SINGARAJA– Nelayan di Buleleng mengeluh kesulitan mendapatkan bensin, utamanya jenis pertalite. Padahal bensin tersebut menjadi kebutuhan utama nelayan untuk melaut.
Sejak sepekan terakhir, para nelayan mulai mengeluh mendapatkan bensin tersebut. Biasanya mereka dengan mudah mendapatkan bensin di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) terdekat. Sayangnya kini pembelian bensin justru dibatasi.
Di kawasan Kubutambahan misalnya. Nelayan bisa melaut dengan jarak 30-35 mil. Konsumsi bensin untuk perjalanan pulang pergi, bisa mencapai puluhan liter bahkan seratusan liter. Sementara kini pembelian bensin pertalite justru dibatasi maksimal 60 liter.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (DKPP) Buleleng, I Gede Putra Aryana mengaku saat ini dengan regulasi terbaru, nelayan tak bisa membeli bensin dalam jumlah banyak. Pembelian bensin yang diizinkan maksimal 60 liter dengan batas sebanyak 2 buah jirigen. Dengan catatan nelayan menyodorkan kartu nelayan.
“Sekarang memang ada batasan pembelian. Kalau dulu kan bebas. Bisa beli sebanyak-banyaknya. Kemudian disimpan untuk seminggu. Sekarang sekali melaut, sudah habis bensin segitu. Jadi harus tiap hari ke SPBU,” katanya.
Ia mengaku sudah menjalin komunikasi dengan pengelola SPBU. Guna memastikan para nelayan mendapat pasokan bensin untuk melaut. Putra juga menegaskan, nelayan tak perlu mencari surat rekomendasi dari dinas setempat.
“Rekomendasi itu hanya untuk BBM tertentu, seperti solar dan minyak tanah. Kalau pertalite tidak perlu. Sudah saya komunikasikan dengan pengelola SPBU. Jadi nelayan tetap bisa dapat bensin untuk melaut,” tegasnya.