29.3 C
Jakarta
22 November 2024, 9:34 AM WIB

Tak Terserap Pabrik, Nelayan Sumberkima Jual Murah Rumput Laut

GEROKGAK – Potensi pengembangan budidaya rumput laut di wilayah Gerokgak, Buleleng tergolong menjanjikan.

Sehingga rumput laut menjadi salah satu sumber pendapatan bagi masyarakat pesisir di Desa Sumberkima.

Namun, sejak dua bulan terakhir ini di tengah pandemi Covid-19, para petani rumput laut yang tergabung Kelompok Nelayan Segara Indah, Desa Sumberkima, terpaksa menjual rumput laut mereka dengan harga murah.

Para petani rumput laut khawatir bahwa rumput laut yang sudah berusia tiga bulan lebih tersebut rusak di laut.

“Seharusnya rumput dipanen dengan usia dua bulan. Karena kami khawatir rusak sehingga kami jual dengan harga murah Rp 1.500 per kilogram,” kata Ketua Kelompok Nelayan Segara Indah Desa Sumberkima Khairus Saleh.

Menurutnya, rumput laut yang dia tanam dengan bibit sekitar 15 ton seharusnya mampu menghasilkan 40 ton rumput laut.

Namun, karena panen terlambat akibat ke beberapa pabrik menutup usaha pabrik mereka, rumput laut dipanen melebih batas waktu menyebabkan rumput laut banyak yang rusak.

Selain itu rusaknya rumput laut juga akibat dari siklus air laut yang mengalami perubahan. “Kami di tahun pertama ini panen rumput laut hanya mampu menghasilkan 9 ton,” ungkapnya.

Diakui Saleh, sulitnya terserap rumput laut oleh pabrik dari hasil para nelayan Sumberkima membuat pendapatan nelayan menurun.

Karena para nelayan tidak hanya menggantungkan pendapatan dari melaut tetapi juga dari hasil rumput laut.

“Saat ini bibit rumput laut sudah tak lagi kami tanam dalam jumlah banyak. Melainkan hanya 5 ton kami tanam yang dibagi kepada sekitar 10 orang anggota kelompok. Akibat sulitnya rumput laut terserap oleh pabrik,” ungkapnya.

Dia menambahkan kualitas rumput laut di pantai Desa Sumberkima sangat bagus. Tidak pernah terserang hama laut dan penyakit.

Sehingga sebelum pandemi Covid-19 pemasaran rumput sangat mudah. Bahkan diburu oleh beberapa pengusaha rumput laut di daerah Gerokgak. 

GEROKGAK – Potensi pengembangan budidaya rumput laut di wilayah Gerokgak, Buleleng tergolong menjanjikan.

Sehingga rumput laut menjadi salah satu sumber pendapatan bagi masyarakat pesisir di Desa Sumberkima.

Namun, sejak dua bulan terakhir ini di tengah pandemi Covid-19, para petani rumput laut yang tergabung Kelompok Nelayan Segara Indah, Desa Sumberkima, terpaksa menjual rumput laut mereka dengan harga murah.

Para petani rumput laut khawatir bahwa rumput laut yang sudah berusia tiga bulan lebih tersebut rusak di laut.

“Seharusnya rumput dipanen dengan usia dua bulan. Karena kami khawatir rusak sehingga kami jual dengan harga murah Rp 1.500 per kilogram,” kata Ketua Kelompok Nelayan Segara Indah Desa Sumberkima Khairus Saleh.

Menurutnya, rumput laut yang dia tanam dengan bibit sekitar 15 ton seharusnya mampu menghasilkan 40 ton rumput laut.

Namun, karena panen terlambat akibat ke beberapa pabrik menutup usaha pabrik mereka, rumput laut dipanen melebih batas waktu menyebabkan rumput laut banyak yang rusak.

Selain itu rusaknya rumput laut juga akibat dari siklus air laut yang mengalami perubahan. “Kami di tahun pertama ini panen rumput laut hanya mampu menghasilkan 9 ton,” ungkapnya.

Diakui Saleh, sulitnya terserap rumput laut oleh pabrik dari hasil para nelayan Sumberkima membuat pendapatan nelayan menurun.

Karena para nelayan tidak hanya menggantungkan pendapatan dari melaut tetapi juga dari hasil rumput laut.

“Saat ini bibit rumput laut sudah tak lagi kami tanam dalam jumlah banyak. Melainkan hanya 5 ton kami tanam yang dibagi kepada sekitar 10 orang anggota kelompok. Akibat sulitnya rumput laut terserap oleh pabrik,” ungkapnya.

Dia menambahkan kualitas rumput laut di pantai Desa Sumberkima sangat bagus. Tidak pernah terserang hama laut dan penyakit.

Sehingga sebelum pandemi Covid-19 pemasaran rumput sangat mudah. Bahkan diburu oleh beberapa pengusaha rumput laut di daerah Gerokgak. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/