27.1 C
Jakarta
22 November 2024, 1:40 AM WIB

Anjing Mengamuk di Busungbiu, Gigit 5 Orang Warga

SINGARAJA– Seekor anjing mengamuk di Desa Busungbiu. Anjing liar itu menggigit 5 orang warga, hingga mengalami luka robek. Salah seorang diantaranya harus dirujuk ke RS Sanglah Denpasar karena mengalami luka pada bagian kepala.

 

Insiden itu terjadi pada pukul 07.00 pagi kemarin (31/5). Warga yang sedang berjalan di tepi jalan raya, mendadak digigit oleh anjing yang berwarna krem itu. Dampaknya warga mengalami luka robek pada bagian tangan dan kaki.

 

Ada 5 orang yang mengalami luka. Masing-masing Wayan Guat, Made Sinteg, Luh Indrawati, Ketut Kulini, dan Luh Merta. Para korban dilarikan ke Puskesmas Buleleng I untuk perawatan luka. Mereka selanjutnya dirujuk ke Puskesmas Buleleng II untuk mendapatkan vaksin.

 

Khusus Luh Merta, sempat dirujuk ke RSUD Tangguwisia. Karena lukanya terbilang parah. Dia mengalami luka gigitan pada telinga, mulut, serta pelipis. “Mertua saya habis jualan daun. Kemudian ketemu anjing itu. Mertua saya dikejar dan langsung gigit mertua saya,” kata Ketut Susantini, menantu dari Luh Merta. Belakangan Luh Merta harus dirujuk ke RS Sanglah Denpasar.

 

Perbekel Busungbiu, Nyoman Suartama mengungkapkan, peristiwa itu cukup menggelisahkan warga. Menurutnya peristiwa serupa sempat terjadi sebulan lalu. Ketika itu 5 orang warga juga digigit anjing liar. Setelah dilakukan uji sampel, ternyata anjing itu dinyatakan positif rabies.

“Syukurnya kan waktu itu cepat tertangani. Mereka langsung dapat vaksin anti rabies,” kata Suartama.

 

Kemarin peristiwa serupa terulang kembali. Setelah anjing itu mengamuk, sejumlah warga membunuh anjing itu. Insiden langsung dilaporkan pada Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) di Kecamatan Busungbiu.

Lantaran peristiwa serupa terus berulang, pihaknya mengusulkan eleminasi terhadap anjing liar. Usulan itu akan disampaikan dalam forum paruman desa pada Rabu (1/6) hari ini. Usul itu disampaikan pada seluruh masyarakat dan komponen adat. Hal itu terpaksa dilakukan, karena Perdes Rabies yang disahkan pada 2018 lalu, belum mampu menyelesaikan masalah penyebaran rabies.

 

“Setelah sekian kali kejadian, kami tanya ke warga tidak ada yang mau mengakui anjing itu. Karena memang sanksi di perdes itu cukup berat. Sekarang kami usulkan agar dilakukan eleminasi, khusus untuk anjing liar. Nanti anjing yang dipelihara, biar dipasang kalung lalu diikat atau dikandangkan. Biar tidak terulang lagi. Kalau adat menyetujui, kami dari desa dinas akan menyurati Dinas Pertanian,” ujarnya.

 

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Buleleng dr. Sucipto mengatakan, dinkes berusaha memastikan stok vaksin dalam kondisi aman. Menurutnya Dinkes Buleleng telah menyiapkan anggaran untuk pembelian 6.000 vial vaksin. Vaksin itu akan dikirim dalam dua tahap.

 

Khusus 3.000 vial yang dikirim pada awal tahun lalu, ternyata sudah habis. Karena kasus gigitan melonjak tajam dalam 2 bulan terakhir. “Hari ini, kami dapat seribu vial dari Dinkes Provinsi. Kami juga sudah minta ke penyedia, agar 3.000 vial selanjutnya segera dikirim. Karena kondisinya mendesak,” kata Sucipto.

 

Terkait kasus gigitan di Desa Busungbiu, pihaknya telah melakukan penanganan terkait hal itu. “Khusus yang kena gigitan di kepala, kami sudah ajukan permintaan SAR (Serum Anti Rabies, Red) ke Dinkes Bali. Karena SAR hanya ada di provinsi. Ini tergolong kasus extra ordinary,” imbuhnya.

 

Dia pun mengimbau agar masyarakat lebih bertanggungjawab dalam memelihara hewan penyebar rabies. Utamanya anjing. Hewan tersebut harus diikat atau dikandangkan. Apabila mengalami gigitan, warga diminta mencuci luka dengan air mengalir dan sabun, serta diberi antiseptik. Setiap kasus gigitan juga harus dilaporkan ke rabies centre agar cepat mendapat penanganan. (eps)

 

 

SINGARAJA– Seekor anjing mengamuk di Desa Busungbiu. Anjing liar itu menggigit 5 orang warga, hingga mengalami luka robek. Salah seorang diantaranya harus dirujuk ke RS Sanglah Denpasar karena mengalami luka pada bagian kepala.

