29.2 C
Jakarta
30 April 2024, 2:02 AM WIB

Amor Ring Acintya, Dilaporkan Hilang, Pekak Mongoh Tewas di Sungai

GIANYAR – Seorang petani berusia 71 tahun, I Wayan Mongoh sempat dinyatakan hilang oleh keluarganya pada Kamis lalu (22/8).

Akhirnya, pada Jumat (23/8) pukul 17.30, pria asal Banjar Lungsiakan, Desa Kedewatan, Kecamatan Ubud, itu ditemukan meninggal dunia di sungai dekat rumahnya.

Menurut tetangga korban, I Wayan Kantra, yang juga mantan perbekel desa Kedewatan, korban sempat meninggalkan rumah pada Kamis pagi (22/8).

Kemudian keluarganya bingung dengan keberadaan korban. Keluarga sempat berusaha mencari korban keliling desa.

Bahkan, warga sempat membunyikan gong, dengan harapan korban berhasil ditemukan. Keluarga korban juga sempat bertanya ke orang pintar, mengenai keberadaan korban.

“Kemarin sempat dicari pakai gong. Tapi baru tadi ditemukan sorenya nyangkut di telabah (sungai, red) Pacekan yang alirannya di belakang rumahnya sendiri,” terangnya.

Akhirnya, korban ditemukan oleh warga yang kebetulan melintas di sungai tersebut pada Jumat sore.

Korban langsung dievakuasi ke rumah duka sekitar pukul 17.50. Setelah dicek pihak kepolisian dan medis, petang kemarin, jasad korban langsung dikubur.

Kesehariannya, korban dikenal sering mengurus sawah. “Setahu saya tidak sempat mengeluh sakit. Sering tiyang (saya, red) ajak kerja di sawah,” jelasnya.

Namun, informasi yang didengar belakangan korban rutin puasa. “Tetapi tadi menantunya bilang kalau sejak empat hari yang lalu almarhum puasa,” terangnya.

Sementara itu, Kapolsek Ubud, Kompol Nyoman Nuryana membenarkan kejadian itu. Usai evakuasi, jasad korban sempat dicek oleh petugas Puskesmas Ubud II.

Ditemukan luka lecet di bagian telinga dan leher kanan. Namun di tubuh korban tidak ada tanda-tanda kekerasan.

Diduga korban jatuh karena terpeleset. “Keluarga menerima kejadian itu sebagai musibah,” pungkasnya. 

GIANYAR – Seorang petani berusia 71 tahun, I Wayan Mongoh sempat dinyatakan hilang oleh keluarganya pada Kamis lalu (22/8).

Akhirnya, pada Jumat (23/8) pukul 17.30, pria asal Banjar Lungsiakan, Desa Kedewatan, Kecamatan Ubud, itu ditemukan meninggal dunia di sungai dekat rumahnya.

Menurut tetangga korban, I Wayan Kantra, yang juga mantan perbekel desa Kedewatan, korban sempat meninggalkan rumah pada Kamis pagi (22/8).

Kemudian keluarganya bingung dengan keberadaan korban. Keluarga sempat berusaha mencari korban keliling desa.

Bahkan, warga sempat membunyikan gong, dengan harapan korban berhasil ditemukan. Keluarga korban juga sempat bertanya ke orang pintar, mengenai keberadaan korban.

“Kemarin sempat dicari pakai gong. Tapi baru tadi ditemukan sorenya nyangkut di telabah (sungai, red) Pacekan yang alirannya di belakang rumahnya sendiri,” terangnya.

Akhirnya, korban ditemukan oleh warga yang kebetulan melintas di sungai tersebut pada Jumat sore.

Korban langsung dievakuasi ke rumah duka sekitar pukul 17.50. Setelah dicek pihak kepolisian dan medis, petang kemarin, jasad korban langsung dikubur.

Kesehariannya, korban dikenal sering mengurus sawah. “Setahu saya tidak sempat mengeluh sakit. Sering tiyang (saya, red) ajak kerja di sawah,” jelasnya.

Namun, informasi yang didengar belakangan korban rutin puasa. “Tetapi tadi menantunya bilang kalau sejak empat hari yang lalu almarhum puasa,” terangnya.

Sementara itu, Kapolsek Ubud, Kompol Nyoman Nuryana membenarkan kejadian itu. Usai evakuasi, jasad korban sempat dicek oleh petugas Puskesmas Ubud II.

Ditemukan luka lecet di bagian telinga dan leher kanan. Namun di tubuh korban tidak ada tanda-tanda kekerasan.

Diduga korban jatuh karena terpeleset. “Keluarga menerima kejadian itu sebagai musibah,” pungkasnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/