DENPASAR, Radar Bali – PT PLN (Persero) resmi mengoperasikan 2 proyek pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dan solar photovoltaic (PV) Rooftop atau PLTS atap di 33 lokasi gedung PLN Grup yang akan menjadi bagian dari showcase transisi energi dalam pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 Bali.
Ini menjadi wujud komitmen Indonesia bahwa penyelenggaraan tertinggi pertemuan G20 dipasok dari energi bersih.
Gubernur Bali Wayan Koster dalam acara Energy Transition Day, Selasa (1/11) di Nusa Dua Bali, mengapresiasi langkah PLN mewujudkan transisi ke energi yang lebih bersih.
“Program Pak Dirut PLN ini harus kita dukung. Dukungan infrastruktur untuk energi bersih yang dilakukan PLN harus terus didorong. Memang transisi ini tidak bisa dilakukan sendiri, kita semua harus berkolaborasi,” ucap Koster.
Koster juga menegaskan Bali sebagai destinasi wisata internasional mendukung penuh rencana pemerintah dan PLN dalam mencapai target net zero emission. Untuk itu, Bali saat ini memiliki kebijakan daerah mendukung hal tersebut.
“Kami mempunyai RUED dan kebijakan agar ke depan Bali bisa menjadi wilayah yang mandiri energi. Artinya, Bali ingin menjadi provinsi yang sepenuhnya dipasok dari listrik berbasis EBT sehingga bisa mendukung ekosistem Bali yang bersih dan juga mandiri secara energi,” jelas politisi jebolan ITB Bandung itu.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo dalam rangkaian acara Energy Transition Day di Bali sekaligus memamerkan dua proyek PLTS yang masuk ke dalam sistem kelistrikan di Bali.
“Kami mengoperasikan 2 PLTS yang artinya, dalam penyelenggaraan KTT G20 ini, Bali dipasok listrik bersih dan sebagai wujud komitmen nyata Indonesia dalam mendukung transisi energi yang menjadi poin pembahasan penting dalam KTT G20,” ujar Darmawan.
Ia merinci, dua PLTS tersebut adalah PLTS Hybrid di Nusa Penida berkapasitas 3,5 megawatt peak (MWp) yang terbentang di atas lahan seluas 4,5 hektare.
Untuk menjaga keandalan PLTS ini, ditambahkan Battery Energy Storage System (BESS) berkapasitas 1,84 megawatt hour (MWh).
“Artinya PLTS ini bisa secara signifikan mengurangi pemakaian BBM yang selama ini berlangsung,” tambah Darmawan.
Kedua, PLN juga mengoperasikan PLTS Apung Muara Tukad berkapasitas 100 kilowatt peak (KWp). PLTS yang terletak di tengah pusat keramaian Bali dan terapung di Muara Sungai seluas 350 meter persegi.
Tak hanya itu, PLN juga memasang PV Rooftop di 33 lokasi gedung PLN Grup dengan total kapasitas 890,55 kiloWatt peak (kWp).
Langkah PLN ini juga sejalan dengan kebijakan Pemprov Bali yang menggalakkan solar PV rooftop sebagai wujud upaya Bali menjadi provinsi ramah lingkungan.
“Pengoperasian PLTS ini menunjukkan kesiapan PLN mengawal transisi energi Indonesia untuk mencapai target bauran energi dan net zero emission di 2060, serta wujud komitmen perseroan terhadap prinsip Environmental, Social and Governance (ESG) dalam menciptakan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan,” pungkasnya. (rba/ken)