33.8 C
Jakarta
10 November 2024, 12:00 PM WIB

Tembok Senderan Irigasi Subak Jatiluwih Jebol, 3 Sapi Tertimbun

TABANAN – Sejumlah petani yang berada di Desa Jatiluwih, Penebel, Tabanan mendadak dibuat heboh dengan jebolnya tembok senderan saluran irigasi subak sepanjang 10 meter. Peristiwa tersebut terjadi pada Rabu lalu (30/3), tepat di hari raya pagerwesi.

 

Jebolnya tembok senderan saluran air subak tersebut mengakibatkan lahan pertanian longsor. Tidak hanya itu, seekor sapi milik petani ikut mati tertimbun longsoran tanah.

 

Dari informasi yang diperoleh jebolnya saluran irigasi Subak Anyar, Banjar Gunungsari, Desa Jatiluwih, Kecamatan Penebel, Tabanan, terjadi sekitar pukul 07.00 wita.

 

Sebelum kejadian dua orang petani desa setempat I Gede Made Duryodana, 50, bersama I Nengah Puji alias Pak Bagia, 60, sedang mencari pakan ternak.

 

Kedua saksi mendengar suara gemuruh dari arah atas saluran irigasi. Setelah menengok ke atas, saksi Gede Made Duryodana melihat tembok senderan irigasi sepanjang kurang lebih 10 meter amblas atau jebol disertai dengan air aliran irigasi subak mengalir ke bawah.

 

Sontak, melihat hal itu korban pun langsung menyelamatkan diri dan berlari ke arah utara. Setelah itu, material longsor itu tergerus ke bawah hingga jarak 20-25 meter dan menimbun kandang sapi miliknya. Di kandang sapi tersebut terdapat 3 ekor sapi yakni dua ekor jantan dan satu betina.

 

Selain menimbun kandang miliknya, material longsor juga menimbun sawah milik warga I Nengah Gangga, 37, yang berisi tanaman padi dengan luas sekitar 20 are. Diketahui, tanaman padi milik warga setempat ini baru saja berumur 1 bulan.

 

Kapolsek Penebel, AKP I Nyoman Artadana yang turun langsung bersama dengan BPBD Tabanan menyebut tembok irigasi subak sepanjang 10 meter tersebut jebol karena tak kuat menahan tekanan air. Mengingat wilayah tersebut sejak Selasa lalu diguyur hujan lebat.

 

“Debit dan tekanan air yang keras serta kondisi tembok irigasi sudah lama itu yang menjadi pemicu jebol tembok senderan irigasi subak tersebut,” ungkapnya ketika dikonfirmasi, Rabu kemarin.

 

Dari keterangan warga dan saksi I Gede Made Duryodana, 50, bersama I Nengah Puji, peristiwa jebol tembok senderan irigasi subak tersebut begitu cepat terjadi. Syukur belum banyak petani yang bekerja di sawah saat kejadian.

 

“Jadi kedua saksi ini dengar suara gemuruh dari atas, setelah itu mereka berlari menyelamatkan diri, karena melihat longsoran tanah yang tergerus air,” kata Kapolsek Penebel.

 

Kendati tidak ada korban jiwa dalam peristiwa longsor tersebut, namun, 3 ekor sapi yang berada dalam kandangnya tertimbun longsor. Tidak hanya itu lahan pertanian warga juga tertimbun longsoran tanah.

 

“Setelah dihitung ada sekitar 20 are lahan sawah warga di tanami padi rusak tertimbun longsor. Kerugiannya sekitar Rp 5 Juta,” jelasnya.

 

Untuk penanganan tembok senderan irigasi subak yang jebol belum dilakukan penanganan olah dinas terkait lainnya. Baru sebatas penanganan material longsor.

 

Petani desa sejauh ini telah melapor ke dinas terkait agar segera dapat dilakukan penanganan oleh pemerintah daerah. Pasalnya saluran irigasi tersebut sangat dibutuhkan, mengingat kondisi petani saat ini sedang proses masa tanam.

 

“Kami berharap pula secepat mungkin dilakukan penanganan. Mengenai berapa jumlah kerugian masih dihitung oleh tim BPBD Tabanan,” tandasnya. 

