29.2 C
Jakarta
30 April 2024, 3:16 AM WIB

Relaksasi 14 Sektor, BI Prediksi Ekonomi Bali Pulih Tahun Depan

SINGARAJA – Para pakar ekonomi di Bank Indonesia (BI) memprediksi perekonomian di Provinsi Bali akan pulih secara bertahap mulai tahun 2021 mendatang.

Relaksasi di 14 sektor yang ada di Bali, diharapkan dapat memberikan kontribusi positif terhadap kondisi perekonomian di Bali.

Kondisi perekonomian di Bali kini memang babak belur. BI Perwakilan Bali mencatat, pertumbuhan ekonomi Bali pada triwulan pertama 2020, minus 1,14 persen.

Kondisi itu lebih parah pada triwulan kedua 2020. Data BI mencatat, pertumbuhan ekonomi sudah minus 6 persen. Apabila relaksasi tak dilakukan, pertumbuhan ekonomi bisa tergerus lebih dalam.

Kepala BI Perwakilan Bali Trisno Nugroho mengungkapkan, hasil diskusi dengan para pengusaha, perekonomian Bali diperkirakan baru akan bangkit pada kurun waktu Juli hingga Desember mendatang. Trisno menyebut, tenggelamnya pertumbuhan ekonomi pada triwulan kedua memang sudah diprediksi oleh para ekonom.

“Itu nggak masalah. Karena PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) di berbagai wilayah, kita juga stay at home. Jadi itu wajar,” kata Trisno disela-sela peresmian transaksi digital menggunakan QRIS di Taman Kota Singaraja.

Trisno juga menyebut angka penularan Covid-19 di Bali sudah semakin baik. Saat ini angka penularan kasus baru atau reproduction rate ada pada angka 1,7.

Bila angka itu bisa terus ditekan menjadi di bawah 1, ia optimistis wisatawan akan berdatangan ke Bali. Kedatangan wisatawan diyakini memberikan dorongan positif pada perekonomian Bali.

“Jadi kalau reproduction rate di bawah 1, kemudian 11 September kunjungan wisman dibuka dan mulai datang, itu ekonomi bali sudah bangkit. Kita berdoa saja, biar cepat pulih,” lanjutnya.

Khusus di tahun 2020 ini, Trisno memperkirakan tingkat pertumbuhan ekonomi Bali masih minus. Sebab saat ini dunia bisis secara keseluruhan masih penuh gejolak, tidak pasti, rumit, dan serba kabur.

Namun untuk 2021 mendatang, ia yakin perekonomian Bali bisa bergerak ke arah positif. “2020 kita kemungkinan masih kontraksi, (pertumbuhan ekonomi) di bawah nol.

Tapi triwulan pertama 2021 itu sudah positif. Mudah-mudahan bisa di atas angka lima persen. Biasanya (pertumbuhan ekonomi) Bali itu di angka 5,5 sampai 6 persen. Malah pernah sampai 7,25 persen,” ujarnya.

Di sisi lain Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati mengungkapkan, Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) dibentuk oleh sektor pariwisata. Bahkan 60 persen PDRB Bali berasal dari sektor pariwisata.

Biasanya perputaran uang di Bali mencapai Rp 250 triliun. Dengan perlambatan di bidang pariwisata, praktis Bali kehilangan perputaran uang hingga Rp 150 triliun.

“Kami berusaha mengoptimalkan sisa yang Rp 100 triliun ini. Minimal kita bisa bertahan,” ujar Wagub Cok Ace. 

SINGARAJA – Para pakar ekonomi di Bank Indonesia (BI) memprediksi perekonomian di Provinsi Bali akan pulih secara bertahap mulai tahun 2021 mendatang.

Relaksasi di 14 sektor yang ada di Bali, diharapkan dapat memberikan kontribusi positif terhadap kondisi perekonomian di Bali.

Kondisi perekonomian di Bali kini memang babak belur. BI Perwakilan Bali mencatat, pertumbuhan ekonomi Bali pada triwulan pertama 2020, minus 1,14 persen.

Kondisi itu lebih parah pada triwulan kedua 2020. Data BI mencatat, pertumbuhan ekonomi sudah minus 6 persen. Apabila relaksasi tak dilakukan, pertumbuhan ekonomi bisa tergerus lebih dalam.

Kepala BI Perwakilan Bali Trisno Nugroho mengungkapkan, hasil diskusi dengan para pengusaha, perekonomian Bali diperkirakan baru akan bangkit pada kurun waktu Juli hingga Desember mendatang. Trisno menyebut, tenggelamnya pertumbuhan ekonomi pada triwulan kedua memang sudah diprediksi oleh para ekonom.

“Itu nggak masalah. Karena PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) di berbagai wilayah, kita juga stay at home. Jadi itu wajar,” kata Trisno disela-sela peresmian transaksi digital menggunakan QRIS di Taman Kota Singaraja.

Trisno juga menyebut angka penularan Covid-19 di Bali sudah semakin baik. Saat ini angka penularan kasus baru atau reproduction rate ada pada angka 1,7.

Bila angka itu bisa terus ditekan menjadi di bawah 1, ia optimistis wisatawan akan berdatangan ke Bali. Kedatangan wisatawan diyakini memberikan dorongan positif pada perekonomian Bali.

“Jadi kalau reproduction rate di bawah 1, kemudian 11 September kunjungan wisman dibuka dan mulai datang, itu ekonomi bali sudah bangkit. Kita berdoa saja, biar cepat pulih,” lanjutnya.

Khusus di tahun 2020 ini, Trisno memperkirakan tingkat pertumbuhan ekonomi Bali masih minus. Sebab saat ini dunia bisis secara keseluruhan masih penuh gejolak, tidak pasti, rumit, dan serba kabur.

Namun untuk 2021 mendatang, ia yakin perekonomian Bali bisa bergerak ke arah positif. “2020 kita kemungkinan masih kontraksi, (pertumbuhan ekonomi) di bawah nol.

Tapi triwulan pertama 2021 itu sudah positif. Mudah-mudahan bisa di atas angka lima persen. Biasanya (pertumbuhan ekonomi) Bali itu di angka 5,5 sampai 6 persen. Malah pernah sampai 7,25 persen,” ujarnya.

Di sisi lain Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati mengungkapkan, Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) dibentuk oleh sektor pariwisata. Bahkan 60 persen PDRB Bali berasal dari sektor pariwisata.

Biasanya perputaran uang di Bali mencapai Rp 250 triliun. Dengan perlambatan di bidang pariwisata, praktis Bali kehilangan perputaran uang hingga Rp 150 triliun.

“Kami berusaha mengoptimalkan sisa yang Rp 100 triliun ini. Minimal kita bisa bertahan,” ujar Wagub Cok Ace. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/