25.8 C
Jakarta
26 April 2024, 8:04 AM WIB

Jembatan Penghubung Dua Desa Ambles, Siswa Terpaksa Lewati Sungai

AMLAPURA-Setelah jembatan penghubung Bajar Dinas Banyu Campah-Kebung di Kecamatan Sidemen putus pada Kamis (20/10) lalu, membuat aktivitas warga terganggu. Jembatan tersebut merupakan akses utama warga untuk beraktivitas

Kepala Desa Telaga Tawang I Komang Muja Arsana mengatakan, jembatan tersebut menghubungkan dua desa. Yakni Desa Telaga Tawang dan Talibeng. Bagi masyarakat dari dua desa itu, jembatan yang dibangun tahun 1994 tersebut memiliki peran vital. Baik dari bidang ekonomi, pertanian, pendidikan dan kesehatan. “Dengan situasi saat ini, kami cukup terganggu. Tidak bisa lagi memanfaatkan akses jalan tersebut,” kata Arsana dikonfirmasi Sabtu (22/10).

Jembatan itu menjadi sandaran bagi 1.900 jiwa dengan tiga dusun. Untuk memangkas waktu, terutama pelajar dan petani yang akan melintas, terpaksa melewati sungai Yeh Masin. Namun diakui cukup berisiko, mengingat suatu saat kondisi arus bisa besar. “Terutama bagi siswa yang melewati sungai ketika akan bersekolah. Kalau kondisi hujan dilarang untuk melintas karena cukup berisiko ketika arus sungai deras,” sebut dia.

Sebenarnya, imbuh Arsana, terdapat akses jalan alternatif. Yakni bisa melalui Desa Tri Eka Buana. Hanya saja, jaraknya cukup jauh. Yakni sekitar 10 kilo meter. “Seperti saya ketika mau ke kantor terasa sekali. Karena harus muter hingga 10 kilo meter,” bebernya.

Jembatan tersebut dibangun tahun 1994 hasil dari swadaya masyarakat. Namun di tahun 2003 diambil alih oleh Pemkab Karangasem dan sempat mendapat perawatan di tahun 2003 silam. “Jadi memang cukup tua,” imbuh Arsana.

Setelah dilaporkan kepada Dinas PUPR, rencana perbaikan jembatan baru bisa dilakukan di awal tahun 2023 mendatang. “Rencana kami dengan warga desa ingin membangun jembatan darurat. Minimal bisa dilalui sepeda motor,” tandasnya. (zul)

 

AMLAPURA-Setelah jembatan penghubung Bajar Dinas Banyu Campah-Kebung di Kecamatan Sidemen putus pada Kamis (20/10) lalu, membuat aktivitas warga terganggu. Jembatan tersebut merupakan akses utama warga untuk beraktivitas

Kepala Desa Telaga Tawang I Komang Muja Arsana mengatakan, jembatan tersebut menghubungkan dua desa. Yakni Desa Telaga Tawang dan Talibeng. Bagi masyarakat dari dua desa itu, jembatan yang dibangun tahun 1994 tersebut memiliki peran vital. Baik dari bidang ekonomi, pertanian, pendidikan dan kesehatan. “Dengan situasi saat ini, kami cukup terganggu. Tidak bisa lagi memanfaatkan akses jalan tersebut,” kata Arsana dikonfirmasi Sabtu (22/10).

Jembatan itu menjadi sandaran bagi 1.900 jiwa dengan tiga dusun. Untuk memangkas waktu, terutama pelajar dan petani yang akan melintas, terpaksa melewati sungai Yeh Masin. Namun diakui cukup berisiko, mengingat suatu saat kondisi arus bisa besar. “Terutama bagi siswa yang melewati sungai ketika akan bersekolah. Kalau kondisi hujan dilarang untuk melintas karena cukup berisiko ketika arus sungai deras,” sebut dia.

Sebenarnya, imbuh Arsana, terdapat akses jalan alternatif. Yakni bisa melalui Desa Tri Eka Buana. Hanya saja, jaraknya cukup jauh. Yakni sekitar 10 kilo meter. “Seperti saya ketika mau ke kantor terasa sekali. Karena harus muter hingga 10 kilo meter,” bebernya.

Jembatan tersebut dibangun tahun 1994 hasil dari swadaya masyarakat. Namun di tahun 2003 diambil alih oleh Pemkab Karangasem dan sempat mendapat perawatan di tahun 2003 silam. “Jadi memang cukup tua,” imbuh Arsana.

Setelah dilaporkan kepada Dinas PUPR, rencana perbaikan jembatan baru bisa dilakukan di awal tahun 2023 mendatang. “Rencana kami dengan warga desa ingin membangun jembatan darurat. Minimal bisa dilalui sepeda motor,” tandasnya. (zul)

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/