TABANAN – Dinas Kesehatan Tabanan meminta agar masyarakat waspada ditengah mulai munculnya kasus demam berdarah (DB). Selain itu Dinkes Tabanan sudah mencatat ada sebanyak 15 kasus baru ditemukan pada pertengah bulan April ini. Temuan kasus baru DB tersebut mulai terjadi di tengah peralihan musim hujan ke kemarau.
Mengantisipasi kondisi demikian Dinkes Tabanan mulai melakukan fogging di beberapa tempat yang ditemukan ada kasus DB. Seperti di Kecamatan Kediri, Tabanan, dan Kerambitan.
Kepala Diskes Tabanan dr I Nyoman Susila menjelaskan, penanganan DB melalui fogging dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan kriteria yang diperoleh dari hasil penyelidikan epidemiologi.
“Misalnya ada kasus DB, nanti petugas Puskesmas akan menganalisa. Apa perlu fogging atau tidak. Selain DB, chikungunya juga kami pantau,” jelas dr Susila, Minggu (24/4).
Terkait perkembangan DB, Kepala Seksi Pencegahan Pengendalian Penyakit Menular Dinkes Tabanan, dr. Desiana Kartifa Dewi, menjelaskan hingga pertengahan bulan ini kasus DB tercatat sekitar 15 kasus.
“Kalau chikungunya tidak ada. Hanya ditemukan pada Desember 2021 dan Januari 2022. Kalau DB, di Januari ada 13 kasus. Terus Februari dan Maret kosong. Tapi bulan ini trennya naik. Sekitar 15 kasus,” jelasnya.
Dia menjelaskan, DB yang tercatat pihaknya merata di tiga kecamatan. Seperti Kediri, Tabanan, dan Kerambitan.
“Kemarin di Kediri, di Suralaga dan Abiantuwung Kelod. Sebelum itu Kerambitan. Mencar-mencar dia. Yang pasti masih di sekitar perkotaan. Di Kecamatan Baturiti dan Pupuan tidak ada. Kemarin di Selemadeg kalau tidak salah juga ada,” ungkapnya.
Dengan adanya kasus baru DB pihaknya mengingatkan masyarakat untuk waspada. Di rumah mereka menerapkan pola hidup sehat dan bersih. Jauhkan atau kubur barang-barang yang mudah tergenang air.
“Terpenting bila mengalami gejala DB sehingga melaporkan kepada petugas kesehatan setempat kami yang berada di desa maupun puskesmas,” pungkasnya.