DENPASAR – Kekhawatiran atas defisit pasokan listrik di Bali ternyata telah diantisipasi PLN. Bahkan, PLN menyebut dampak Covid-19 juga menurunkan konsumsi listrik, sehingga cadangan masih aman.
Meski demikian, Dirut PLN, Zulkifli Zaini dalam pertemuan dengan Komisi VI DPR RI Kamis (15/10) menyatakan pihaknya telah menyiapkan beberapa langkah mengantisipasi krisis listrik di masa depan. Ia menyatakan akan mempercepat realisasi transmisi Jawa Bali Connection (JBC) dengan tegangan 500 KV.
Kata dia, realisasi Bali crossing ini penting juga karena pihak PLN ingin mempercepat realisasi program kendaraan listrik di Bali untuk mempercepat program baru langit biru.
Jelas saja, program kendaraan listrik ini akan membutuhkan tambahan pasokan listrik, menggantikan BBM. Diketahui pogram Langit Biru adalah pelestarian lingkungan yang tidak menggunakan jenis BBM oktan rendah.
Di tempat terpisah, Manager Komunikasi PLN UID Bali Made Arya mengatakan tahun 2023 juga sebetulnya akan ada tambahan pasokan listrik dari PLTG (Pembangkit Listrik Tenaga Gas) sebesar 250 MW. Dikatakan, PLTG ini merupakan relokasi dari PLTGU Grati di Desa Wates, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur yang rencananya akan dipasang di Pesanggaran, Denpasar Selatan.
Dia juga menyebutkan, listrik dari Jawa Bali Connection 500 KV ditergetkan kelar 2025.
Selain itu, kata dia, dampak Covid-19 ada penurunan permintaan yang menyebabkan cadangan daya pembangkit (reserve margin) subsistem di Bali cukup hingga 58 persen sampai 2020. Sedangkan 2023 sebesar 48,6 sehingga dia menjamin cukup sampai JBC beroperasi.