SINGARAJA – Sejumlah rumah jagal di Buleleng kini dalam pengawasan ketat penyuluh peternakan. Pengawasan itu dilakukan, untuk mencegah penjagalan terhadap babi-babi yang sakit.
Sehingga daging yang beredar di di pasaran dipastikan dalam kondisi sehat. Pengawasan itu dilakukan menyusul maraknya kasus babi yang sakit dan mati di wilayah Desa Bungkulan, Kecamatan Sawan.
Meski belum meluas, dikhawatirkan babi-babi warga yang dalam kondisi sakit, dijual murah dan dimasukkan ke rumah jagal.
Total ada 35 unit tempat pemotongan hewan (TPH) di Buleleng yang mendapat pengawasan. Para penyuluh mengecek kondisi kesehatan babi, kebersihan kandang, dan higientitas alat jagal.
Selain itu daging babi juga dilakukan pengecekan setelah penjagalan. “Kami kerahkan lima tim untuk mengawasi semua tempat pemotongan hewan.
Apalagi ini kan jelang hari raya galungan. Kami harus pastikan daging yang masuk ke pasar dalam kondisi bersih, higenis, dan sehat,” kata Kepala Dinas Pertanian Buleleng I Made Sumiarta.
Lebih lanjut Sumiarta mengatakan, pemeriksaan lebih ditekankan pada kondisi bio security. Artinya apabila ada babi dalam kondisi sakit yang masuk ke rumah jagal, maka babi itu tidak diizinkan dijagal.
Apalagi diedarkan dagingnya. Selain itu, meski babi dalam kondisi sehat sebelum dijagal, dagingnya juga diperiksa. Mencegah adanya penyakit-penyakit yang berada dalam daging, seperti cacing hati.
“Kami pastikan semua babi yang dijagal hari ini sehat. Daging-daging yang beredar juga dalam kondisi bersih dan sehat. Jadi warga tidka usah takut mengonsumsi daging babi, terutama untuk keperluan hari raya,” ujar Sumiarta.