 

Insiden itu terjadi pada pukul 07.00 pagi kemarin (31/5). Warga yang sedang berjalan di tepi jalan raya, mendadak digigit oleh anjing yang berwarna krem itu. Dampaknya warga mengalami luka robek pada bagian tangan dan kaki.

 

Ada 5 orang yang mengalami luka. Masing-masing Wayan Guat, Made Sinteg, Luh Indrawati, Ketut Kulini, dan Luh Merta. Para korban dilarikan ke Puskesmas Buleleng I untuk perawatan luka. Mereka selanjutnya dirujuk ke Puskesmas Buleleng II untuk mendapatkan vaksin.

 

Khusus Luh Merta, sempat dirujuk ke RSUD Tangguwisia. Karena lukanya terbilang parah. Dia mengalami luka gigitan pada telinga, mulut, serta pelipis. “Mertua saya habis jualan daun. Kemudian ketemu anjing itu. Mertua saya dikejar dan langsung gigit mertua saya,” kata Ketut Susantini, menantu dari Luh Merta. Belakangan Luh Merta harus dirujuk ke RS Sanglah Denpasar.

 

Perbekel Busungbiu, Nyoman Suartama mengungkapkan, peristiwa itu cukup menggelisahkan warga. Menurutnya peristiwa serupa sempat terjadi sebulan lalu. Ketika itu 5 orang warga juga digigit anjing liar. Setelah dilakukan uji sampel, ternyata anjing itu dinyatakan positif rabies.

“Syukurnya kan waktu itu cepat tertangani. Mereka langsung dapat vaksin anti rabies,” kata Suartama.

 

Kemarin peristiwa serupa terulang kembali. Setelah anjing itu mengamuk, sejumlah warga membunuh anjing itu. Insiden langsung dilaporkan pada Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) di Kecamatan Busungbiu.

Lantaran peristiwa serupa terus berulang, pihaknya mengusulkan eleminasi terhadap anjing liar. Usulan itu akan disampaikan dalam forum paruman desa pada Rabu (1/6) hari ini. Usul itu disampaikan pada seluruh masyarakat dan komponen adat. Hal itu terpaksa dilakukan, karena Perdes Rabies yang disahkan pada 2018 lalu, belum mampu menyelesaikan masalah penyebaran rabies.

 

“Setelah sekian kali kejadian, kami tanya ke warga tidak ada yang mau mengakui anjing itu. Karena memang sanksi di perdes itu cukup berat. Sekarang kami usulkan agar dilakukan eleminasi, khusus untuk anjing liar. Nanti anjing yang dipelihara, biar dipasang kalung lalu diikat atau dikandangkan. Biar tidak terulang lagi. Kalau adat menyetujui, kami dari desa dinas akan menyurati Dinas Pertanian,” ujarnya.

 

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Buleleng dr. Sucipto mengatakan, dinkes berusaha memastikan stok vaksin dalam kondisi aman. Menurutnya Dinkes Buleleng telah menyiapkan anggaran untuk pembelian 6.000 vial vaksin. Vaksin itu akan dikirim dalam dua tahap.

 

Khusus 3.000 vial yang dikirim pada awal tahun lalu, ternyata sudah habis. Karena kasus gigitan melonjak tajam dalam 2 bulan terakhir. “Hari ini, kami dapat seribu vial dari Dinkes Provinsi. Kami juga sudah minta ke penyedia, agar 3.000 vial selanjutnya segera dikirim. Karena kondisinya mendesak,” kata Sucipto.

 

Terkait kasus gigitan di Desa Busungbiu, pihaknya telah melakukan penanganan terkait hal itu. “Khusus yang kena gigitan di kepala, kami sudah ajukan permintaan SAR (Serum Anti Rabies, Red) ke Dinkes Bali. Karena SAR hanya ada di provinsi. Ini tergolong kasus extra ordinary,” imbuhnya.

 

Dia pun mengimbau agar masyarakat lebih bertanggungjawab dalam memelihara hewan penyebar rabies. Utamanya anjing. Hewan tersebut harus diikat atau dikandangkan. Apabila mengalami gigitan, warga diminta mencuci luka dengan air mengalir dan sabun, serta diberi antiseptik. Setiap kasus gigitan juga harus dilaporkan ke rabies centre agar cepat mendapat penanganan. (eps)

 

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/