AMLAPURA – Nelayan asal Banjar Dinas Tindih, Desa Datah, Kecamatan Abang, I Nengah Srinten, 65, terjebak dilaut selama belasan jam saat mencari ikan pada Rabu hingga Kamis pagi (6/10) kemarin. Beruntung, ia selamat dan kembali ke rumah.
Kasatpol Air Polres Karangasem, AKP I Gusti Agung Bagus Suteja mengatakan, kejadian berawal ketika Srinten melakukan aktivitas melaut sekitar pukul 14.00 Rabu siang. Saat melaut, ia bersama kedua rekannya I Nengah Jati dan I Made Butiran. Saat itu kata dia kondisi cuaca cukup cerah. Ketiganya pun mulai menceri ikan dengan jukung berbeda dari perairan Pantai Bulakan, Desa Datah. “Awalnya berjalan seperti biasa. Ketiganya mencari ikan di tempat berbeda,” kata Suteja.
Hingga akhirnya, sekitar pukul 16.00, keduanya rekan korban tiba terlebih dulu di pinggiran pantai Bulakan. Sementara korban belum tak kunjung tiba. “Kedua rekannya menunggu kedatangan korban,” tuturnya.
Hingga petang hari, Srinten belum juga kembali. Kedua rekannya pun memutuskan untuk melakukan pencarian. Namun hingga pukul 21.00 Rabu malam tak menemukan korban. “Keluarganya cemas karena korban tak kunjung datang. Akhirnya kejadian tersebut dilaporkan ke petugas Basarnas,” sebutnya.
Hingga akhirnya sekitar pukul 03.00 Kamis pagi, Srinten tiba di daratan dalam kondisi selamat. Saat ditemui personel Pol Air, pihaknya mengaku terjebak dan tak bisa pulang. Saat akan balik menuju daratan, tali untuk menghidupkan mesin kapal putus. Hingga akhirnya, mesin kapal tak bisa digunakan. “Korban sudah pulang. Dia terjebak karena tali starter mesin putus,” jelasnya.
Dalam kondisi itu, Srinten berusaha mendayung jukungnya. Namun karena kondisi fisik tak kuat, korban pun sempat beristirahat dua kali di rumpon. “Makanya lama baru tiba di daratan,” tandasnya.
Koordinator Koordinator Pos SAR Karangasem, I Gusti Ngurah Eka Wiadnyana mengimbau, agar nelayan yang hendak melakukan aktivitas melaut harus memperhatikan kondisi cuaca. Terlebih saat ini, hujan yang secara beruntun terjadi di Karangasem. Kondisi ini juga sewaktu-waktu mengakibatkan cuaca di laut buruk yang dapat berisiko bagi nelayan. “ Kami tetap sampaikan agar nelayan memperhatikan alat keselamatn, alat komunikasi itu harus dibawa. Sehingga ketika terjadi sesuatu bisa diminimalisir,” kata Eka. (zul/rid)