30.2 C
Jakarta
30 April 2024, 22:03 PM WIB

Pandemi, UMKM di Tabanan Naik Pesat, Dari 40 Ribu Jadi 43.175 UMKM

TABANAN– Dinas Koperasi dan UMKM Tabanan mengklaim adanya peningkatan jumlah usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) selama pandemi Covid-19.

Secara hitungan-hitungan real, UMKM sejatinya ikut terkena dampak akibat melemahnya kondisi ekonomi di Bali yang mencapai minus 12 persen.

Namun, keberadaan UMKM justru tumbuh dan berkembang pesat selama setahun terakhir.

Menurut Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Tabanan I Made Yasa, tumbuhnya UMKM selama pandemi Covid-19 diketahui berdasar laporan dari pemerintah di desa

setelah pihaknya melakukan pendataan UMKM ulang untuk bantuan permodalan dalam program pemulihan ekonomi nasional (PEN).

“Nah, data di desa banyak warga yang meminta surat keterangan usaha untuk melakukan peminjaman modal di bank milik pemerintah dan LPD di desa setempat,” ungkap Yasa.

Faktor lainnya tumbuh UMKM di Tabanan, juga banyak warga yang dulunya bekerja di sektor pariwisata beralih meniti usaha secara mandiri sebagai pelaku UMKM.

Kemudian tumbuhnya UMKM juga karena faktor terbukanya pasar untuk pemasaran produk-produk UMKM.

Seperti di media sosial dan aplikasi penjualan online lainnya. Ini rupanya yang dimanfaatkan pelaku UMKM baru untuk menjual produk mereka.

“Selain itu juga diikuti dengan akses kemudahan permodalan usaha untuk pemulihan ekonomi nasional. Ini juga yang mendorong tumbuhnya pelaku-pelaku UMKM baru di Tabanan,” jelas Yasa.

Yasa menyebut, berdasar data yang ada sebelumnya di Tabanan ada sekitar 40.000 UMKM. Saat pandemi, jumlah UMKM bertambah menjadi 43.175 UMKM.

“Kami catat ada sekitar sekitar 3.175 UMKM di Tabanan yang bertambah selama pandemi Covid-19,” ungkapnya.

Dari penambahan UMKM tersebut sejauh ini permodalan usaha selama pandemi selain karena usaha ditopang dari mandiri, kemudian bank dan LPD, ada juga modal usaha yang didukung oleh bantuan pemerintah.

Di Tabanan sendiri ada sekitar 4.600 pelaku UMKM yang sudah diberikan bantuan stimulus usaha guna pemulihan ekonomi saat pandemi Covid-19 dari Pemerintah Provinsi Bali.

Dengan nilai Rp 1,8 juta per pelaku UMKM. Selanjutnya dari Kementerian Koperasi dan UMKM pusat ada sekitar 17.00 UMKM di Tabanan selama pandemi juga mendapat stimulus bantuan usaha yang nilai mencapai Rp 2,4 juta.

“Yang sekarang, tahun ini juga ada bantuan stimulus kembali diturunkan oleh Kementerian Koperasi dan UMKM melalui program PEN.

Tetapi kami masih melakukan pendataan, berapa  jumlah kuotanya kami tidak tahu,” papar Yasa. 

TABANAN– Dinas Koperasi dan UMKM Tabanan mengklaim adanya peningkatan jumlah usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) selama pandemi Covid-19.

Secara hitungan-hitungan real, UMKM sejatinya ikut terkena dampak akibat melemahnya kondisi ekonomi di Bali yang mencapai minus 12 persen.

Namun, keberadaan UMKM justru tumbuh dan berkembang pesat selama setahun terakhir.

Menurut Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Tabanan I Made Yasa, tumbuhnya UMKM selama pandemi Covid-19 diketahui berdasar laporan dari pemerintah di desa

setelah pihaknya melakukan pendataan UMKM ulang untuk bantuan permodalan dalam program pemulihan ekonomi nasional (PEN).

“Nah, data di desa banyak warga yang meminta surat keterangan usaha untuk melakukan peminjaman modal di bank milik pemerintah dan LPD di desa setempat,” ungkap Yasa.

Faktor lainnya tumbuh UMKM di Tabanan, juga banyak warga yang dulunya bekerja di sektor pariwisata beralih meniti usaha secara mandiri sebagai pelaku UMKM.

Kemudian tumbuhnya UMKM juga karena faktor terbukanya pasar untuk pemasaran produk-produk UMKM.

Seperti di media sosial dan aplikasi penjualan online lainnya. Ini rupanya yang dimanfaatkan pelaku UMKM baru untuk menjual produk mereka.

“Selain itu juga diikuti dengan akses kemudahan permodalan usaha untuk pemulihan ekonomi nasional. Ini juga yang mendorong tumbuhnya pelaku-pelaku UMKM baru di Tabanan,” jelas Yasa.

Yasa menyebut, berdasar data yang ada sebelumnya di Tabanan ada sekitar 40.000 UMKM. Saat pandemi, jumlah UMKM bertambah menjadi 43.175 UMKM.

“Kami catat ada sekitar sekitar 3.175 UMKM di Tabanan yang bertambah selama pandemi Covid-19,” ungkapnya.

Dari penambahan UMKM tersebut sejauh ini permodalan usaha selama pandemi selain karena usaha ditopang dari mandiri, kemudian bank dan LPD, ada juga modal usaha yang didukung oleh bantuan pemerintah.

Di Tabanan sendiri ada sekitar 4.600 pelaku UMKM yang sudah diberikan bantuan stimulus usaha guna pemulihan ekonomi saat pandemi Covid-19 dari Pemerintah Provinsi Bali.

Dengan nilai Rp 1,8 juta per pelaku UMKM. Selanjutnya dari Kementerian Koperasi dan UMKM pusat ada sekitar 17.00 UMKM di Tabanan selama pandemi juga mendapat stimulus bantuan usaha yang nilai mencapai Rp 2,4 juta.

“Yang sekarang, tahun ini juga ada bantuan stimulus kembali diturunkan oleh Kementerian Koperasi dan UMKM melalui program PEN.

Tetapi kami masih melakukan pendataan, berapa  jumlah kuotanya kami tidak tahu,” papar Yasa. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/