29.2 C
Jakarta
30 April 2024, 1:42 AM WIB

Duka Nelayan Bali: Cuaca Buruk, Minim Tangkapan, Pilih Tidak Melaut

SEMARAPURA – Sejumlah nelayan di Pantai Segara, Desa Kusamba sudah beberapa hari terakhir memutuskan untuk tidak melaut.

Gelombang tidak menentu ditambah hasil tangkapan yang tidak maksimal membuat mereka lebih memilih bersantai di pesisir pantai sambil memperbaiki alat tangkap dan perahu mereka.

Seperti yang dilakukan salah seorang nelayan di Pantai Segara, Wayan Kolot, Minggu (7/2). Ia memilih untuk membersihkan mesin perahunya.

Ia mengaku sudah lima hari tidak melaut lantaran gelombang yang cukup tinggi. “Cuaca sekarang sulit ditebak.

Di luar ombak terlihat tenang, nanti tiba-tiba saja di tengah gelombang tinggi. Sempat juga ombaknya besar,

sehingga kami cepat-cepat memindahkan perahu agar tidak terbawa arus atau rusak akibat dihantam ombak,” ungkap Wayan Kolot.

Kondisi gelombang yang tidak menentu menurutnya juga menyebabkan hasil tangkapan ikan para nelayan tidak maksimal.

Bahkan, tidak jarang ada nelayan yang pulang dengan tangan kosong. Itu juga sebabnya ia memilih tidak melaut.

Sebab pernah ia memaksa melaut di tengah kondisi seperti itu, bukannya untuk namun buntung yang ia peroleh.

Tiga hari berturut-turut Kolot tidak mendapat tangkapan hingga akhirnya merugi sekitar Rp 300 ribu untuk biaya BBM.

“Penurunan hasil tangkapan sudah terjadi sejak awal Januari. Kondisinya kian parah akibat cuaca buruk sejak beberapa hari terakhir,” katanya.

Begitu juga yang dialami nelayan lainnya, Gede Yasa. Ia memilih tidak melaut untuk menghindari kerugian akibat tidak maksimalnya hasil tangkapan ikannya.

Memperbaiki jaring menjadi kegiatan yang beberapa hari terakhir ini dilakukannya untuk mengisi waktu selama tidak melaut.

“Bulan Maret biasanya cuaca kembali normal dan tangkapan ikan kembali melimpah,” tandasnya. 

SEMARAPURA – Sejumlah nelayan di Pantai Segara, Desa Kusamba sudah beberapa hari terakhir memutuskan untuk tidak melaut.

Gelombang tidak menentu ditambah hasil tangkapan yang tidak maksimal membuat mereka lebih memilih bersantai di pesisir pantai sambil memperbaiki alat tangkap dan perahu mereka.

Seperti yang dilakukan salah seorang nelayan di Pantai Segara, Wayan Kolot, Minggu (7/2). Ia memilih untuk membersihkan mesin perahunya.

Ia mengaku sudah lima hari tidak melaut lantaran gelombang yang cukup tinggi. “Cuaca sekarang sulit ditebak.

Di luar ombak terlihat tenang, nanti tiba-tiba saja di tengah gelombang tinggi. Sempat juga ombaknya besar,

sehingga kami cepat-cepat memindahkan perahu agar tidak terbawa arus atau rusak akibat dihantam ombak,” ungkap Wayan Kolot.

Kondisi gelombang yang tidak menentu menurutnya juga menyebabkan hasil tangkapan ikan para nelayan tidak maksimal.

Bahkan, tidak jarang ada nelayan yang pulang dengan tangan kosong. Itu juga sebabnya ia memilih tidak melaut.

Sebab pernah ia memaksa melaut di tengah kondisi seperti itu, bukannya untuk namun buntung yang ia peroleh.

Tiga hari berturut-turut Kolot tidak mendapat tangkapan hingga akhirnya merugi sekitar Rp 300 ribu untuk biaya BBM.

“Penurunan hasil tangkapan sudah terjadi sejak awal Januari. Kondisinya kian parah akibat cuaca buruk sejak beberapa hari terakhir,” katanya.

Begitu juga yang dialami nelayan lainnya, Gede Yasa. Ia memilih tidak melaut untuk menghindari kerugian akibat tidak maksimalnya hasil tangkapan ikannya.

Memperbaiki jaring menjadi kegiatan yang beberapa hari terakhir ini dilakukannya untuk mengisi waktu selama tidak melaut.

“Bulan Maret biasanya cuaca kembali normal dan tangkapan ikan kembali melimpah,” tandasnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/