 

TABANAN – Sejumlah petani yang berada di Desa Jatiluwih, Penebel, Tabanan mendadak dibuat heboh dengan jebolnya tembok senderan saluran irigasi subak sepanjang 10 meter. Peristiwa tersebut terjadi pada Rabu lalu (30/3), tepat di hari raya pagerwesi.

 

Jebolnya tembok senderan saluran air subak tersebut mengakibatkan lahan pertanian longsor. Tidak hanya itu, seekor sapi milik petani ikut mati tertimbun longsoran tanah.

 

Dari informasi yang diperoleh jebolnya saluran irigasi Subak Anyar, Banjar Gunungsari, Desa Jatiluwih, Kecamatan Penebel, Tabanan, terjadi sekitar pukul 07.00 wita.

 

Sebelum kejadian dua orang petani desa setempat I Gede Made Duryodana, 50, bersama I Nengah Puji alias Pak Bagia, 60, sedang mencari pakan ternak.

 

Kedua saksi mendengar suara gemuruh dari arah atas saluran irigasi. Setelah menengok ke atas, saksi Gede Made Duryodana melihat tembok senderan irigasi sepanjang kurang lebih 10 meter amblas atau jebol disertai dengan air aliran irigasi subak mengalir ke bawah.

 

Sontak, melihat hal itu korban pun langsung menyelamatkan diri dan berlari ke arah utara. Setelah itu, material longsor itu tergerus ke bawah hingga jarak 20-25 meter dan menimbun kandang sapi miliknya. Di kandang sapi tersebut terdapat 3 ekor sapi yakni dua ekor jantan dan satu betina.

 

Selain menimbun kandang miliknya, material longsor juga menimbun sawah milik warga I Nengah Gangga, 37, yang berisi tanaman padi dengan luas sekitar 20 are. Diketahui, tanaman padi milik warga setempat ini baru saja berumur 1 bulan.

 

Kapolsek Penebel, AKP I Nyoman Artadana yang turun langsung bersama dengan BPBD Tabanan menyebut tembok irigasi subak sepanjang 10 meter tersebut jebol karena tak kuat menahan tekanan air. Mengingat wilayah tersebut sejak Selasa lalu diguyur hujan lebat.

 

“Debit dan tekanan air yang keras serta kondisi tembok irigasi sudah lama itu yang menjadi pemicu jebol tembok senderan irigasi subak tersebut,” ungkapnya ketika dikonfirmasi, Rabu kemarin.

 

Dari keterangan warga dan saksi I Gede Made Duryodana, 50, bersama I Nengah Puji, peristiwa jebol tembok senderan irigasi subak tersebut begitu cepat terjadi. Syukur belum banyak petani yang bekerja di sawah saat kejadian.

 

“Jadi kedua saksi ini dengar suara gemuruh dari atas, setelah itu mereka berlari menyelamatkan diri, karena melihat longsoran tanah yang tergerus air,” kata Kapolsek Penebel.

 

Kendati tidak ada korban jiwa dalam peristiwa longsor tersebut, namun, 3 ekor sapi yang berada dalam kandangnya tertimbun longsor. Tidak hanya itu lahan pertanian warga juga tertimbun longsoran tanah.

 

“Setelah dihitung ada sekitar 20 are lahan sawah warga di tanami padi rusak tertimbun longsor. Kerugiannya sekitar Rp 5 Juta,” jelasnya.

 

Untuk penanganan tembok senderan irigasi subak yang jebol belum dilakukan penanganan olah dinas terkait lainnya. Baru sebatas penanganan material longsor.

 

Petani desa sejauh ini telah melapor ke dinas terkait agar segera dapat dilakukan penanganan oleh pemerintah daerah. Pasalnya saluran irigasi tersebut sangat dibutuhkan, mengingat kondisi petani saat ini sedang proses masa tanam.

 

“Kami berharap pula secepat mungkin dilakukan penanganan. Mengenai berapa jumlah kerugian masih dihitung oleh tim BPBD Tabanan,” tandasnya. 

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/