32.2 C
Jakarta
11 Desember 2024, 15:50 PM WIB

Proyek Jawa Bali Crossing Tuntas, Tarif Listrik (Kemungkinan) Turun

DENPASAR – GM PLN Distribusi Bali Nyoman Suwarjoni Astawa mengatakan, saat ini PLN memiliki empat kabel laut dengan kapasitas daya transfer masing-masing kabel mencapai 80 MW.

Total, kabel bawah laut itu menghasilkan daya sebanyak 320 MV. “Antara Jawa dan Bali kita satu sistem. Hubungan sistem melalui saluran 150 kilo volt (KV),” kata Joni – sapaan akrabnya.

Dengan JB cross yang dibangun dengan anggaran hampir Rp 5 triliun ini, PLN akan membangun jaringan listrik berkapasitas 500 KV dari Paiton menuju Watudodol.

Selanjutnya menyeberang menuju Pura Segara Rupek, Gilimanuk, dengan panjang 2,7 Km. Transmisinya ini akan disalurkan melalui udara hingga Desa Antosari, Tabanan dengan panjang 80 Km.

Dari Watudodol akan dibangun gardu induk tegangan ekstra tinggi (Gitek) setinggi 376 meter hingga Pura Segara Rupek. Gardu itu akan menjadi tower tertinggi di dunia.

“Dengan JB crossing 500 KV itu, maka kemampuan transfer listrik sampai 2.600 MW,” jelasnya.

Dengan tambahan daya sebanyak itu, hingga 2027 mendatang Bali tidak perlu lagi membangun pembangkit baru. Ini karena kebutuhan Bali sudah tercukupi melalui transfer JB cross.

Transfer dari Jawa ke Bali ini dilakukan lantaran program yang dicanangkan PLN dengan pemerintah untuk memenuhi kebutuhan listrik nasional mencapai 35 ribu MW.

“Nah, 26 ribu MW pembangkitnya itu ada di Jawa. Pembangkit yang dibangun di Jawa dengan skala besar dengan daya 600 dan 1.000 MW. Karena besar, otomatis tarif independent power producer (IPP) per kWh relatif murah,” paparnya.

 Joni mencontohkan, untuk PLTU Jawa 7, harga IPP per kWh hanya 4,2 sen. PLTGU Jawa 1 harga IPP per kWh hanya 4,6 sen. Dengan program ini ke depan, kelistrikan di Indonesia bakal tercukupi.

Selain itu terciptanya listrik ramah lingkungan dengan memanfaatkan energi baru terbarukan, dan juga efisiensi lebih murah. “Sehingga semakin tahun produksi PLN murah, tarif juga turun,” jelasnya.

Dengan demikian, akan berdampak pada kemampuan daya saing industri dan bisnis pada semua lini kegiatan perekonomian di Indonesia.

Apakah ini akan lebih murah? Dia belum bisa menjamin. Namun dengan dibangunnya JB cross ini diprediksi hanya naik 1, sampai 1,5 sen dari harga IPP di Jawa.

DENPASAR – GM PLN Distribusi Bali Nyoman Suwarjoni Astawa mengatakan, saat ini PLN memiliki empat kabel laut dengan kapasitas daya transfer masing-masing kabel mencapai 80 MW.

Total, kabel bawah laut itu menghasilkan daya sebanyak 320 MV. “Antara Jawa dan Bali kita satu sistem. Hubungan sistem melalui saluran 150 kilo volt (KV),” kata Joni – sapaan akrabnya.

Dengan JB cross yang dibangun dengan anggaran hampir Rp 5 triliun ini, PLN akan membangun jaringan listrik berkapasitas 500 KV dari Paiton menuju Watudodol.

Selanjutnya menyeberang menuju Pura Segara Rupek, Gilimanuk, dengan panjang 2,7 Km. Transmisinya ini akan disalurkan melalui udara hingga Desa Antosari, Tabanan dengan panjang 80 Km.

Dari Watudodol akan dibangun gardu induk tegangan ekstra tinggi (Gitek) setinggi 376 meter hingga Pura Segara Rupek. Gardu itu akan menjadi tower tertinggi di dunia.

“Dengan JB crossing 500 KV itu, maka kemampuan transfer listrik sampai 2.600 MW,” jelasnya.

Dengan tambahan daya sebanyak itu, hingga 2027 mendatang Bali tidak perlu lagi membangun pembangkit baru. Ini karena kebutuhan Bali sudah tercukupi melalui transfer JB cross.

Transfer dari Jawa ke Bali ini dilakukan lantaran program yang dicanangkan PLN dengan pemerintah untuk memenuhi kebutuhan listrik nasional mencapai 35 ribu MW.

“Nah, 26 ribu MW pembangkitnya itu ada di Jawa. Pembangkit yang dibangun di Jawa dengan skala besar dengan daya 600 dan 1.000 MW. Karena besar, otomatis tarif independent power producer (IPP) per kWh relatif murah,” paparnya.

 Joni mencontohkan, untuk PLTU Jawa 7, harga IPP per kWh hanya 4,2 sen. PLTGU Jawa 1 harga IPP per kWh hanya 4,6 sen. Dengan program ini ke depan, kelistrikan di Indonesia bakal tercukupi.

Selain itu terciptanya listrik ramah lingkungan dengan memanfaatkan energi baru terbarukan, dan juga efisiensi lebih murah. “Sehingga semakin tahun produksi PLN murah, tarif juga turun,” jelasnya.

Dengan demikian, akan berdampak pada kemampuan daya saing industri dan bisnis pada semua lini kegiatan perekonomian di Indonesia.

Apakah ini akan lebih murah? Dia belum bisa menjamin. Namun dengan dibangunnya JB cross ini diprediksi hanya naik 1, sampai 1,5 sen dari harga IPP di Jawa.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/