30 C
Jakarta
23 September 2024, 20:01 PM WIB

Gegara KIS Terblokir, Sekeluarga Korban Gigitan Anjing Harus Bayar Biaya Pelayanan Vaksin

SINGARAJA– Satu keluarga di Banjar Dinas Kaja Kauh, Desa Sudaji menjadi korban gigitan anjing. Namun, saat mencari vaksin anti rabies (VAR) ke RSUD Giri Emas, keluarga ini justru harus merogoh kocek. Sejatinya VAR gratis!

Usut punya usut, keluaraga korban gigitan anjing itu diminta bayar biaya pelayanan sebesar Rp 140 ribu. Gegara Kartu Indonesia Sehat (KIS) yang dikantongi ternyata dalam kondisi terblokir.

“Vaksinnya gratis. Tapi untuk menyuntikkan vaksin itu, diminta bayar biaya pelayanan Rp 140 ribu. Masalahnya warga kami ini kurang mampu. Biaya segitu kan lumayan untuk mereka,” kata kata Perbekel Sudaji, Ngurah Fajar Kurniawan kemarin.

Di tempat terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Buleleng dr. Sucipto yang dikonfirmasi terpisah menyatakan Vaksin Anti Rabies (VAR) memang digratiskan. “Jadi yang dibayar itu bukan beli VAR. Tapi biaya pelayanan medis. Kalau tidak ada jaminan kesehatan, dia masuknya ke pasien umum. Itu sudah mengacu peraturan bupati,” kata Sucipto

Seperti diberitak sebelumnya, seekor anjing peliharaan warga tiba-tiba mengamuk di Banjar Dinas Kaja Kauh, Desa Sudaji. Dampaknya sekeluarga mengalami luka akibat perilaku hewan tersebut. Kini hewan itu telah dibunuh. Sampel otak hewan tersebut kini tengah diperiksa di laboratorium Balai Besar Veteriner Denpasar.

Anjing itu sudah cukup lama dipelihara keluarga tersebut. Semula itu merupakan anjing liar, kemudian dipelihara. Namun anjing itu tak pernah diikat atau dikandangkan. Melainkan dilepasliarkan.

Pada akhir pekan lalu perangai anjing mulai berubah. Anjing yang semula jinak berubah menjadi liar. Hingga pada Sabtu (24/9) lalu, anjing tersebut menggigit tiga orang warga yang masih tinggal serumah. Pada Minggu (25/9) anjing kembali menggigit seorang warga, dan Senin kemarin kembali melakukan hal yang sama. Alhasil anjing itu dibunuh pada Senin pagi.

“Sudah ditangkap sama pak kadus dan akhirnya dibunuh. Itu sesuai kesepakatan di kecamatan, kalau ada anjing mengamuk dan menggigit orang banyak, ya langsung ditindaklanjuti. Tadi sampelnya sudah diambil sama dokter hewan,” ujar Perbekel Sudaji, Ngurah Fajar Kurniawan kemarin. (eps)

 

SINGARAJA– Satu keluarga di Banjar Dinas Kaja Kauh, Desa Sudaji menjadi korban gigitan anjing. Namun, saat mencari vaksin anti rabies (VAR) ke RSUD Giri Emas, keluarga ini justru harus merogoh kocek. Sejatinya VAR gratis!

Usut punya usut, keluaraga korban gigitan anjing itu diminta bayar biaya pelayanan sebesar Rp 140 ribu. Gegara Kartu Indonesia Sehat (KIS) yang dikantongi ternyata dalam kondisi terblokir.

“Vaksinnya gratis. Tapi untuk menyuntikkan vaksin itu, diminta bayar biaya pelayanan Rp 140 ribu. Masalahnya warga kami ini kurang mampu. Biaya segitu kan lumayan untuk mereka,” kata kata Perbekel Sudaji, Ngurah Fajar Kurniawan kemarin.

Di tempat terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Buleleng dr. Sucipto yang dikonfirmasi terpisah menyatakan Vaksin Anti Rabies (VAR) memang digratiskan. “Jadi yang dibayar itu bukan beli VAR. Tapi biaya pelayanan medis. Kalau tidak ada jaminan kesehatan, dia masuknya ke pasien umum. Itu sudah mengacu peraturan bupati,” kata Sucipto

Seperti diberitak sebelumnya, seekor anjing peliharaan warga tiba-tiba mengamuk di Banjar Dinas Kaja Kauh, Desa Sudaji. Dampaknya sekeluarga mengalami luka akibat perilaku hewan tersebut. Kini hewan itu telah dibunuh. Sampel otak hewan tersebut kini tengah diperiksa di laboratorium Balai Besar Veteriner Denpasar.

Anjing itu sudah cukup lama dipelihara keluarga tersebut. Semula itu merupakan anjing liar, kemudian dipelihara. Namun anjing itu tak pernah diikat atau dikandangkan. Melainkan dilepasliarkan.

Pada akhir pekan lalu perangai anjing mulai berubah. Anjing yang semula jinak berubah menjadi liar. Hingga pada Sabtu (24/9) lalu, anjing tersebut menggigit tiga orang warga yang masih tinggal serumah. Pada Minggu (25/9) anjing kembali menggigit seorang warga, dan Senin kemarin kembali melakukan hal yang sama. Alhasil anjing itu dibunuh pada Senin pagi.

“Sudah ditangkap sama pak kadus dan akhirnya dibunuh. Itu sesuai kesepakatan di kecamatan, kalau ada anjing mengamuk dan menggigit orang banyak, ya langsung ditindaklanjuti. Tadi sampelnya sudah diambil sama dokter hewan,” ujar Perbekel Sudaji, Ngurah Fajar Kurniawan kemarin. (eps)

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/