33.4 C
Jakarta
22 November 2024, 13:40 PM WIB

Duh, Wabah Penyakit Mulut dan Kuku Hantui Buleleng

SINGARAJA– Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) ternyata merebak pula di Kabupaten Buleleng. Sejumlah sapi milik peternak di Desa Lokapaksa, Kecamatan Seririt terinfeksi penyakit tersebut. Sapi-sapi itu telah disembelih untuk mencegah penularan yang lebih masif.

Penyakit itu pertama kali dilaporkan pada 9 Juni lalu. Saat itu peternak melaporkan kondisi sapi mereka yang mengalami hyper-saliva atau kelebihan air liur. Setelah dilakukan pengecekan di laboratorium, ternyata sapi itu memang benar terinfeksi PMK.

Virus itu ditemukan di salah satu kandang komunal milik peternak. Di kandang itu ada 21 ekor sapi Bali yang dipelihara. Namun hanya ada 8 ekor saja yang dinyatakan terkonfirmasi positif PMK. Sedangkan sapi-sapi lainnya langsung dipisahkan dan diberikan perlakuan khusus, agar tidak terjangkit PMK.

“Untuk yang 8 ekor itu sudah stomping out (disembelih) untuk mencegah penularan. Sedangkan yang lainnya masih dipantau. Dalam waktu dekat akan diperiksa lagi, karena berpotensi tertular atau menularkan juga,” kata Kepala Dinas Pertanian Buleleng, I Made Sumiarta saat ditemui kemarin (2/7).

Informasi yang dihimpun Jawa Pos Radar Bali, diduga infeksi PMK di Desa Lokapaksa diduga berasal dari kerbau. Peternak sempat menyembelih seekor kerabu pada 5 Juni lalu. Konon kerbau itu didatangkan dari Kabupaten Jembrana. Saat ini Jembrana juga diketahui sebagai salah satu kabupaten yang terdapat virus PMK.

Dikonfirmasi hal tersebut, Sumiarta mengaku tak dapat memastikan hal tersebut. “Memang ada informasi seperti itu. Tapi kami belum bisa memastikan. Karena sampel daging dari kerbau itu sudah tidak ada, jadi tidak bisa dicek,” ujarnya.

Mengantisipasi menyebarnya virus PMK, Sumiarta mengatakan pemerintah telah membatasi aktivitas keluar masuk hewan ternak. Saat ini lalu lintas hewan ternak telah dihentikan. Peternak dilarang membawa masuk maupun mengeluarkan hewan ternak mereka ke luar desa. Lebih lagi ke luar daerah.

Mantan Kabag Umum Setda Buleleng itu mengatakan, pihaknya telah melakukan sosialisasi pembatasan lalu lintas ternak. Utamanya di Desa Lokapaksa. Sejauh ini masyarakat dapat memahami hal tersebut.

Selain itu, pihaknya juga telah mengajukan permohonan vaksin pada Kementerian Pertanian. Permohonan itu diajukan secara kolektif melalui Pemprov Bali. Apabila disetujui, rencananya vaksinasi akan dilakukan pada pekan depan. Vaksinasi akan menyasar hewan ternak yang rentan terkena virus PMK.

Dinas Pertanian juga membagikan disinfektan pada peternak. Mereka diminta menerapkan bio security yang ketat. Disinfektan juga harus disemprotkan secara berkala, sehingga virus yang berpotensi menginfeksi hewan ternak, dapat dibasmi.

Meski menerapkan sejumlah pembatasan, Sumiarta mengatakan para peternak masih boleh menyembelih hewan mereka. Dengan catatan hewan itu disembelih di tempat atau di kandang. Setelah disembelih, dilakukan penyemprotan disinfektan guna mencegah munculnya virus.

Daging hewan yang terinfeksi PMK juga masih bisa dikonsumsi. Sebab penyakit itu bukan penyakit yang bisa menular dari hewan ke manusia. Sumiarta menyatakan bagian kaki, jeroan, dan kepala hewan yang terinfeksi PMK, tidak boleh dikonsumsi. “Bagian lainnya boleh dikonsumsi, sepanjang dimasak dengan pola yang sehat dan benar,” tegasnya.

