26.9 C
Jakarta
25 April 2024, 22:46 PM WIB

Cuaca Buruk Selama Bulan Oktober 2022, Hasil Tangkapan Ikan Nelayan Menurun

NEGARA – Produksi perikanan di Jembrana, mencapai tingkat hasil tertinggi pada bulan September. Namun ada bulan Oktober ini menurun akibat cuaca buruk yang terjadi selama bulan Oktober ini, karena banyak nelayan yang memilih istirahat melaut.

Berdasarkan data produksi ikan hasil tangkapan nelayan yang dilelang di tempat pelelangan ikan (TPI) Pengambengan selama sembilan bulan terkahir, sebanyak 10.311.628 kilogram (Kg) atau 10.311,628 ton. Produksi ikan tersebut semua jenis ikan, terutama lemuru yang menjadi komoditi utama, ikan layang dan ikan slengseng.

Jumlah produksi ikan hasil tangkapan ikan setiap bulannya fluktuatif, produksi terbanyak ada bulan September mencapai 1.750.928 kg, Agustus  1.126.276 kg, Juli 652,768 kg, Juni  955.844 kg, Mei 1.098.028 kg, April 1.687.248 kg, Maret 1.284.318 kg, Februari 1.268.520 kg dan Januari 487.698 kg.

Kepala Dinas Perhubungan, Kelautan dan Perikanan Jembrana I Ketut Wardana Naya mengatakan, produksi ikan di Jembrana yang masuk pelelangan ikan di TPI setiap bulannya fluktuatif. Kondisi itu dipengaruhi oleh cuaca yang tidak mendukung, ketika hujan dan angin banyak nelayan tidak melaut. “Pengaruh cuaca sangat besar terhadap produksi,” jelasnya, Kamis (27/10).

Menurutnya, ada bulan Oktober ini memastikan produksi menurun karena cuaca sejak awal bulan sudah tidak mendukung. Hal tersebut bisa dilihat dari jumlah hari kerja dan unit kapal yang beroperasi. “Laporan dari TPI, ada penurunan produksi. Tapi data mengenai jumlah penurunan akhir bulan akan kami rekap,” terangnya.

Menurut sejumlah nelayan, kondisi cuaca yang tidak menentu ini, nelayan tidak melaut lebih jauh seperti biasanya. “Risiko kalau jauh. Sekarang yang dekat saja dulu, seputaran selat Bali,” ujar Ketua HNSI Jembrana I Made Widanayasa.

Perahu nelayan di Jembrana, juga tidak memungkinkan untuk melaut lebih jauh di tengah kondisi cuaca saat ini. Desain perahu hanya untuk onde day fishing, jarak terjauh hanya laut selatan Bali. “Ada yang sampai ke laut jauh, tetapi karena cuaca saat ini tidak memungkin untuk melaut,” ungkapnya.

Karena kondisi cuaca yang tidak menentu ini produksi ikan di Jembrana mengalami penurunan pada bulan Oktober ini. “Karena pengaruh cuaca ini, otomatis produksi menurun,” tandasnya. (bas/rid)

NEGARA – Produksi perikanan di Jembrana, mencapai tingkat hasil tertinggi pada bulan September. Namun ada bulan Oktober ini menurun akibat cuaca buruk yang terjadi selama bulan Oktober ini, karena banyak nelayan yang memilih istirahat melaut.

Berdasarkan data produksi ikan hasil tangkapan nelayan yang dilelang di tempat pelelangan ikan (TPI) Pengambengan selama sembilan bulan terkahir, sebanyak 10.311.628 kilogram (Kg) atau 10.311,628 ton. Produksi ikan tersebut semua jenis ikan, terutama lemuru yang menjadi komoditi utama, ikan layang dan ikan slengseng.

Jumlah produksi ikan hasil tangkapan ikan setiap bulannya fluktuatif, produksi terbanyak ada bulan September mencapai 1.750.928 kg, Agustus  1.126.276 kg, Juli 652,768 kg, Juni  955.844 kg, Mei 1.098.028 kg, April 1.687.248 kg, Maret 1.284.318 kg, Februari 1.268.520 kg dan Januari 487.698 kg.

Kepala Dinas Perhubungan, Kelautan dan Perikanan Jembrana I Ketut Wardana Naya mengatakan, produksi ikan di Jembrana yang masuk pelelangan ikan di TPI setiap bulannya fluktuatif. Kondisi itu dipengaruhi oleh cuaca yang tidak mendukung, ketika hujan dan angin banyak nelayan tidak melaut. “Pengaruh cuaca sangat besar terhadap produksi,” jelasnya, Kamis (27/10).

Menurutnya, ada bulan Oktober ini memastikan produksi menurun karena cuaca sejak awal bulan sudah tidak mendukung. Hal tersebut bisa dilihat dari jumlah hari kerja dan unit kapal yang beroperasi. “Laporan dari TPI, ada penurunan produksi. Tapi data mengenai jumlah penurunan akhir bulan akan kami rekap,” terangnya.

Menurut sejumlah nelayan, kondisi cuaca yang tidak menentu ini, nelayan tidak melaut lebih jauh seperti biasanya. “Risiko kalau jauh. Sekarang yang dekat saja dulu, seputaran selat Bali,” ujar Ketua HNSI Jembrana I Made Widanayasa.

Perahu nelayan di Jembrana, juga tidak memungkinkan untuk melaut lebih jauh di tengah kondisi cuaca saat ini. Desain perahu hanya untuk onde day fishing, jarak terjauh hanya laut selatan Bali. “Ada yang sampai ke laut jauh, tetapi karena cuaca saat ini tidak memungkin untuk melaut,” ungkapnya.

Karena kondisi cuaca yang tidak menentu ini produksi ikan di Jembrana mengalami penurunan pada bulan Oktober ini. “Karena pengaruh cuaca ini, otomatis produksi menurun,” tandasnya. (bas/rid)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/