26.2 C
Jakarta
22 November 2024, 4:12 AM WIB

Satu Bulan Satu Ton, Genjot Kadar Yodium Garam Kusumba 100 Ppm

SEMARAPURA – Memiliki rasa yang khas membuat garam Kusamba memiliki penggemarnya sendiri. Bahkan, garam Kusumba disukai kalangan wisatawan dan ekspatriat.

Pemkab Klungkung pun berusaha menyajikan produk asli garam Kusumba dengan kemasan yang lebih modern dan higienis.

Cara lainnya adalah menambah kandungan yodium garam Kusumba yang selama ini terbilang masih rendah.

“Produksi sementara masih rendah. Ke depan mungkin kita hanya akan produksi berdasar pesenan,” ujar manager koperasi yang memproduksi garam Kusumba, Gusti Nyoman Sadi Ariputra.

Sebab untuk mendapatkan garam Kusamba sebanyak satu ton, pihaknya harus menunggu selama satu bulan.

“Kalau untuk memproduksi menjadi garam beryodium, kami bisa memproduksi sekitar 300 kilogram per hari. Dari proses pengeringan, pencampuran dan pengemasan,” bebernya.

Rendahnya produksi garam Kusamba tersebut, lantaran lahan yang ada kini kian menyusut akibat abrasi yang semakin parah di Selat Badung.

“Garam para petani tidak hanya kami yang membeli, namun juga orang luar untuk dikonsumsi pribadi dan juga kebutuhan Spa,” bebernya.

Lebih lanjut pihaknya mengungkapkan, hingga saat ini pihaknya masih melakukan penyempurnaan pada produk garam beryodium Kusamba yang nantinya akan dijual ke pasaran tersebut.

Saat uji coba pertama dengan cara mencampuradukkan beryodium dengan garam Kusamba menurutnya garam beryodium Kusamba ini memiliki kandungan beryodium yang sesuai standar, yakni 60 ppm.

Hanya saja warnanya agak kecokelatan lantaran kadar air yang masih tinggi. Untuk itu mesin pengering pun didatangkan dan kadar air dalam garam Kusamba pun akhirnya menyusut.

“Tetapi dalam memberikan kandungan beryodium, kami lakukan dengan cara menyemprotkannya ke garam Kusamba. Ternyata dalam uji coba kedua kalinya ini, kadar beryodiumnya mencapai 307 ppm,” ungkapnya.

Dengan kadar beryodium setinggi itu, pihaknya diminta untuk menurutkan kadarnya maksimal di angka 100 ppm.

“Rencananya kami kembali menggunakan metode pencampuran dengan mencampuradukkan beryodium dengan garam.

Jika ini berhasil maka kami akan lanjutkan dengan mengurus izin edarnya dan perhitungan harga pokok dan jual,” tandasnya. 

SEMARAPURA – Memiliki rasa yang khas membuat garam Kusamba memiliki penggemarnya sendiri. Bahkan, garam Kusumba disukai kalangan wisatawan dan ekspatriat.

Pemkab Klungkung pun berusaha menyajikan produk asli garam Kusumba dengan kemasan yang lebih modern dan higienis.

Cara lainnya adalah menambah kandungan yodium garam Kusumba yang selama ini terbilang masih rendah.

“Produksi sementara masih rendah. Ke depan mungkin kita hanya akan produksi berdasar pesenan,” ujar manager koperasi yang memproduksi garam Kusumba, Gusti Nyoman Sadi Ariputra.

Sebab untuk mendapatkan garam Kusamba sebanyak satu ton, pihaknya harus menunggu selama satu bulan.

“Kalau untuk memproduksi menjadi garam beryodium, kami bisa memproduksi sekitar 300 kilogram per hari. Dari proses pengeringan, pencampuran dan pengemasan,” bebernya.

Rendahnya produksi garam Kusamba tersebut, lantaran lahan yang ada kini kian menyusut akibat abrasi yang semakin parah di Selat Badung.

“Garam para petani tidak hanya kami yang membeli, namun juga orang luar untuk dikonsumsi pribadi dan juga kebutuhan Spa,” bebernya.

Lebih lanjut pihaknya mengungkapkan, hingga saat ini pihaknya masih melakukan penyempurnaan pada produk garam beryodium Kusamba yang nantinya akan dijual ke pasaran tersebut.

Saat uji coba pertama dengan cara mencampuradukkan beryodium dengan garam Kusamba menurutnya garam beryodium Kusamba ini memiliki kandungan beryodium yang sesuai standar, yakni 60 ppm.

Hanya saja warnanya agak kecokelatan lantaran kadar air yang masih tinggi. Untuk itu mesin pengering pun didatangkan dan kadar air dalam garam Kusamba pun akhirnya menyusut.

“Tetapi dalam memberikan kandungan beryodium, kami lakukan dengan cara menyemprotkannya ke garam Kusamba. Ternyata dalam uji coba kedua kalinya ini, kadar beryodiumnya mencapai 307 ppm,” ungkapnya.

Dengan kadar beryodium setinggi itu, pihaknya diminta untuk menurutkan kadarnya maksimal di angka 100 ppm.

“Rencananya kami kembali menggunakan metode pencampuran dengan mencampuradukkan beryodium dengan garam.

Jika ini berhasil maka kami akan lanjutkan dengan mengurus izin edarnya dan perhitungan harga pokok dan jual,” tandasnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/