Sekadar diketahui saat ini populasi sapi Bali di Kabupaten Buleleng mencapai 153 ribu ekor. Hampir 30 persen diantaranya ada di Kecamatan Gerokgak. Kini pemerintah berusaha membatasi lalu lintas hewan, guna mencegah terjadinya wabah yang lebih luas. (eps)

SINGARAJA– Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) ternyata merebak pula di Kabupaten Buleleng. Sejumlah sapi milik peternak di Desa Lokapaksa, Kecamatan Seririt terinfeksi penyakit tersebut. Sapi-sapi itu telah disembelih untuk mencegah penularan yang lebih masif.

Penyakit itu pertama kali dilaporkan pada 9 Juni lalu. Saat itu peternak melaporkan kondisi sapi mereka yang mengalami hyper-saliva atau kelebihan air liur. Setelah dilakukan pengecekan di laboratorium, ternyata sapi itu memang benar terinfeksi PMK.

Virus itu ditemukan di salah satu kandang komunal milik peternak. Di kandang itu ada 21 ekor sapi Bali yang dipelihara. Namun hanya ada 8 ekor saja yang dinyatakan terkonfirmasi positif PMK. Sedangkan sapi-sapi lainnya langsung dipisahkan dan diberikan perlakuan khusus, agar tidak terjangkit PMK.

“Untuk yang 8 ekor itu sudah stomping out (disembelih) untuk mencegah penularan. Sedangkan yang lainnya masih dipantau. Dalam waktu dekat akan diperiksa lagi, karena berpotensi tertular atau menularkan juga,” kata Kepala Dinas Pertanian Buleleng, I Made Sumiarta saat ditemui kemarin (2/7).

Informasi yang dihimpun Jawa Pos Radar Bali, diduga infeksi PMK di Desa Lokapaksa diduga berasal dari kerbau. Peternak sempat menyembelih seekor kerabu pada 5 Juni lalu. Konon kerbau itu didatangkan dari Kabupaten Jembrana. Saat ini Jembrana juga diketahui sebagai salah satu kabupaten yang terdapat virus PMK.

Dikonfirmasi hal tersebut, Sumiarta mengaku tak dapat memastikan hal tersebut. “Memang ada informasi seperti itu. Tapi kami belum bisa memastikan. Karena sampel daging dari kerbau itu sudah tidak ada, jadi tidak bisa dicek,” ujarnya.

Mengantisipasi menyebarnya virus PMK, Sumiarta mengatakan pemerintah telah membatasi aktivitas keluar masuk hewan ternak. Saat ini lalu lintas hewan ternak telah dihentikan. Peternak dilarang membawa masuk maupun mengeluarkan hewan ternak mereka ke luar desa. Lebih lagi ke luar daerah.

Mantan Kabag Umum Setda Buleleng itu mengatakan, pihaknya telah melakukan sosialisasi pembatasan lalu lintas ternak. Utamanya di Desa Lokapaksa. Sejauh ini masyarakat dapat memahami hal tersebut.

Selain itu, pihaknya juga telah mengajukan permohonan vaksin pada Kementerian Pertanian. Permohonan itu diajukan secara kolektif melalui Pemprov Bali. Apabila disetujui, rencananya vaksinasi akan dilakukan pada pekan depan. Vaksinasi akan menyasar hewan ternak yang rentan terkena virus PMK.

Dinas Pertanian juga membagikan disinfektan pada peternak. Mereka diminta menerapkan bio security yang ketat. Disinfektan juga harus disemprotkan secara berkala, sehingga virus yang berpotensi menginfeksi hewan ternak, dapat dibasmi.

Meski menerapkan sejumlah pembatasan, Sumiarta mengatakan para peternak masih boleh menyembelih hewan mereka. Dengan catatan hewan itu disembelih di tempat atau di kandang. Setelah disembelih, dilakukan penyemprotan disinfektan guna mencegah munculnya virus.

Daging hewan yang terinfeksi PMK juga masih bisa dikonsumsi. Sebab penyakit itu bukan penyakit yang bisa menular dari hewan ke manusia. Sumiarta menyatakan bagian kaki, jeroan, dan kepala hewan yang terinfeksi PMK, tidak boleh dikonsumsi. “Bagian lainnya boleh dikonsumsi, sepanjang dimasak dengan pola yang sehat dan benar,” tegasnya.

Sekadar diketahui saat ini populasi sapi Bali di Kabupaten Buleleng mencapai 153 ribu ekor. Hampir 30 persen diantaranya ada di Kecamatan Gerokgak. Kini pemerintah berusaha membatasi lalu lintas hewan, guna mencegah terjadinya wabah yang lebih luas. (eps)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/