rata suhu normal,” ujar I Nyoman Gede Wiryajaya, STP. MP, Koordinator Bidang Data dan Informasi Balai Besar MKG Wilayah III pada Jumat (18/3/2022).

 

Penyebabnya, secara klimatologis, bulan Oktober-November adalah periode transisi pergerakan semu matahari dari equator ke belahan bumi selatan yang mencapai puncak pada 21 Desember di posisi 23,5 lintang selatan.

 

Pada bulan November hingga April adalah musim hujan di Indonesia, termasuk Bali. Pada periode ini, Indonesia akan mengalami radiasi matahari yang lebih optimal dari bulan-bulan lain.

 

Selain itu, suhu panas ini juga dikarenakan kondisi langit dan keberadaan awan. Jika langit cerah dan tidak berawan, maka akan terjadi suhu tinggi atau panas. Hal ini menyebabkan radiasi matahari tidak terhalang dan bisa masuk ke permukaan bumi.

 

Apa dampaknya?”Ya dampaknya bagi kesehatan itu bisa kehausan/dehidrasi, sakit kepala, kulit terasa lembab, iritasi kulit dan heart stroke atau kejang-kejang,” jawabnya.

 

Untuk itu, Wiryajaya mengimbau masyarakat untuk mengonsumsi air mineral dengan diimbangi buah dan sayuran serta menjaga pola hidup sehat.

 

“Selain itu juga menggunakan pakaian yang longgar dan berbahan mudah ngerap keringat, menggunakan topi, payung, jaket dan sebagainya bila berpergian serta menggunakan sunblock agar terhindar dari iritasi matahari,” pungkasnya.

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/