25.6 C
Jakarta
23 November 2024, 5:35 AM WIB

Kuartal III Harga Emas Stabil, Solid Gold Berjangka Cetak Rapor Biru

DENPASAR – PT. Solid Gold Berjangka (“SGB”) membukukan rapor biru dengan mencetak pertumbuhan total volume transaksi  

sebesar 354.271 lot  atau naik 38,32% pada kuartal III tahun 2019 dibandingkan tahun lalu di posisi yang sama sebesar 256.116 lot.

Pencapaian tersebut didorong oleh pertumbuhan volume transaksi bilateral (SPA/Sistim Perdagangan Alternatif) sebesar 37,95%, menjadi 322.137 lot, 

sementara hasil volume transaksi multilateral (komoditi) melonjak naik 42,24% dari kuartal III tahun sebelumnya sebesar 22.952 lot.

Pertumbuhan positif ini tak lepas dari kestabilan pasar dan harga komoditas terutama pada emas, kakao dan olein. 

Selain itu gejolak ekonomi global turut membawa sentimen positif, karena investor lebih mencari produk investasi yang bersifat safe haven yaitu emas.

“Kami bangga dengan pencapaian sepanjang sembilan bulan pertama ini. Pasar industri berjangka terus berkembang dan memiliki potensi yang luas. 

Dan semua itu tidak akan berarti apapun tanpa kekuatan tim yang solid dan fokus pada target,” terang Direktur Utama PT. Solid Gold Berjangka, Iriawan Widadi.

Hingga akhir September 2019, total nasabah baru SGB tercatat mencapai 1.268 nasabah. Hal ini mengalami peningkatan sebesar 90,10% dibandingkan kuartal III tahun 2018 sebanyak 667 nasabah baru. 

Catatan positif ini menunjukkan tingkat kepercayaan nasabah yang semakin kuat terhadap SGB serta dukungan yang besar dari seluruh karyawan dan para stakeholder.

Saat ini SGB tercatat sudah memiliki 1 kantor pusat di Jakarta, dan 7 kantor operasional di Jakarta, Semarang, Palembang, Lampung, Makassar, Manado dan Bali. 

Ke depan, Perseroan berencana akan memperluas ekspansi ke beberapa kota besar lainnya untuk menjangkau nasabah secara lebih dekat.

Untuk meningkatkan layanan dan transparansi, SGB juga telah memfasilitasi sistem pelaporan transaksi perdagangan berjangka 

melalui SITNA atau Sistem Informasi Transaksi Nasabah yang disediakan oleh Kliring Berjangka Indonesia dan Bursa Berjangka Jakarta. 

Iriawan mengatakan, dengan adanya SITNA, setiap transaksi kontrak berjangka yang tercatat di bursa berjangka dapat 

dipantau oleh nasabah kapan pun dan di mana pun. Ini menjadi wujud komitmen Perseroan dari sisi transparansi.

Selanjutnya, dalam rangka memperkuat penetrasi pasar, SGB mulai melakukan edukasi untuk meningkatkan literasi 

terhadap produk investasi derivatif sekaligus memperbesar size industri Perdagangan Berjangka Komoditi (PBK) seiring minat yang tinggi dari para investor. 

Edukasi tidak hanya diberikan kepada calon nasabah tetapi juga kepada para pekerja media dan masyarakat umum nantinya. 

Dengan demikian, diharapkan ruang pertumbuhan bagi para pelaku industri pun semakin luas.

“Keberlanjutan dan pertumbuhan industri Perdagangan Berjangka Komoditi tak lepas dari generasi muda. 

Oleh karena itu mulai sekarang, SGB pun sudah bergegas mempersiapkan Sumber Daya Manusia yang andal 

dan profesional untuk membangun era baru industri Perdagangan Berjangka Komoditi di masa depan,” terang Iriawan.

Pertumbuhan SGB Bali Melesat di Atas 2000 Persen

Di lain sisi, baru genap setahun berdiri, PT. Solid Gold Berjangka cabang Bali membukukan kinerja positif dengan pertumbuhan total volume 

transaksi  melesat 2.166,68% atau 72.851 lot pada kuartal III tahun 2019 dibandingkan tahun lalu di posisi yang sama sebesar 3.214 lot.

