AMLAPURA – Erupsi Gunung Agung enam bulan lalu membuat warga Temukus, Besakih Karangasem porak poranda.
Tidak hanya warga Temukus, 28 Desa di Lereng Gunung Agung juga terdampak. Banyak warga mengungsi dengan meninggalkan harta benda.
Ada juga yang harus menjual ternak dengan harga murah. Begitu kembali dari pengungsian sebagian warga sudah kehabisan modal. Modal pas-pasan sudah habis dipakai untuk bekal mengungsi.
Namun demikian sebagian Warga Temukus, Besakih, Rendang, Karangasem nampaknya masih punya semangat untuk melanjutkan hidup.
Pulang dari pengungsian beberapa bulan lalu warga ada yang memberanikan diri menanam bibit bunga. Kebetulan masih ada modal dan juga punya sisi bibit yang belum ditanam.
Warga Temukus sendiri secara perlahan dan pasti mereka mulai menata hidupnya. Mereka pun kembali berkebun bunga sekalipun dengan modal yang pas-pasan.
Salah satu petani asal Temukus I Wayan Sudiana bahkan sekarang ini mulai menuai hasil kerja kerasnya. Tepat hari raya Kuningan Sudiana melakukan panen perdana pasca erupsi Gunung Agung.
Hanya saja penen ini memang sedikit terlambat karena hari raya sudah lewat. Cobaan pun kembali datang.
Sekalipun tetap bersuka cita bisa bercocok tanam kembali dan memanen, namun mereka menjual hasil bunga mereka dengan harga murah. Karena memang harga bunga di pasaran sedang anjlok.
Per kilonya mereka menjual seharga Rp 10 ribu. “Ya kali ini memang murah, beda dengan sebelum Galungan yang mencapai Rp 50 ribu,” akunya.
Karena itu mereka pun hanya bisa gigit jari namun tetap bersyukur karena telah bisa kembali menekuni bercocok tanam.
Harga ini sendiri menurut Sudiana cukup untuk menutupi biaya operasional bersama teman-temanya sesama petani bunga.
Yang jelas hasil panen kali ini diakui cukup baik karena bunga tumbuh dengan subur. Ini baru panen pertama dan berharap panen berikutnya harga bunga membaik kembali.
Sementara satu are lahan diakui bisa ditanam 300 pohon gumitir. Sementara per batang sendiri menghabiskan biaya perawatan sekitar Rp2800.
Atau biaya perawatan Rp840 ribu per are. Perawatan in dari mulai tanam sampai memetik dan mati. “Kalau dengan kondisi sekarang ini per batang bisa dapat untung sekitar Rp 6000,” ujarnya.