SINGARAJA – Sebanyak 92 orang lulusan sekolah dasar di Buleleng diduga drop out alias tak melanjutkan pendidikan ke jenjang SMP. Data itu berasal dari hasil identifikasi sementara yang dilakukan oleh kepala sekolah dan koordinator wilayah di seluruh Buleleng.
Mengacu data yang dikeluarkan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Buleleng, 92 orang siswa itu berasal dari 40 sekolah yang berbeda. Uniknya sebagian besar memilih drop out karena tidak ingin melanjutkan sekolah.
Berdasarkan catatan, ada 56 orang siswa yang tidak mau melanjutkan pendidikan ke jenjang SMP. Sedangkan yang drop out karena alasan biaya, hanya 17 orang saja.
Kepala Disdikpora Buleleng Made Astika mengatakan, sejak beberapa tahun terakhir penyebab drop out mulai bergeser. Pada tahun 2016 lalu, penyebab drop out dipicu masalah kemiskinan. Namun dari tahun ke tahun, masalah kemiskinan tidak lagi dominan.
“Sekarang yang dominan itu karena memang anaknya tidak mau sekolah. Itu ada 60 persen yang memang tidak mau sekolah ke SMP. Ini membutuhkan pendekatan yang berbeda,” kata Astika saat dihubungi Rabu (13/7).
Menurut Astika pihaknya akan melakukan pendekatan secara personal pada anak yang menolak sekolah. Pendekatan juga akan dilakukan pada orang tua yang bersangkutan. Pendekatan akan dilakukan selama sebulan ini. Dengan harapan mereka bersedia bersekolah kembali. “Kami upayakan mereka masuk di sekolah formal. Kalau memang tidak bisa masuk ke formal, kami upayakan masuk ke kejar paket. Supaya mereka mendapat pendidikan dasar 9 tahun,” ujarnya.
Bagaimana dengan siswa yang miskin? Astika menegaskan pemerintah akan memfasilitasi kebutuhan siswa. Mulai dari seragam sekolah, beasiswa, hingga biaya transportasi bila dibutuhkan. (eps)