27.3 C
Jakarta
21 November 2024, 21:27 PM WIB

KONI Buleleng Menyerah, Tak Siap Jadi Tuan Rumah Cabor Panjat Tebing

SINGARAJA– KONI Buleleng memutuskan “lempar handuk” alias menyerah menjadi tuan rumah cabang olahraga (cabor) panjat tebing pada Porprov 2022 mendatang. Penyebabnya, dibutuhkan renovasi yang memakan biaya cukup besar untuk lintasan panjat tebing.

 

Kemarin (28/6), technical delegate dari cabor panjat tebing melakukan pengecekan lintasan panjat tebing di Lapangan Bhuana Patra Singaraja. Tim dipimpin Ketua Umum Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Provinsi Bali, Putu Yudi Atmika. Dia didampingi Made Langgeng dan Suhardi Eka Prasetya, pengurus FPTI Bali yang ditunjuk sebagai technical delegate.

 

Dari pengecekan tim teknis, ternyata dari tiga lintasan yang tersedia, hanya lintasan pada kategori lead yang memenuhi syarat. Sementara lintasan kategori boulder dan speed masih membutuhkan perbaikan.

 

Khusus lintasan speed dianggap tidak memenuhi syarat karena bergelombang. Seharusnya lintasan untuk kategori speed seluruhnya menggunakan papan yang rata. Sementara untuk boulder, masih dianggap kurang satu lintasan lagi.

 

Ketua Umum FPTI Bali, Putu Yudi Atmika mengatakan, sesuai dengan hasil rapat kerja FPTI Bali, pengurus kabupaten/kota menginginkan agar cabor panjat tebing dilaksanakan di luar wilayah Sarbagita (Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan). Pihaknya telah menjajagi beberapa daerah. Yakni Klungkung, Karangasem, dan terakhir di Buleleng.

 

Setelah melakukan pengecekan lintasan di Kabupaten Buleleng, Yudi mengaku ada banyak catatan yang harus dipenuhi. “Sebenarnya bisa saja dilaksanakan di Buleleng. Asal dari KONI Buleleng bersedia menyiapkan sarana yang layak. Kalau tidak bisa, kami juga tidak akan memaksa. Kami akan laksanakan di lokasi yang sudah memenuhi standar, dalam hal ini di Kabupaten Tabanan,” kata Yudi.

 

Sementara itu, Ketua KONI Buleleng Ketut Wiratmaja menyatakan Buleleng tidak siap menjadi tuan rumah cabor panjat tebing pada Porprov nanti. Sebab dari hitung-hitungan, butuh biaya hingga Rp 373 juta. Biaya itu hanya mencakup renovasi dan perbaikan sejumlah sarana pada kategori boulder dan speed.

 

“Kalau memang biayanya terjangkau, kami masih bisa mengupayakan. Tapi karena biayanya cukup besar, kami dengan berat hati menyatakan tidak siap. Nanti dalam jangka panjang, kami akan duduk bersama dengan FPTI Buleleng. Supaya lintasan yang sudah ada, bisa diperbaiki agar memenuhi standar,” demikian Wiratmaja.

 

Sekadar diketahui pada Porprov 2022, seluruh kabupaten/kota akan gotong royong menjadi tuan rumah penyelenggara kejuaraan. Kabupaten Buleleng kebagian empat cabor. Yakni renang, selam, tenis lapangan, dan atletik. (eps)

SINGARAJA– KONI Buleleng memutuskan “lempar handuk” alias menyerah menjadi tuan rumah cabang olahraga (cabor) panjat tebing pada Porprov 2022 mendatang. Penyebabnya, dibutuhkan renovasi yang memakan biaya cukup besar untuk lintasan panjat tebing.

 

Kemarin (28/6), technical delegate dari cabor panjat tebing melakukan pengecekan lintasan panjat tebing di Lapangan Bhuana Patra Singaraja. Tim dipimpin Ketua Umum Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Provinsi Bali, Putu Yudi Atmika. Dia didampingi Made Langgeng dan Suhardi Eka Prasetya, pengurus FPTI Bali yang ditunjuk sebagai technical delegate.

 

Dari pengecekan tim teknis, ternyata dari tiga lintasan yang tersedia, hanya lintasan pada kategori lead yang memenuhi syarat. Sementara lintasan kategori boulder dan speed masih membutuhkan perbaikan.

 

Khusus lintasan speed dianggap tidak memenuhi syarat karena bergelombang. Seharusnya lintasan untuk kategori speed seluruhnya menggunakan papan yang rata. Sementara untuk boulder, masih dianggap kurang satu lintasan lagi.

 

Ketua Umum FPTI Bali, Putu Yudi Atmika mengatakan, sesuai dengan hasil rapat kerja FPTI Bali, pengurus kabupaten/kota menginginkan agar cabor panjat tebing dilaksanakan di luar wilayah Sarbagita (Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan). Pihaknya telah menjajagi beberapa daerah. Yakni Klungkung, Karangasem, dan terakhir di Buleleng.

 

Setelah melakukan pengecekan lintasan di Kabupaten Buleleng, Yudi mengaku ada banyak catatan yang harus dipenuhi. “Sebenarnya bisa saja dilaksanakan di Buleleng. Asal dari KONI Buleleng bersedia menyiapkan sarana yang layak. Kalau tidak bisa, kami juga tidak akan memaksa. Kami akan laksanakan di lokasi yang sudah memenuhi standar, dalam hal ini di Kabupaten Tabanan,” kata Yudi.

 

Sementara itu, Ketua KONI Buleleng Ketut Wiratmaja menyatakan Buleleng tidak siap menjadi tuan rumah cabor panjat tebing pada Porprov nanti. Sebab dari hitung-hitungan, butuh biaya hingga Rp 373 juta. Biaya itu hanya mencakup renovasi dan perbaikan sejumlah sarana pada kategori boulder dan speed.

 

“Kalau memang biayanya terjangkau, kami masih bisa mengupayakan. Tapi karena biayanya cukup besar, kami dengan berat hati menyatakan tidak siap. Nanti dalam jangka panjang, kami akan duduk bersama dengan FPTI Buleleng. Supaya lintasan yang sudah ada, bisa diperbaiki agar memenuhi standar,” demikian Wiratmaja.

 

Sekadar diketahui pada Porprov 2022, seluruh kabupaten/kota akan gotong royong menjadi tuan rumah penyelenggara kejuaraan. Kabupaten Buleleng kebagian empat cabor. Yakni renang, selam, tenis lapangan, dan atletik. (eps)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/