27.1 C
Jakarta
22 November 2024, 1:45 AM WIB

Amor Ring Acintya, Bocah SD Tewas Tertimbun Longsor di Baturiti

TABANAN– Bencana alam terus terjadi akibat dari dampak cuaca ekstrim yang terjadi. Di Tabanan dilaporkan sejumlah titik mengalami musibah bencana alam,mulai dari banjir, tanah longsor, jembatan putus, jalan jebol hingga seorang bocah dilaporkan meninggal dunia akibat tertimbun longsor.

Berdasarkan data dari BPBD Tabanan, Senin (17/10) kemarin, lokasi bencana alam tanah longsor berada di Desa Apuan, Kecamatan Baturiti. Tanah longsor juga menutupi jalan jurusan Penebel menuju Senganan. Tanah longsor juga terjadi di Desa Gunung Salak, Kecamatan Selemadeg Timur. Kemudian di jalur Pupuan-Antosari tertutup longsoran tanah. Bahkan akibat hujan deras tersebut membuat jalan penghubung putus di Desa Tua dengan Belayu Marga. Tidak hanya itu di Kecamatan Marga sebuah Pura Manik Toya terendam banjir.

Dari sejumlah lokasi titik musibah bencana alam tersebut terparah berada di daerah Banjar Dinas Apuan, Desa Apuan Baturiti, karena dilaporkan satu orang anak sekolah dasar (SD) yang meninggal dunia akibat tertimbun longsor.

Klian Banjar Dinas Apuan Agus Sucista mengatakan, musibah tanah longsor yang memakan korban jiwa anak bernama Agus Putu Aldi Prayoga, 11, terjadi sekitar pukul 06.00 pagi saat wilayah Baturiti dan sekitarnya diguyur hujan deras.

Dari keterangan orang tua korban yang selamat I Kadek Mega Antara, bahwa saat hujan deras, korban tertidur di kamar. Tiba-tiba tebing bagian belakang rumahnya setinggi 20 meter amblas hingga rumah korban tertimbun material longsor. Orang tua korban saat itu tak sempat menyelamatkan korban. “Jadi rumah korban ini tertimbun longsoran tanah sekitar 3 meter,” ungkapnya.

Saat ini korban sudah disemayamkan di rumah keluarganya.  Rencana korban akan di kremasi dua hari lagi.”Sedangkan orang tua korban yang selamat masih diungsikan,” ucapnya.

Agus Sucista mengungkapkan kondisi rumah korban memang daerah rawan longsor. Di sekitar TKP, ada sekitar tiga rumah berjarak 50 meter juga kondisi rawan longsor, namun sudah dilakukan evaluasi untuk mengungsi, mengantisipasi kejadian hal serupa.

Pasca kondisi longsor, sejumlah warga telah melakukan gotong royong penanganan material longsor dibantu oleh BPBD Tabanan dan aparat kepolisian.”Meski telah dilakukan penanganan evakuasi longsoran, namun pihaknya belum bisa membersihkan material longsoran secara penuh. Karena dibutuhkan alat berat,” pungkasnya.

Sementara itu, Wakil Bupati Tabanan I Made Edi Wirawan yang turun langsung meninjau sejumlah lokasi bencana alam menyebut di Kabupaten Tabanan sendiri terdapat 20 titik lokasi musibah bencana alam yang dilaporkan sampai dengan saat ini.

“Sikap kita selesaikan penanganan evakuasi terlebih dahulu, astungkara kita sudah selesai itu terutama pembersihan tanah longsor di jalan utama. Termasuk akses jalan Pupuan-Antosari sudah bisa dilewati kendaraan,” terangnya.

Untuk satu orang warga yang meninggal dunia tertimbun longsor, pihaknya ikut berbelasungkawa. Kejadian ini pihaknya telah meminta Dinas PUPR Tabanan untuk melakukan kajian, sebelum dilakukan perbaikan rumah warga tertimbun longsor. “Kajian ini dimaksud apakah lokasi masih layak dihuni, jangan nanti rumah kita perbaiki malah longsor kembali,” ungkap politisi PDIP asal Desa Beraban, Kediri.

Sementara terkait jalan dan jembatan yang putus akibat dari hujan deras yang berada di Kecamatan Marga menjadi skala prioritas untuk dilakukan perbaikan.

“Tidak boleh menunggu, secepatnya karena itu jalan milik kabupaten. Kalau jalan provinsi kita minta perbaikan dari provinsi. Di lokasi jalan putus juga kita sudah pasang garis polisi,” jelasnya.

Pria yang juga Ketua PMI Tabanan ini menambahkan mengingat situasi sekarang terus terjadi musim hujan, pihaknya menghimbau kepada masyarakat di Tabanan yang tinggal di daerah lereng perbukitan segera melakukan evakuasi mandiri.

Antisipasi lebih dini warga untuk mengungsi sementara waktu bila mana kondisi tempat tinggal rawan longsor. “Pindah dulu tidur, agar tidak terjadi musibah yang merenggut korban jiwa,” tegasnya.

