SINGARAJA– Masa pandemi covid-19 benar-benar membuat ekonomi di Bali luluh lantak. Tak terkecuali di Kabupaten Buleleng. Dalam kurun waktu setahun saja, angka kemiskinan di Buleleng langsung mengalami kenaikan.
Mengacu data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Buleleng, Pada tahun 2019 lalu angka kemiskinan di Buleleng sebenarnya telah mencapai angka 34.260 jiwa. Angka itu merupakan angka kemiskinan terendah sejak tahun 2010.
Namun pada tahun 2020, angka kemiskinan perlahan meningkat. Saat itu angka kemiskinan naik menjadi 35.250 jiwa. Sementara pada tahun 2021, angka kemiskinan kembali meningkat menjadi 40.920 jiwa. Jumlah itu mencakup 6,12 persen dari penduduk Kabupaten Buleleng.
Wakil Bupati Buleleng dr. I Nyoman Sutjidra, Sp.OG mengungkapkan, mengacu data statistik angka kemiskinan memang mengalami kenaikan sebesar 0,81 persen. Secara angka, kenaikannya mencapai 5.670 jiwa.
Menurutnya kenaikan angka kemiskinan itu dipicu perlambatan ekonomi pada masa pandemi covid-19. “Kita tahu ekonomi kita sangat terdampak. Angka pengangguran naik, kemudian yang di PHK dari bidang pariwisata juga tinggi. Ini berdampak langsung pada angka kemiskinan,” kata Sutjidra.
Ia mengatakan pemerintah kini tengah berupaya agar sektor ekonomi kembali pulih. Sehingga angka kemiskinan bisa turun. Pemerintah menargetkan angka kemiskinan pada tahun 2022 harus berada di bawah angka 6 persen.
Salah satu strategi yang disiapkan adalah mendorong sektor UMKM dan pertanian. Kedua sektor ini terbukti memiliki daya tahan yang tinggi terhadap resesi ekonomi. Sektor-sektor tersebut juga mampu menyerap tenaga kerja.
Disamping itu pemerintah juga berupaya menarik investasi swasta. “Dalam kondisi ekonomi saat ini, swasta mungkin masih menahan diri. Belum berani banyak mengucurkan modal. Tapi kami berusaha, supaya investasi bisa masuk. Karena ini akan menyerap tenaga kerja dan mengurangi angka pengangguran,” demikian Sutjidra. (eps)