NEGARA – Jumlah kendaraan baik roda empat maupun roda dua di Jembrana, yang belum membayar pajak hingga saat ini mencapai separuh dari jumlah kendaraan yang ada.
Karena itu, potensi pajak yang belum dibayar mencapai miliaran rupiah. Padahal kantor Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (Samsat) sudah gencar melakukan program door to door pada wajib pajak.
Kepala UPT Samsat Jembrana Ida Bagus Surya Negara menjelaskan, jumlah potensi kendaraan di Jembrana sejak tahun 2013 hingga 2018 sebanyak 60.605 unit.
Namun dari jumlah sebanyak itu, hanya 29.984 unit yang sudah membayar pajak. Dengan nilai hingga tanggal 5 Maret lalu, realisasi PKB Rp 8.170.510.900 atau 18,99 persen dan BBNKB Rp 5.817.132.000, 14,47 persen.
“Padahal, kami sudah gencar mengupayakan untuk mengejar tunggakan pajak kendaraan para wajib pajak,” ujar IB Surya Negara kemarin.
Upaya yang dilakukan diantaranya, gencar melakukan kegiatan door to door dengan memprioritaskan mengejar NJKB yang besar, melakukan razia gabungan kerjasama degan pihak kepolisian,
kerjasama dalam perpanjangan pembayaran pajak kendaraan dengan Bumdes dalam bentuk Bumdes Bersamsat, Samsat keliling sebanyak dua kali dalam sebulan, dan lain sebagainya.
Pihaknya akan mengejar wajib pajak hingga akhir tahun mendatang dengan program-program yang telah dicanangkan.
Hingga akhir tahun nanti, seluruh kendaraan sudah membayar pajak. ”Kedepan mengoperasikan samsat kerti ke rumah-rumah,” imbuhnya.
Namun, sejumlah kendala dihadapi untuk mengejar target pajak ini. Salah satunya, banyak kendaraan sudah dijual pemilik pertama.
Bahkan angkanya cukup besar. “Hasil door to door kami hampir 40 persen kendaraan itu sudah terjual,” bebernya.
Pihaknya mengkhawatirkan tingginya kendaraan terjual tersebut justru keluar Bali, misalnya ke Jawa karena wilayah Jembrana dekat dengan Jatim. “Ini yang susah dipantau,” ungkapnya.
Karena berdasarkan hasil penelusuran Samsat Jembrana, diantaranya melakukan pendekatan pada tempat penjualan kendaraan bekas, sebagian besar kendaraan di Jembrana terutama kendaraan produksi lama sudah tidak banyak lagi di Jembrana.
“Katanya banyak terjual ke Jawa timur dan ke daerah timur, seperti Flores,” ujarnya. Karena sudah berada di luar Bali, kendaraan yang semestinya membayar pajak diduga banyak tidak membayar pajak.
Namun pihaknya sulit memantau kendaraan yang sudah keluar dari wilayah Bali. Samsat Jembrana juga tidak memungkinkan untuk mengejar wajib pajak ke luar Bali.
Karena itu, dengan jumlah kendaraan yang belum bayar pajak tersebut, potensi pajak yang masih ditunggak wajib pajak mencapai miliaran rupiah.
Pihaknya berharap hingga akhir tahun 2019 ini, semua wajib pajak membayar pajak kendaraannya. “Memang miliaran yang belum bayar,” tandasnya.