26.2 C
Jakarta
5 November 2024, 2:24 AM WIB

Tahan Lahan Kering, Petani Buleleng Semringah Panen Padi Varietas M70D

SINGARAJA – Para petani di Subak Buug, Desa Sari Mekar, Kecamatan Buleleng, melakukan panen perdana varietas padi M70D.

Varietas ini merupakan padi varietas baru yang dikembangkan oleh Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI). Padi ini diyakini cocok ditanam pada lahan-lahan yang mendapat suplai air terbatas.

Varietas ini sengaja dikembangkan di Subak Buug. Sebab suplai air ke subak ini cukup terbatas. Suplai air yang minim, tak pelak berdampak pada hasil panen petani.

Rata-rata petani di subak itu hanya mendapat hasil panen sebanyak 3 ton per musim tanam. Dinas Pertanian Buleleng bersama HKTI Buleleng pun melakukan uji coba penanaman pada lahan seluas 20 are.

Dalam kondisi lahan marjinal yang minim suplai air, ternyata petani bisa mendapat hasil panen sebanyak 5 ton per hektare.

“Ini jelas sangat menjanjikan bagi petani. Karena selama ini hasil panen mereka tidak banyak,” kata Kepala Dinas Pertanian Buleleng I Made Sumiarta.

Lebih lanjut Sumiarta mengatakan, varietas ini juga memiliki keunggulan lain. Yakni lebih cepat panen dibanding varietas lain.

Varietas M70D diyakini bisa dipanen saat berusia 75 hari. Sementara varietas lain baru dapat dipanen saat berusia 100 hari.

Sementara itu Wakil Bupati Buleleng dr. I Nyoman Sutjidra yang hadir pada acara panen perdana, meminta agar dilakukan intensifikasi lahan dan optimalisasi lahan pertanian.

Sehingga produksi beras dapat mencukupi kebutuhan pangan masyarakat. Ia pun meminta agar petani dapat mengaplikasikan pertanian organik di lahan pertanian mereka.

Baik itu memanfaatkan pupuk organik, maupun mengaplikasikan pestisida nabati. “Kalau melihat hasil panen lahan ini, dari lahan kritis saja sudah dapat panen 5 ton.

Ini jelas sangat menjanjikan. Kalau diaplikasikan pertanian organik, saya yakin akan lebih banyak lagi hasilnya. Harganya juga pasti akan lebih tinggi,” ujar Sutjidra. 

SINGARAJA – Para petani di Subak Buug, Desa Sari Mekar, Kecamatan Buleleng, melakukan panen perdana varietas padi M70D.

Varietas ini merupakan padi varietas baru yang dikembangkan oleh Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI). Padi ini diyakini cocok ditanam pada lahan-lahan yang mendapat suplai air terbatas.

Varietas ini sengaja dikembangkan di Subak Buug. Sebab suplai air ke subak ini cukup terbatas. Suplai air yang minim, tak pelak berdampak pada hasil panen petani.

Rata-rata petani di subak itu hanya mendapat hasil panen sebanyak 3 ton per musim tanam. Dinas Pertanian Buleleng bersama HKTI Buleleng pun melakukan uji coba penanaman pada lahan seluas 20 are.

Dalam kondisi lahan marjinal yang minim suplai air, ternyata petani bisa mendapat hasil panen sebanyak 5 ton per hektare.

“Ini jelas sangat menjanjikan bagi petani. Karena selama ini hasil panen mereka tidak banyak,” kata Kepala Dinas Pertanian Buleleng I Made Sumiarta.

Lebih lanjut Sumiarta mengatakan, varietas ini juga memiliki keunggulan lain. Yakni lebih cepat panen dibanding varietas lain.

Varietas M70D diyakini bisa dipanen saat berusia 75 hari. Sementara varietas lain baru dapat dipanen saat berusia 100 hari.

Sementara itu Wakil Bupati Buleleng dr. I Nyoman Sutjidra yang hadir pada acara panen perdana, meminta agar dilakukan intensifikasi lahan dan optimalisasi lahan pertanian.

Sehingga produksi beras dapat mencukupi kebutuhan pangan masyarakat. Ia pun meminta agar petani dapat mengaplikasikan pertanian organik di lahan pertanian mereka.

Baik itu memanfaatkan pupuk organik, maupun mengaplikasikan pestisida nabati. “Kalau melihat hasil panen lahan ini, dari lahan kritis saja sudah dapat panen 5 ton.

Ini jelas sangat menjanjikan. Kalau diaplikasikan pertanian organik, saya yakin akan lebih banyak lagi hasilnya. Harganya juga pasti akan lebih tinggi,” ujar Sutjidra. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/