Pencapaian tersebut didorong oleh pertumbuhan volume transaksi bilateral (SPA/Sistim Perdagangan Alternatif) 

sebesar 1.937,30%, menjadi 64.175 lot, sementara hasil volume transaksi multilateral (komoditi) melonjak naik 13.456,25% menjadi 8.676  lot.

Sementara dari total nasabah baru, tercatat sebanyak 298 nasabah yang telah bergabung di SGB Bali atau mengalami pertumbuhan 577,27% dari kuartal III tahun lalu sebanyak 44 nasabah baru. 

“Hasil perolehan ini terbilang cukup memuaskan mengingat SGB Bali baru berdiri setahun lalu.  

Selain itu reputasi PT Solid Gold Berjangka yang terpercaya dan dikenal lama berkiprah di industri perdagangan berjangka 

komoditi turut menguatkan kepercayaan nasabah untuk berinvestasi di SGB Bali” terang Zaidan Farhan, Pimpinan Cabang SGB Bali.

Ia berujar bahwa saat ini, edukasi menjadi tantangan yang utama agar masyarakat bisa lebih memahami investasi di perdagangan  berjangka. 

Banyak calon nasabah yang beranggapan bahwa investasi ini sama dengan menabung.

Padahal, produk investasi tidak pernah menjanjikan bunga tetap. Apapun jenis investasi yang Anda lakukan, maka Anda akan mendapatkan potensi keuntungan.

Jenis investasi di perdagangan berjangka komoditi termasuk high risk, high return. Sama seperti instrumen di pasar modal, 

produk di pasar perdagangan berjangka juga tidak lepas dari risiko tinggi. Namun demikian,  nasabah tidak perlu khawatir, 

dengan manajemen risiko yang baik, maka besar kerugian bisa diminimalisir, terlebih  sekarang momen 

yang tepat untuk berinvestasi karena kondisi perekonomian global yang mendukung sentimen positif di pasar.

Ke depan, lanjut Farhan, pihaknya akan lebih gencar melakukan edukasi dan sosialisasi. 

Di Bali terdapat sekitar 5 perusahaan pialang berjangka, termasuk SGB.  Bisnis yang dijalankan sama, hanya dari sisi layanan yang berbeda. 

“Target kami tidak hanya besar dari sisi bisnis tetapi juga ingin memajukan industri perdagangan berjangka komoditi di Bali,” tandasnya. (rba)

DENPASAR – PT. Solid Gold Berjangka (“SGB”) membukukan rapor biru dengan mencetak pertumbuhan total volume transaksi  

sebesar 354.271 lot  atau naik 38,32% pada kuartal III tahun 2019 dibandingkan tahun lalu di posisi yang sama sebesar 256.116 lot.

Pencapaian tersebut didorong oleh pertumbuhan volume transaksi bilateral (SPA/Sistim Perdagangan Alternatif) sebesar 37,95%, menjadi 322.137 lot, 

sementara hasil volume transaksi multilateral (komoditi) melonjak naik 42,24% dari kuartal III tahun sebelumnya sebesar 22.952 lot.

Pertumbuhan positif ini tak lepas dari kestabilan pasar dan harga komoditas terutama pada emas, kakao dan olein. 

Selain itu gejolak ekonomi global turut membawa sentimen positif, karena investor lebih mencari produk investasi yang bersifat safe haven yaitu emas.

“Kami bangga dengan pencapaian sepanjang sembilan bulan pertama ini. Pasar industri berjangka terus berkembang dan memiliki potensi yang luas. 

Dan semua itu tidak akan berarti apapun tanpa kekuatan tim yang solid dan fokus pada target,” terang Direktur Utama PT. Solid Gold Berjangka, Iriawan Widadi.

Hingga akhir September 2019, total nasabah baru SGB tercatat mencapai 1.268 nasabah. Hal ini mengalami peningkatan sebesar 90,10% dibandingkan kuartal III tahun 2018 sebanyak 667 nasabah baru. 

Catatan positif ini menunjukkan tingkat kepercayaan nasabah yang semakin kuat terhadap SGB serta dukungan yang besar dari seluruh karyawan dan para stakeholder.

Saat ini SGB tercatat sudah memiliki 1 kantor pusat di Jakarta, dan 7 kantor operasional di Jakarta, Semarang, Palembang, Lampung, Makassar, Manado dan Bali. 

Ke depan, Perseroan berencana akan memperluas ekspansi ke beberapa kota besar lainnya untuk menjangkau nasabah secara lebih dekat.

