MANGUPURA -Satgas Pangan bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Badung melakukan pemantauan ketersediaan dan harga minyak goreng curah. Hal ini untuk memastikan kelancaran distribusi dan kestabilan harga minyak goreng curah dilakukan pada saat bulan Ramadhan dan menjelang Hari Raya Idul Fitri 1443 H.
“Kami turun ke lapangan untuk memantau terkait dengan ketersediaan kebutuhan bahan pangan, kelancaran distribusi dan kestabilan harga minyak goreng curah saat bulan suci Ramadhan serta menjelang Hari Raya Idul Fitri,” ujar Asisten Perekonomian dan Pembangunan Kabupaten Badung IB Gede Arjana, Sabtu (23/4).
Kata dia, Jumat (22/4) lalu pemantauan dilakukan di tempat khusus produksi minyak goreng curah di PT. Sawit Tunggal Arta Raya (PT. STAR) Pelabuhan Benoa, Denpasar Selatan.
Hasil pemantauan tersebut, tim gabungan Satgas Pangan dan TPID Badung mencatat bahwa sebelumnya di beberapa pasar tradisional mulai dari pasar tradisional di Kecamatan Petang, Abiansemal dan Mengwi, khusus untuk minyak goreng curah masih memenuhi kendala atau terbatas supply dan distribusinya.
“Untuk itu kami turun ke lapangan untuk memastikan stok langsung ke lokasi distribusi PT STAR Pelabuhan Benoa. Ternyata untuk kebutuhan menjelang Idul Fitri ini untuk wilayah Bali secara umum sudah mencukupi dengan jumlah 2.200 ton disiapkan stok untuk minyak goreng curah,” jelasnya.
Pihaknya berharap dari tim untuk distributor satu ke distributor dua itu sudah lancar dan dari distributor tiga dan seterusnya sampai ke pasar tradisional untuk suplay dan distribusinya lancar. Sehingga harga tidak lebih tinggi dari harga yang ditetapkan pemerintah sesuai dengan peraturan menteri perdagangan nomor 11 tahun 2022 yaitu untuk harga minyak goreng curah itu tertinggi Rp 14.000/liter dan Rp 15.500/kilogram.
“Karena suplai terbatas ke pasar tradisional harga ecerannya masih diatas Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan. Mudah-mudahan dengan lancarnya distribusi nanti HET di pasar tradisional bisa mengikuti keputusan pemerintah pusat,” terangnya.
Sementara Kabag Perekonomian Setda Badung A.A Sagung Rosyawati menambahkan dari pemantauan minyak goreng di pasar tradisional dan pasar modern. Untuk di Pasar Petang Minyak goreng curah stoknya terbatas, harga pada kisaran Rp.18.000 sampai Rp.22.000 per liternya. Begitu juga minyak goreng kemasan stok dan suplai terbatas. Di Pasar Blahkiuh minyak goreng curah stoknya langka, satu pedagang mendapat jatah hanya 1 minggu sekali, dengan kisaran harga Rp. 15 000/botol (600 ml). Minyak goreng kemasan stok dan suplai juga terbatas.
Di Pasar Mengwi minyak goreng curah stoknya terbatas. Pada tanggal 18 April 2022 Satgas Ketahanan Pangan Provinsi Bali bekerjasama dengan CV.Crystal mendistribusikan minyak curah untuk pedagang dan masyarakat umum, harga Rp.14.000/lt – Rp.15.500/kg. Pedagang dan masyarakat umum diperkenankan membeli maksimal 40 liter. Kemudian untuk minyak goreng kemasan stok dan suplai terbatas. Kemudian Tiara Gatsu minyak goreng kemasan stoknya tersedia.
“Suplai dan distribusi minyak goreng dalam kemasan sudah lancar dan harga cenderung stabil pada kisaran Rp.24.400 – Rp.25 650 per liter. Namun suplai dan distribusi minyak curah belum lancar, di pasar- pasar tradisional ditemukan stok yang terbatas dan belum diterapkan HET sesuai ketentuan Peraturan Menteri Perdagangan No 11 Tahun 2022,” bebernya.
Lebih lanjut, atas kondisi ini tentu diperlukan adanya koordinasi dan kerja sama dengan produsen dan distributor untuk meningkatkan suplai dan kelancaran distribusi minyak goreng curah.
Kemudian Satgas Pangan bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Badung telah melakukan pemantauan ke beberapa distributor. Di antaranya Gudang Bulog Sempidi dan CV. Crystal di Jl Cargo Denpasar. Pemantauan tersebut didapat informasi bahwa distributor mendapat suplai minyak goreng dari PT STAR Benoa. Akhirnya, Jumat lalu dilaksanakan pemantauan ke PT.STAR untuk mengetahui produksi, stok dan distribusi minyak goreng curah ke distributor atau konsumen.
“Kami melakukan pemantauan di level distributor pertama yaitu PT. Star. Pada saat melakukan pemantauan sebelumnya ke PT.Cristal (distributor kedua) diperoleh informasi adanya hambatan distribusi distributor pertama,” terangnya.
Sementara hasil yang diperoleh dari pemantauan Jumat lalu, bahwa memang sebelumnya ada hambatan distribusi. Karena sedang ada perbaikan sistem aplikasi yang digunakan. Saat ini distribusi sudah lancar begitu juga dengan ketersediaannya.
“Harapan kami, dengan semakin banyaknya permintaan terhadap minyak curah, agar ketersediaan tidak dibatasi sehingga harga di pasaran sesuai dengan HET,” bebernya.
Untuk diketahui selama 2021 PT. STAR menyalurkan 4.500 ton per tahun atau 375 ton per bulan. Sampai saat ini PT.STAR masih punya stok 1.700 ton. Dalam setahun mereka mendatangkan 2 kapal bermuatan 2.000 sampai 3.000 ton minyak. Minyak ini didatangkan dari beberapa produsen minyak di Kalimantan dan Palembang.