28.4 C
Jakarta
30 April 2024, 6:30 AM WIB

Tol Bali Mandara Dijual?, JBT: Tol Paling Seksi, Paling Mahal Harganya

RadarBali.com – Menteri BUMN Rini Soemarno meminta agar PT. Jasa Marga menjual Jalan Tol Bali Mandara (JTBM) untuk pendanaan infrastruktur pembangunan jalan tol trans Sumatera.

Namun, rencana penjualan proyek bernilai triliunan itu belum diketahui Direktur Utama PT Jasamarga Bali Tol (JBT) Akhmad Tito Karim masih belum menerima kepastian kabar itu.

Diakui Tito Karim, memang ada anjuran dari Presiden Jokowi untuk menjual aset yang dimiliki anak cucu BUMN, salah satunya JBT ini. Hanya untuk tindak lanjutnya masih belum diketahui.

“Menjual aset ini kan bukan seperti menjual minuman kemasan. Butuh proses yang panjang,” ujar Tito Karim.

Namun, yang jelas pihaknya akan menerima jika keputusan itu pada akhirnya diambil. Dia lantas mengibaratkan dalam kondisi ini, ia sebagai anak harus menurut kepada induk.

Artinya, apakah akan dijual kepada pihak swasta? Tito Karim belum berani memastikan. “Nanti kalau sudah ada informasi lanjutan akan kami kabari,” bebernya.

Lebih lanjut Tito mengungkapkan, kemungkinan besar penjualan tidak secara total, bisa saja hanya separuh.

Keberadaan Tol Bali Mandara ini memang sangat potensial dari segi benefit ketimbang tol-tol di luar Jabodetabek. “Tol Bali paling cantik paling seksi, kalau dijual pasti yang paling mahal,” katanya.

Tol Bali Mandara sendiri dikuasai oleh sembilan pemegang saham. Jasa Marga menjadi pemegang saham terbanyak yakni mencapai 55 persen.

Kemudian Pelindo III 17,598 persen, Angkasa Pura 8,10 persen, Pemprov Bali dan Pemkab Badung masing-masing 8,01 persen.

Lalu, ada ITDC, Adi Karya, Utama Karya, yang masing-masing memiliki saham 1 persen. Dan, Wijaya Karya selaku pemilik saham terkecil yakni 0,4 persen.

“Jadi, mesti ada omongan dari semua pemilik saham ini,” ucapnya. Tito Karim mengakui, Jalan Tol Bali Mandara saat ini masih belum menghasilkan laba lantaran masih memiliki sisa utang.

Namun ini, sangat wajar karena bisnis jalan tol minimal baru bisa menghasilkan laba dalam 10 tahun ke depan.

“Tapi dari segi pendapatan, JBT selalu naik. Tahun ini kami target pendapatan sebanyak Rp 160 miliar, dan sekarang sudah 75 persen tercapai,” pungkasnya

RadarBali.com – Menteri BUMN Rini Soemarno meminta agar PT. Jasa Marga menjual Jalan Tol Bali Mandara (JTBM) untuk pendanaan infrastruktur pembangunan jalan tol trans Sumatera.

Namun, rencana penjualan proyek bernilai triliunan itu belum diketahui Direktur Utama PT Jasamarga Bali Tol (JBT) Akhmad Tito Karim masih belum menerima kepastian kabar itu.

Diakui Tito Karim, memang ada anjuran dari Presiden Jokowi untuk menjual aset yang dimiliki anak cucu BUMN, salah satunya JBT ini. Hanya untuk tindak lanjutnya masih belum diketahui.

“Menjual aset ini kan bukan seperti menjual minuman kemasan. Butuh proses yang panjang,” ujar Tito Karim.

Namun, yang jelas pihaknya akan menerima jika keputusan itu pada akhirnya diambil. Dia lantas mengibaratkan dalam kondisi ini, ia sebagai anak harus menurut kepada induk.

Artinya, apakah akan dijual kepada pihak swasta? Tito Karim belum berani memastikan. “Nanti kalau sudah ada informasi lanjutan akan kami kabari,” bebernya.

Lebih lanjut Tito mengungkapkan, kemungkinan besar penjualan tidak secara total, bisa saja hanya separuh.

Keberadaan Tol Bali Mandara ini memang sangat potensial dari segi benefit ketimbang tol-tol di luar Jabodetabek. “Tol Bali paling cantik paling seksi, kalau dijual pasti yang paling mahal,” katanya.

Tol Bali Mandara sendiri dikuasai oleh sembilan pemegang saham. Jasa Marga menjadi pemegang saham terbanyak yakni mencapai 55 persen.

Kemudian Pelindo III 17,598 persen, Angkasa Pura 8,10 persen, Pemprov Bali dan Pemkab Badung masing-masing 8,01 persen.

Lalu, ada ITDC, Adi Karya, Utama Karya, yang masing-masing memiliki saham 1 persen. Dan, Wijaya Karya selaku pemilik saham terkecil yakni 0,4 persen.

“Jadi, mesti ada omongan dari semua pemilik saham ini,” ucapnya. Tito Karim mengakui, Jalan Tol Bali Mandara saat ini masih belum menghasilkan laba lantaran masih memiliki sisa utang.

Namun ini, sangat wajar karena bisnis jalan tol minimal baru bisa menghasilkan laba dalam 10 tahun ke depan.

“Tapi dari segi pendapatan, JBT selalu naik. Tahun ini kami target pendapatan sebanyak Rp 160 miliar, dan sekarang sudah 75 persen tercapai,” pungkasnya

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/