Untuk meningkatkan layanan dan transparansi, SGB juga telah memfasilitasi sistem pelaporan transaksi perdagangan berjangka 

melalui SITNA atau Sistem Informasi Transaksi Nasabah yang disediakan oleh Kliring Berjangka Indonesia dan Bursa Berjangka Jakarta. 

Iriawan mengatakan, dengan adanya SITNA, setiap transaksi kontrak berjangka yang tercatat di bursa berjangka dapat 

dipantau oleh nasabah kapan pun dan di mana pun. Ini menjadi wujud komitmen Perseroan dari sisi transparansi.

Selanjutnya, dalam rangka memperkuat penetrasi pasar, SGB mulai melakukan edukasi untuk meningkatkan literasi 

terhadap produk investasi derivatif sekaligus memperbesar size industri Perdagangan Berjangka Komoditi (PBK) seiring minat yang tinggi dari para investor. 

Edukasi tidak hanya diberikan kepada calon nasabah tetapi juga kepada para pekerja media dan masyarakat umum nantinya. 

Dengan demikian, diharapkan ruang pertumbuhan bagi para pelaku industri pun semakin luas.

“Keberlanjutan dan pertumbuhan industri Perdagangan Berjangka Komoditi tak lepas dari generasi muda. 

Oleh karena itu mulai sekarang, SGB pun sudah bergegas mempersiapkan Sumber Daya Manusia yang andal 

dan profesional untuk membangun era baru industri Perdagangan Berjangka Komoditi di masa depan,” terang Iriawan.

Pertumbuhan SGB Bali Melesat di Atas 2000 Persen

Di lain sisi, baru genap setahun berdiri, PT. Solid Gold Berjangka cabang Bali membukukan kinerja positif dengan pertumbuhan total volume 

transaksi  melesat 2.166,68% atau 72.851 lot pada kuartal III tahun 2019 dibandingkan tahun lalu di posisi yang sama sebesar 3.214 lot.

Pencapaian tersebut didorong oleh pertumbuhan volume transaksi bilateral (SPA/Sistim Perdagangan Alternatif) 

sebesar 1.937,30%, menjadi 64.175 lot, sementara hasil volume transaksi multilateral (komoditi) melonjak naik 13.456,25% menjadi 8.676  lot.

Sementara dari total nasabah baru, tercatat sebanyak 298 nasabah yang telah bergabung di SGB Bali atau mengalami pertumbuhan 577,27% dari kuartal III tahun lalu sebanyak 44 nasabah baru. 

“Hasil perolehan ini terbilang cukup memuaskan mengingat SGB Bali baru berdiri setahun lalu.  

Selain itu reputasi PT Solid Gold Berjangka yang terpercaya dan dikenal lama berkiprah di industri perdagangan berjangka 

komoditi turut menguatkan kepercayaan nasabah untuk berinvestasi di SGB Bali” terang Zaidan Farhan, Pimpinan Cabang SGB Bali.

Ia berujar bahwa saat ini, edukasi menjadi tantangan yang utama agar masyarakat bisa lebih memahami investasi di perdagangan  berjangka. 

Banyak calon nasabah yang beranggapan bahwa investasi ini sama dengan menabung.

Padahal, produk investasi tidak pernah menjanjikan bunga tetap. Apapun jenis investasi yang Anda lakukan, maka Anda akan mendapatkan potensi keuntungan.

Jenis investasi di perdagangan berjangka komoditi termasuk high risk, high return. Sama seperti instrumen di pasar modal, 

produk di pasar perdagangan berjangka juga tidak lepas dari risiko tinggi. Namun demikian,  nasabah tidak perlu khawatir, 

dengan manajemen risiko yang baik, maka besar kerugian bisa diminimalisir, terlebih  sekarang momen 

yang tepat untuk berinvestasi karena kondisi perekonomian global yang mendukung sentimen positif di pasar.

Ke depan, lanjut Farhan, pihaknya akan lebih gencar melakukan edukasi dan sosialisasi. 

Di Bali terdapat sekitar 5 perusahaan pialang berjangka, termasuk SGB.  Bisnis yang dijalankan sama, hanya dari sisi layanan yang berbeda. 

“Target kami tidak hanya besar dari sisi bisnis tetapi juga ingin memajukan industri perdagangan berjangka komoditi di Bali,” tandasnya. (rba)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/