28.4 C
Jakarta
30 April 2024, 4:04 AM WIB

PHRI Buleleng Usul Insentif Bagi Wisatawan

SINGARAJA– Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Buleleng, mengusulkan agar pemerintah memberikan insentif bagi wisatawan yang berkunjung ke Bali. Insentif itu diyakini mampu meningkatkan kunjungan wisatawan. Apalagi pemerintah telah menerapkan relaksasi bagi pelaku perjalanan dalam negeri maupun luar negeri.

 

Ketua PHRI Buleleng, Dewa Ketut Suardipa mengungkapkan, bulan Juli hingga Agustus biasanya akan menjadi peak season kunjungan wisatawan mancanegara. Namun, booking kamar pada periode tersebut belum menggembirakan.

 

“Kami harap ada insentif untuk menarik wisatawan. Misalnya diskon tiket pesawat atau paket wisata murah. Bisa tiru Tiongkok dan Thailand yang melakukan langkah ini. Karena wisatawan itu akan belanja di Bali. Jadi multiplier effect-nya akan terasa,” ujar Suardipa.

 

Dewa Dipa juga memandang pemerintah perlu membuka rute penerbangan langsung ke Bali. Sehingga koneksi Bali dengan negara-negara pasar wisatawan, khususnya Eropa, semakin terbuka.

Selain itu, PHRI Buleleng juga mengusulkan agar pemerintah mengadakan kembali masa cuti bersama. Sebab kebijakan itu terbukti mendatangkan kunjungan wisatawan domestik secara signifikan. Saat kebijakan itu diberlakukan pada awal Mei lalu, tingkat kunjungan wisdom di Buleleng meningkat secara signifikan.

 

PHRI Buleleng mencatat rata-rata hunian hotel di wilayah Pemuteran dan Munduk mencapai 80 persen. Sementara di wilayah Lovina mencapai 90 persen. Hanya di wilayah Tejakula yang masih stagnan pada angka 20 persen.

 

Ia berpendapat cuti bersama paling tidak diadakan dua kali dalam setahun. “Selain saat lebaran, bisa juga saat hari kemerdekaan. Karena saat anak-anak libur dan orang tuanya libur, mereka pasti mau liburan ke luar kota. Jadi itu bisa meningkatkan perekonomian,” demikian Dewa Dipa. (eps)

 

SINGARAJA– Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Buleleng, mengusulkan agar pemerintah memberikan insentif bagi wisatawan yang berkunjung ke Bali. Insentif itu diyakini mampu meningkatkan kunjungan wisatawan. Apalagi pemerintah telah menerapkan relaksasi bagi pelaku perjalanan dalam negeri maupun luar negeri.

 

Ketua PHRI Buleleng, Dewa Ketut Suardipa mengungkapkan, bulan Juli hingga Agustus biasanya akan menjadi peak season kunjungan wisatawan mancanegara. Namun, booking kamar pada periode tersebut belum menggembirakan.

 

“Kami harap ada insentif untuk menarik wisatawan. Misalnya diskon tiket pesawat atau paket wisata murah. Bisa tiru Tiongkok dan Thailand yang melakukan langkah ini. Karena wisatawan itu akan belanja di Bali. Jadi multiplier effect-nya akan terasa,” ujar Suardipa.

 

Dewa Dipa juga memandang pemerintah perlu membuka rute penerbangan langsung ke Bali. Sehingga koneksi Bali dengan negara-negara pasar wisatawan, khususnya Eropa, semakin terbuka.

Selain itu, PHRI Buleleng juga mengusulkan agar pemerintah mengadakan kembali masa cuti bersama. Sebab kebijakan itu terbukti mendatangkan kunjungan wisatawan domestik secara signifikan. Saat kebijakan itu diberlakukan pada awal Mei lalu, tingkat kunjungan wisdom di Buleleng meningkat secara signifikan.

 

PHRI Buleleng mencatat rata-rata hunian hotel di wilayah Pemuteran dan Munduk mencapai 80 persen. Sementara di wilayah Lovina mencapai 90 persen. Hanya di wilayah Tejakula yang masih stagnan pada angka 20 persen.

 

Ia berpendapat cuti bersama paling tidak diadakan dua kali dalam setahun. “Selain saat lebaran, bisa juga saat hari kemerdekaan. Karena saat anak-anak libur dan orang tuanya libur, mereka pasti mau liburan ke luar kota. Jadi itu bisa meningkatkan perekonomian,” demikian Dewa Dipa. (eps)

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/