SINGARAJA– Para pelancong dari arah Denpasar, dihimbau tak menggunakan aplikasi penunjuk jalan. Baik itu aplikasi Google Maps, Waze, atau aplikasi sejenis. Penyebabnya, banyak pengguna jalan yang celaka saat melalui jalur yang disarankan oleh aplikasi-aplikasi tersebut.
Jalur yang paling rawan ialah Jalan Raya Tigawasa-Kaliasem. Dalam dua bulan terakhir, sudah tiga kali terjadi kecelakaan di jalur tersebut. Peristiwa pertama terjadi pada 22 September lalu, kemudian terjadi lagi pada Minggu (2/10). Terakhir peristiwa serupa kembali terjadi pada Rabu (19/10).
Peristiwa terakhir terjadi pada pukul 10.15 pagi kemarin. Mobil dengan nomor polisi AG 1653 LI yang dikemudikan Arif Kurniawan, 36, warga Tigaraksa, Tanggerang, menabrak tebing. Diduga rem kendaraan dalam kondisi blong sehingga pengemudi memilih menabrakkan kendaraan ke tebing.
Selain pengemudi, di dalam mobil juga ada empat orang penumpang yang tak diketahui identitasnya. Polisi menyatakan pengemudi maupun penumpang dinyatakan selamat, tak ada seorang pun yang mengalami luka apalagi menjalani perawatan.
Warga setempat, Ketut Sujana mengaku sudah berkali-kali terjadi kecelakaan di ruas tersebut. korban kecelakaan merupakan pelancong yang datang dari arah Denpasar hendak menuju Lovina. Sujana menyebut kebanyakan korban mengikuti petunjuk arah dari aplikasi penunjuk jalan.
Ia menyebut hampir tiap tahun ada saja pengendara yang kehilangan nyawa di jalur tersebut. “Mobil itu sudah beberapa kali terguling. Sebulan ini saja sudah tiga kali. Pernah juga ada yang naik motor matic sudah blong dari atas,” ungkap Sujana.
Penelusuran Jawa Pos Radar Bali, aplikasi penunjuk jalan memang cenderung menunjukkan ruas Jalan Raya Tigawasa-Kaliasem. Ruas tersebut lebih dekat dan jarak tempuhnya lebih singkat, bila dibandingkan melalui jalur utama Jalan Raya Singaraja-Denpasar. Masalahnya ruas Tigawasa-Kaliasem sangat ekstrem. Bahkan warga setempat menghindari ruas jalan tersebut bila menggunakan kendaraan matik.
Kapolsek Banjar Kompol Gusti Nyoman Sudarsana yang dihubungi terpisah mengatakan, ruas jalan tersebut sangat ekstrem. Jalur itu sangat tidak bersahabat, terutama bagi yang pertama kali melintas di sana.
“Setiap kami tanya, alasannya mereka mengikuti petunjuk di aplikasi. Memang aplikasi itu cenderung menunjukkan jarak yang lebih dekat dan waktu tempuh yang lebih cepat,” ujar Sudarsana.
Pihak kepolisian sebenarnya telah memasang rambu dan spanduk himbauan sejak bulan Mei lalu. Pengguna jalan dihimbau melalui ruas Jalan Raya Desa Tigawasa yang lebih bersahabat bagi pengguna jalan. Faktanya masih ada saja kendaraan yang celaka di Jalan Raya Tigawasa-Kaliasem.
Ia pun menghimbau agar masyarakat menghindari penggunaan aplikasi penunjuk jalan. Bila datang dari arah Denpasar, pelancong dianjurkan mengikuti rambu lalu lintas dan mengikuti ruas utama, yakni Jalan Raya Singaraja-Denpasar.
“Kalau memang mau pakai aplikasi, lebih baik masukkan tujuan ke Singaraja dulu. Setelah itu baru masukkan tujuan berikutnya ke Lovina. Jadi jalurnya lebih aman,” demikian Sudarsana. (eps)