SINGARAJA– Adanya jalan terputus ini, Camat Seririt, Buleleng, ini, I Gusti Putu Ngurah Mastika, mengatakan bahwa hujan yang terjadi pada Selasa sore terbilang tak biasa. Akibatnya debit air menjadi besar. Saluran yang ada juga tak mampu menampung air. Sehingga sejumlah lokasi mengalami bencana.
Menurutnya aparat desa telah diminta melakukan pendataan terhadap kerusakan. “Nanti akan kami teruskan laporannya ke BPBD. Mudah-mudahan nanti korban bencana itu bisa dapat bantuan. Khusus akses jalan yang rusak, nanti kami laporkan juga ke Dinas PU supaya dapat prioritas perbaikan tahun depan,” katanya.
Mastika mengungkapkan, dari hasil pengamatan awal, titik terparah ada di sepanjang Jalan Raya Singaraja-Denpasar. Mulai dari RSUD Tangguwisia hingga depan Lapangan Umum Seririt. Biasanya banjir akan surut dalam waktu satu jam.
Namun saat banjir pada Selasa lalu, air baru surut pada jam 20.00 malam.
Diduga banjir di sepanjang jalan itu disebabkan saluran drainase yang mulai mengalami pendangkalan. Ditambah lagi batang-batang kayu berukuran besar yang menyumbat saluran air. Ditambah lagi debit air dari hulu cukup besar. Sehingga air meluber ke jalan raya dan memicu banjir.
“Sebenarnya drainase itu kan baru dua tahun lalu diperbaiki. Memang sedimentasinya tebal sekali. Kami sudah usulkan pada BPBD dan petugas dari Balai Jalan, supaya jembatan di perbatasan Tangguwisia dan Sulanyah itu bisa dibuat lebih tinggi. Selain itu memang butuh normalisasi, karena sudah ada pendangkalan,” demikian Mastika.
Seperti diberitakan sebelumnya ruas Jalan Raya Singaraja-Seririt, terendam banjir. Ketinggian air bahkan mencapai lutut orang dewasa. Kendaraan akhirnya dialihkan melalui Jalan Raya Bubunan-Joanyar. Hanya kendaraan seperti truk dan bus yang diizinkan melintas di Jalan Raya Singaraja-Seririt. (eka prasetya)