31.1 C
Jakarta
30 April 2024, 10:08 AM WIB

Ruwet, Sekolah Negeri Seenaknya Tambah Kelas, Swasta Terancam Tutup

NEGARA – Keputusan penambahan kelas di sejumlah SMA Negeri di Jembrana membuat sekolah swasta SMA dan SMK kecewa.

Keputusan tersebut merugikan sekolah swasta karena terancam tidak mendapat siswa. Dampaknya, bisa dipastikan bakal bertambah lagi sekolah swasta yang bakal tutup karena tidak mendapat murid.

Khusus di Kabupaten Jembrana, tahun ini ada satu sekolah yang tidak menerima siswa lagi di tahun ajaran baru ini alias tutup. Yaitu, SMK Marga Ginawe Negara.

Pemicunya apalagi kalau bukan minimnya  animo pelajar masuk sekolah swasta. Masyarakat memilih memasukkan anaknya ke sekolah negeri karena bebas biaya sekolah.

Sekolah swasta menjadi pilihan kedua setelah negeri. Karena itu dengan penambahan kelas di lima sekolah negeri di Jembrana

bisa menambah lagi sekolah yang akan tutup karena kekurangan rombongan belajar (rombel) yang dipersyaratkan karena tidak ada siswa lagi yang masuk sekolah swasta.

“Itu tolong digarisbawahi,” ujar Ketua Badan Musyawarah Perguruan Swasta (BMPS) Jembrana I Ketut Udara Narayana kemarin.

“Kami keberatan sekali dengan penambahan kelas sekolah negeri, swasta kena efeknya terutama SMA,” imbuh Udara Narayana.

Menurutnya, penambahan kelas sekolah negeri pengaruhnya sangat besar pada swasta. Sekolah swasta semakin ditinggalkan.

Padahal, dari kualitas sekolah swasta juga sangat baik. Namun, dengan aturan penambahan kelas ini sekolah swasta dikorbankan.

“Semestinya seadil mungkin,” bebernya. Karena itu, pihaknya bersama BMPS Bali sedang berkoordinasi untuk menentukan langkah mengenai penambahan kelas di beberapa sekolah negeri.

Rencananya, BPMOS Bali Senin besok akan ke DPRD Bali mempertanyakan mengenai rekomendasi dewan terkait dengan penerimaan peserta didik baru (PPBD) untuk tingkat SMA dan SMK.

Mengenai penambahan kelas sekolah negeri di Jembrana, terkait dengan desakan orang tua siswa ke SMAN 1 Negara beberapa waktu lalu, pihaknya melihat memang masih belum tercover untuk zonanya.

Artinya, warga pendamping sekolah banyak yang tidak masuk. Menurutnya, apabila penambahan kelas sudah cukup, tidak masalah. Terutama yang masuk ke zonanya.

Pihaknya tidak mempermasalahkan karena hal yang wajar. Seperti diberitakan, lima sekolah negeri di Jembrana, yakni SMAN 1 Negara, SMAN 2 Negara, SMAN 1 Mendoyo,

SMAN 2 Mendoyo dan SMAN 1 Melaya akan menambah masing-masing sekolah satu rombongan belajar dengan jumlah satu rombel maksimal 36 siswa.

Hanya SMAN 1 Pekutatan yang tidak menambah karena masih kekurangan siswa. Penambahan kelas rombel ini, didasari pendataan yang dilakukan bahwa masih ada siswa yang tercecer pada saat PPDB melalui jalur zonasi.

Siswa yang tempat tinggalnya di zona penyanding sekolah siswa miskin. Disamping itu, ada protes dari sejumlah warga yang memprotes PPDB tidak memperhatikan siswa dari lingkungan sekolah. 

NEGARA – Keputusan penambahan kelas di sejumlah SMA Negeri di Jembrana membuat sekolah swasta SMA dan SMK kecewa.

Keputusan tersebut merugikan sekolah swasta karena terancam tidak mendapat siswa. Dampaknya, bisa dipastikan bakal bertambah lagi sekolah swasta yang bakal tutup karena tidak mendapat murid.

Khusus di Kabupaten Jembrana, tahun ini ada satu sekolah yang tidak menerima siswa lagi di tahun ajaran baru ini alias tutup. Yaitu, SMK Marga Ginawe Negara.

Pemicunya apalagi kalau bukan minimnya  animo pelajar masuk sekolah swasta. Masyarakat memilih memasukkan anaknya ke sekolah negeri karena bebas biaya sekolah.

Sekolah swasta menjadi pilihan kedua setelah negeri. Karena itu dengan penambahan kelas di lima sekolah negeri di Jembrana

bisa menambah lagi sekolah yang akan tutup karena kekurangan rombongan belajar (rombel) yang dipersyaratkan karena tidak ada siswa lagi yang masuk sekolah swasta.

“Itu tolong digarisbawahi,” ujar Ketua Badan Musyawarah Perguruan Swasta (BMPS) Jembrana I Ketut Udara Narayana kemarin.

“Kami keberatan sekali dengan penambahan kelas sekolah negeri, swasta kena efeknya terutama SMA,” imbuh Udara Narayana.

Menurutnya, penambahan kelas sekolah negeri pengaruhnya sangat besar pada swasta. Sekolah swasta semakin ditinggalkan.

Padahal, dari kualitas sekolah swasta juga sangat baik. Namun, dengan aturan penambahan kelas ini sekolah swasta dikorbankan.

“Semestinya seadil mungkin,” bebernya. Karena itu, pihaknya bersama BMPS Bali sedang berkoordinasi untuk menentukan langkah mengenai penambahan kelas di beberapa sekolah negeri.

Rencananya, BPMOS Bali Senin besok akan ke DPRD Bali mempertanyakan mengenai rekomendasi dewan terkait dengan penerimaan peserta didik baru (PPBD) untuk tingkat SMA dan SMK.

Mengenai penambahan kelas sekolah negeri di Jembrana, terkait dengan desakan orang tua siswa ke SMAN 1 Negara beberapa waktu lalu, pihaknya melihat memang masih belum tercover untuk zonanya.

Artinya, warga pendamping sekolah banyak yang tidak masuk. Menurutnya, apabila penambahan kelas sudah cukup, tidak masalah. Terutama yang masuk ke zonanya.

Pihaknya tidak mempermasalahkan karena hal yang wajar. Seperti diberitakan, lima sekolah negeri di Jembrana, yakni SMAN 1 Negara, SMAN 2 Negara, SMAN 1 Mendoyo,

SMAN 2 Mendoyo dan SMAN 1 Melaya akan menambah masing-masing sekolah satu rombongan belajar dengan jumlah satu rombel maksimal 36 siswa.

Hanya SMAN 1 Pekutatan yang tidak menambah karena masih kekurangan siswa. Penambahan kelas rombel ini, didasari pendataan yang dilakukan bahwa masih ada siswa yang tercecer pada saat PPDB melalui jalur zonasi.

Siswa yang tempat tinggalnya di zona penyanding sekolah siswa miskin. Disamping itu, ada protes dari sejumlah warga yang memprotes PPDB tidak memperhatikan siswa dari lingkungan sekolah. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/