29.2 C
Jakarta
30 April 2024, 1:10 AM WIB

PT Surya Elok Sejahtera Prakarsai Ekspor Mangga Harum Manis ke Rusia

TUBAN – Peristiwa bersejarah terjadi di Bali Logistic Park PT Angkasa Pura Logistic Bandara I Gusti Ngurah Rai, Rabu (7/7).

Ini seiring, Menteri Pertanian Dr. Ir. Haji Andi Amran Sulaiman, melepas ekspor perdana produk pertanian Provinsi Bali. Yakni, 2,5 ton mangga harum manis ke Rusia.

Mentan menargetkan 100 ton ekspor buah mangga asal Bali mampu memenuhi pasar Rusia di 2019 ini.

Dan, pionir ekspor buah tropis yang paling ideal ditanam di Buleleng adalah PT Surya Elok Sejahtera, digawangi pemuda 29 tahun asal Sumatera Utara, Medan, M. Riansyah Putera.

Kepada Jawa Pos Radar Bali, Putera mengaku langkah Kementerian Pertanian Republik Indonesia terus memaksimalkan dan mendorong pemanfaatan teknologi informasi pada proses bisnis karantina,

antara lain pertukaran data persyaratan ekspor dan sertifikat elektronik atau e-Cert. Ini memberi angin segar bagi eksportir, seperti dirinya.

Kata Putera, Program Agro Gemilang sebagai upaya akselerasi ekspor produk pertanian yang terus digalakkan Kementan, serta program packing house dikawinkan dengan petani sangat membantu kesejahteraan petani.

’’Saya bekerja sama dengan satu kelompok tani di Kabupaten Buleleng, terkait ekspor mangga harum manis ini ke Rusia. Minggu lalu, kami kirim 1 ton ke Rusia.

Trailer perdana. Tepatnya, Minggu, 3 Agustus 2019 menggunakan pesawat Emirates. Dua hari sampai,” ungkapnya ditemui di area Kargo Logistik Angkasa Pura II, Rabu (7/8).

Menurutnya, dalam waktu dekat akan melakukan eksibishi ke Dubai. Mentan menginstruksikan Badan Karantina Pertanian melakukan harmonisasi dan negosiasi dengan

seluruh negara mitra dagang agar dapat menggunakan fasilitas layanan pertukaran data persyaratan ekspor dan sertifikat elektronik atau e-Cert.

Menurut Mentan, peningkatan ekspor akan memperkuat bangsa dan kebijakan impor sangat tidak berpihak pada petani.

Mentan menekankan, ekspor produk pertanian terus meningkat hingga 100 persen per tahun. Total volume ekspor 2014 sebanyak 33 juta ton, namun pada 2018 mencapai 42,5 juta ton.

Hal ini disebabkan berbagai inovasi, kemudahan dan percepatan layanan karantina di pelabuhan/bandara.

Elektronik sertifikat dan aplikasi petaan komoditas pertanian ekspor (IMACE) memudahkan eksportir untuk ekspor.

’’Kami targetkan tahun 2019 volume ekspor meningkat hingga 45 juta ton. Sesuai amanat Bapak Presiden, kami gunakan teknologi informasi, permudah perizinan dan sertifikat melalui digitalisasi untuk memudahkan layanan ekspor,’’ tegasnya.

Terkait ekspor ke Rusia, Mentan mentargetkan 100 ton buah mangga asal Bali mampu memenuhi pasar Rusia di tahun 2019.

Ekspor pertanian ke Rusia rincinya baru mencapai 368,4 ribu ton dengan komoditas yang diekspor antara lain air kelapa, bambu, salak dan kacang tanah, dan Kementan akan terus dorong volumenya bertambah.

Kepala Badan Karantina Pertanian Ali Jamil menambahkan, dengan diterbitkannya Peraturan Menteri Pertanian 19/2019 tentang Akselerasi Ekspor, pihaknya melakukan beberapa aksi strategis.

Selain e-Cert dan inline inspection, juga gagas Agro Gemilang dan sosialisasi aplikasi petaan komoditas pertanian ekspor atau  IMACE di awal 2019.

Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan Kuntoro Boga Andri mengatakan, secara khusus melakukkan pengiriman sertifikat elektronik dalam  ekspor

produk pertanian Indonesia ke Belanda. Sistem yang menjembatani kedua negara terhubung secara online, dan sertifikat telah diterima langsung Pemerintah Belanda. (rba)

TUBAN – Peristiwa bersejarah terjadi di Bali Logistic Park PT Angkasa Pura Logistic Bandara I Gusti Ngurah Rai, Rabu (7/7).

Ini seiring, Menteri Pertanian Dr. Ir. Haji Andi Amran Sulaiman, melepas ekspor perdana produk pertanian Provinsi Bali. Yakni, 2,5 ton mangga harum manis ke Rusia.

Mentan menargetkan 100 ton ekspor buah mangga asal Bali mampu memenuhi pasar Rusia di 2019 ini.

Dan, pionir ekspor buah tropis yang paling ideal ditanam di Buleleng adalah PT Surya Elok Sejahtera, digawangi pemuda 29 tahun asal Sumatera Utara, Medan, M. Riansyah Putera.

Kepada Jawa Pos Radar Bali, Putera mengaku langkah Kementerian Pertanian Republik Indonesia terus memaksimalkan dan mendorong pemanfaatan teknologi informasi pada proses bisnis karantina,

antara lain pertukaran data persyaratan ekspor dan sertifikat elektronik atau e-Cert. Ini memberi angin segar bagi eksportir, seperti dirinya.

Kata Putera, Program Agro Gemilang sebagai upaya akselerasi ekspor produk pertanian yang terus digalakkan Kementan, serta program packing house dikawinkan dengan petani sangat membantu kesejahteraan petani.

’’Saya bekerja sama dengan satu kelompok tani di Kabupaten Buleleng, terkait ekspor mangga harum manis ini ke Rusia. Minggu lalu, kami kirim 1 ton ke Rusia.

Trailer perdana. Tepatnya, Minggu, 3 Agustus 2019 menggunakan pesawat Emirates. Dua hari sampai,” ungkapnya ditemui di area Kargo Logistik Angkasa Pura II, Rabu (7/8).

Menurutnya, dalam waktu dekat akan melakukan eksibishi ke Dubai. Mentan menginstruksikan Badan Karantina Pertanian melakukan harmonisasi dan negosiasi dengan

seluruh negara mitra dagang agar dapat menggunakan fasilitas layanan pertukaran data persyaratan ekspor dan sertifikat elektronik atau e-Cert.

Menurut Mentan, peningkatan ekspor akan memperkuat bangsa dan kebijakan impor sangat tidak berpihak pada petani.

Mentan menekankan, ekspor produk pertanian terus meningkat hingga 100 persen per tahun. Total volume ekspor 2014 sebanyak 33 juta ton, namun pada 2018 mencapai 42,5 juta ton.

Hal ini disebabkan berbagai inovasi, kemudahan dan percepatan layanan karantina di pelabuhan/bandara.

Elektronik sertifikat dan aplikasi petaan komoditas pertanian ekspor (IMACE) memudahkan eksportir untuk ekspor.

’’Kami targetkan tahun 2019 volume ekspor meningkat hingga 45 juta ton. Sesuai amanat Bapak Presiden, kami gunakan teknologi informasi, permudah perizinan dan sertifikat melalui digitalisasi untuk memudahkan layanan ekspor,’’ tegasnya.

Terkait ekspor ke Rusia, Mentan mentargetkan 100 ton buah mangga asal Bali mampu memenuhi pasar Rusia di tahun 2019.

Ekspor pertanian ke Rusia rincinya baru mencapai 368,4 ribu ton dengan komoditas yang diekspor antara lain air kelapa, bambu, salak dan kacang tanah, dan Kementan akan terus dorong volumenya bertambah.

Kepala Badan Karantina Pertanian Ali Jamil menambahkan, dengan diterbitkannya Peraturan Menteri Pertanian 19/2019 tentang Akselerasi Ekspor, pihaknya melakukan beberapa aksi strategis.

Selain e-Cert dan inline inspection, juga gagas Agro Gemilang dan sosialisasi aplikasi petaan komoditas pertanian ekspor atau  IMACE di awal 2019.

Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan Kuntoro Boga Andri mengatakan, secara khusus melakukkan pengiriman sertifikat elektronik dalam  ekspor

produk pertanian Indonesia ke Belanda. Sistem yang menjembatani kedua negara terhubung secara online, dan sertifikat telah diterima langsung Pemerintah Belanda. (rba)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/