27.3 C
Jakarta
30 April 2024, 9:28 AM WIB

Abaikan PM Australia, Respons Pemilik Lahan Eks Sari Club Mengejutkan

MANGUPURA – Perdana Menteri (PM) Australia Scott Morrison melontarkan kesan mengecam keputusan

Pemerintah Kabupaten Badung yang memberikan izin mendirikan bangunan (IMB) kepada pemilik lahan bekas Sari Club yang merupakan lokasi pemboman Bali.

Padahal, lahan tersebut sejatinya milik perseorangan. Namun, pemilih lahan pun membuka lebar untuk lahannya dilepas mau pun disewa.

Asalnya harga nilai jual tanahnya sesuai harga saat ini. Hal itu terungkap saat jumpa media juru bicara dan pemilik lahan bekas Sari Club, Senin (29/4) di Legian, Kuta.

“Bukan kami tidak mengenang, kami semua berduka saat itu. Kami tidak mau ada isu pihak keluarga (pemilik lahan) tidak memikirkan keluarga korban,” ujar juru bicara pemilik lahan, Rini.

Sementara perwakilan pemilik lahan Lyla Tania mengakui negosiasi dengan Bali Peace Park Association (BPPA) belum ada keputusan.

Hanya saja pihak BPPA sudah mendahului dan membuat desain taman yang di share melalui website  www.balipeacepark.com.au  untuk menggalang donasi.

Hal ini sangat disayangkan oleh pemilik lahan karena tanpa sepengetahuannya. “Kalau mau, ya beli lah. Karena ini lahan pribadi. Kalau mau sewa ya sewa.

Kita tetap welcome, negosiasi kita welcome. Intinya saya membuka negosiasi atas nama kemanusiaan juga,” jelas Tania.

Kabar yang beredar bahwa harga tanah tersebut dipatok pada angka Rp 260 miliar dengan luas tanah sekitar 15 are.

Lila Tania mengakui harga penawaran tanah belum pernah dimunculkan. Karena belum ada kesepakatan atau pun negosiasi.

“Kami masih menerima negosiasi atas dasar kemanusiaan. Bahkan, konsulat Indonesia di Perth dan Pak Gubernur sudah berkomunikasi dengan kami. Tinggal niatan mereka ini seperti apa,” ungkapnya. 

MANGUPURA – Perdana Menteri (PM) Australia Scott Morrison melontarkan kesan mengecam keputusan

Pemerintah Kabupaten Badung yang memberikan izin mendirikan bangunan (IMB) kepada pemilik lahan bekas Sari Club yang merupakan lokasi pemboman Bali.

Padahal, lahan tersebut sejatinya milik perseorangan. Namun, pemilih lahan pun membuka lebar untuk lahannya dilepas mau pun disewa.

Asalnya harga nilai jual tanahnya sesuai harga saat ini. Hal itu terungkap saat jumpa media juru bicara dan pemilik lahan bekas Sari Club, Senin (29/4) di Legian, Kuta.

“Bukan kami tidak mengenang, kami semua berduka saat itu. Kami tidak mau ada isu pihak keluarga (pemilik lahan) tidak memikirkan keluarga korban,” ujar juru bicara pemilik lahan, Rini.

Sementara perwakilan pemilik lahan Lyla Tania mengakui negosiasi dengan Bali Peace Park Association (BPPA) belum ada keputusan.

Hanya saja pihak BPPA sudah mendahului dan membuat desain taman yang di share melalui website  www.balipeacepark.com.au  untuk menggalang donasi.

Hal ini sangat disayangkan oleh pemilik lahan karena tanpa sepengetahuannya. “Kalau mau, ya beli lah. Karena ini lahan pribadi. Kalau mau sewa ya sewa.

Kita tetap welcome, negosiasi kita welcome. Intinya saya membuka negosiasi atas nama kemanusiaan juga,” jelas Tania.

Kabar yang beredar bahwa harga tanah tersebut dipatok pada angka Rp 260 miliar dengan luas tanah sekitar 15 are.

Lila Tania mengakui harga penawaran tanah belum pernah dimunculkan. Karena belum ada kesepakatan atau pun negosiasi.

“Kami masih menerima negosiasi atas dasar kemanusiaan. Bahkan, konsulat Indonesia di Perth dan Pak Gubernur sudah berkomunikasi dengan kami. Tinggal niatan mereka ini seperti apa,” ungkapnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/