Untuk para camat dan perbekel pihaknya meminta untuk memetakan titik rawan longsor, agar bisa dilakukan antisipasi lebih awal. “Sehingga bilamana terjadi musibah tanggap cepat bisa dilakukan. Khusus daerah rawan longsor Baturiti, Penebel, Pupuan dan Selemadeg Barat dan daerah lainnya,” pungkasnya. (uli)

 

TABANAN– Bencana alam terus terjadi akibat dari dampak cuaca ekstrim yang terjadi. Di Tabanan dilaporkan sejumlah titik mengalami musibah bencana alam,mulai dari banjir, tanah longsor, jembatan putus, jalan jebol hingga seorang bocah dilaporkan meninggal dunia akibat tertimbun longsor.

Berdasarkan data dari BPBD Tabanan, Senin (17/10) kemarin, lokasi bencana alam tanah longsor berada di Desa Apuan, Kecamatan Baturiti. Tanah longsor juga menutupi jalan jurusan Penebel menuju Senganan. Tanah longsor juga terjadi di Desa Gunung Salak, Kecamatan Selemadeg Timur. Kemudian di jalur Pupuan-Antosari tertutup longsoran tanah. Bahkan akibat hujan deras tersebut membuat jalan penghubung putus di Desa Tua dengan Belayu Marga. Tidak hanya itu di Kecamatan Marga sebuah Pura Manik Toya terendam banjir.

Dari sejumlah lokasi titik musibah bencana alam tersebut terparah berada di daerah Banjar Dinas Apuan, Desa Apuan Baturiti, karena dilaporkan satu orang anak sekolah dasar (SD) yang meninggal dunia akibat tertimbun longsor.

Klian Banjar Dinas Apuan Agus Sucista mengatakan, musibah tanah longsor yang memakan korban jiwa anak bernama Agus Putu Aldi Prayoga, 11, terjadi sekitar pukul 06.00 pagi saat wilayah Baturiti dan sekitarnya diguyur hujan deras.

Dari keterangan orang tua korban yang selamat I Kadek Mega Antara, bahwa saat hujan deras, korban tertidur di kamar. Tiba-tiba tebing bagian belakang rumahnya setinggi 20 meter amblas hingga rumah korban tertimbun material longsor. Orang tua korban saat itu tak sempat menyelamatkan korban. “Jadi rumah korban ini tertimbun longsoran tanah sekitar 3 meter,” ungkapnya.

Saat ini korban sudah disemayamkan di rumah keluarganya.  Rencana korban akan di kremasi dua hari lagi.”Sedangkan orang tua korban yang selamat masih diungsikan,” ucapnya.

Agus Sucista mengungkapkan kondisi rumah korban memang daerah rawan longsor. Di sekitar TKP, ada sekitar tiga rumah berjarak 50 meter juga kondisi rawan longsor, namun sudah dilakukan evaluasi untuk mengungsi, mengantisipasi kejadian hal serupa.

Pasca kondisi longsor, sejumlah warga telah melakukan gotong royong penanganan material longsor dibantu oleh BPBD Tabanan dan aparat kepolisian.”Meski telah dilakukan penanganan evakuasi longsoran, namun pihaknya belum bisa membersihkan material longsoran secara penuh. Karena dibutuhkan alat berat,” pungkasnya.

Sementara itu, Wakil Bupati Tabanan I Made Edi Wirawan yang turun langsung meninjau sejumlah lokasi bencana alam menyebut di Kabupaten Tabanan sendiri terdapat 20 titik lokasi musibah bencana alam yang dilaporkan sampai dengan saat ini.

“Sikap kita selesaikan penanganan evakuasi terlebih dahulu, astungkara kita sudah selesai itu terutama pembersihan tanah longsor di jalan utama. Termasuk akses jalan Pupuan-Antosari sudah bisa dilewati kendaraan,” terangnya.

Untuk satu orang warga yang meninggal dunia tertimbun longsor, pihaknya ikut berbelasungkawa. Kejadian ini pihaknya telah meminta Dinas PUPR Tabanan untuk melakukan kajian, sebelum dilakukan perbaikan rumah warga tertimbun longsor. “Kajian ini dimaksud apakah lokasi masih layak dihuni, jangan nanti rumah kita perbaiki malah longsor kembali,” ungkap politisi PDIP asal Desa Beraban, Kediri.

Sementara terkait jalan dan jembatan yang putus akibat dari hujan deras yang berada di Kecamatan Marga menjadi skala prioritas untuk dilakukan perbaikan.

“Tidak boleh menunggu, secepatnya karena itu jalan milik kabupaten. Kalau jalan provinsi kita minta perbaikan dari provinsi. Di lokasi jalan putus juga kita sudah pasang garis polisi,” jelasnya.

Pria yang juga Ketua PMI Tabanan ini menambahkan mengingat situasi sekarang terus terjadi musim hujan, pihaknya menghimbau kepada masyarakat di Tabanan yang tinggal di daerah lereng perbukitan segera melakukan evakuasi mandiri.

Antisipasi lebih dini warga untuk mengungsi sementara waktu bila mana kondisi tempat tinggal rawan longsor. “Pindah dulu tidur, agar tidak terjadi musibah yang merenggut korban jiwa,” tegasnya.

Untuk para camat dan perbekel pihaknya meminta untuk memetakan titik rawan longsor, agar bisa dilakukan antisipasi lebih awal. “Sehingga bilamana terjadi musibah tanggap cepat bisa dilakukan. Khusus daerah rawan longsor Baturiti, Penebel, Pupuan dan Selemadeg Barat dan daerah lainnya,” pungkasnya. (uli)

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/