MANGUPURA– Selama bulan Februari 2022, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Badung mencatat telah menganani sebanyak 29 kejadian. Kejadian didominasi oleh pohon tumbang sebanyak 20 kejadian, sementara sisanya adalah tanah longsor. Keseluruhan bencana yang terjadi di Kabupaten Badung disebabkan cuaca ekstrem hujan deras dan angin kencang.
Kepala Pelaksana BPBD Badung Wayan Darma mengatakan, pohon tumbang disebabkan oleh adanya angin kencang. “Pohon tumbang juga diakibatkan posisi pohon itu labil atau lokasi pohon tersebut berada di daerah rawan bencana,” ujar Darma saat dikonfirmasi Senin (28/2).
Kata dia, kebanyakan pohon yang tumbang tersebut merupakan pohon perindang yang berlokasi di pinggir jalan. Tumbangnya pohon tersebut juga disebabkan kurangnya perawatan. Seperti perompesan dahan yang dapat mengurangi resiko pohon tumbang. “Perompesan ini juga sebagai upaya untuk pemeliharaan atau penataan pohon. Agar tetap asri dan memberikan rasa nyaman serta aman,” bebernya.
Pihaknya juga akan berkoordinasi dengan instansi terkait dalam upaya perompesan pohon. Sebab dalam proses antisipasi adanya pohon tumbang memerlukan mobil tangga. “Kami masih mencari pola dalam pencegahan maupun penanganan bencana pohon tumbang. Karena sesuai yang disampaikan oleh bapak bupati harus ada kolaborasi,” jelasnya.
Selain pohon tumbang, di Kabupaten Badung juga rawan tanah longsor. Longsor lebih sering terjadi di daerah Kecamatan Petang yang disebabkan hujan deras. Seperti beberapa waktu lalu terjadi longsor di empat titik yang berlokasi di Banjar Bukian, dan Banjar Tinggan, Desa Pelaga, Petang. “Bencana longsor juga sering terjadi seperti di Desa Sulangai, Petang. Bahkan sebelumnya juga ada longsor di Desa Pelaga yang menyebabkan senderan pengairan sawah jebol dan pelinggih serta bangunan rumah juga terkena dampak,” terangnya.
Selain itu pada awal Februari sempat terjadi angin puting beliung yang juga menyebabkan terjadinya musibah. “Tepatnya terjadi pada 7 Februari, yang menyebabkan 9 pohon tumbang, di Pasar Beringkit bale gong Pura Melanting roboh dan atap di pasar utama rusak, bale gong Pura Dalem Bhatarateng, roboh, serta Tembok penyengker di lantai dua Banjar Cepaka, Kelurahan Kapal, juga roboh,” pungkasnya.