29.2 C
Jakarta
30 April 2024, 2:47 AM WIB

Virus Mozaik Serang Tembakau, Petani Terancam Tak Bisa Dipanen

SINGARAJA – Penyakit virus mozaik membuat petani tembakau di Kabupaten Buleleng ketar-ketir. Pasalnya penyakit ini kembali muncul dan menyerang tanaman tembakau.

Apabila tak segera ditangani, penyakit itu terancam meluas dan menyerang tembakau lainnya. Virus tersebut hampir tiap tahun menyerang lahan perkebunan tembakau di Buleleng.

Tahun lalu, tercatat ada lima hektare lahan perkebunan yang terserang mozaik. Lahan itu berada di Desa Baktiseraga dan Desa Panji.

Nah tahun ini virus kembali menyerang perkebunan warga. Kali ini virus menyerang perkebunan yang ada di Desa Patemon, Kecamatan Seririt.

Tak tanggung-tanggung, luas lahan yang terserang penyakit mencapai 20 hektare. “Serangannya kami temukan di Kelompok Tani Sari Daun Pertiwi, Desa Patemon.

Seluas 15 hektare itu masih serangan dengan intensitas ringan, sedangkan 5 hektare lagi intensitasnya sudah berat,” kata Kepala Dinas Pertanian Buleleng I Made Sumiarta.

Biasanya, jelas Sumiarta, pohon yang terserang virus mozaik akan tumbuh kerdil. Gejala awal berupa warna hitam pada batang, selanjutnya terjadi proses pembusukan yang sangat singkat.

Akibatnya daun tembakau yang dihasilkan menjadi keriting, sehingga tak layak jual. Menurutnya, luas serangan virus itu terbilang cukup menghkawatirkan.

Pasalnya luas serangan mencapai sepertiga dari total luas lahan tembakau di Desa Patemon. Luas lahan di Patemon sendiri mencapai 60 hektare.

Mengantisipasi hal tersebut, Sumiarta mengatakan sudah melakukan edukasi pada petani melalui Sekolah Lapangan Pengendalian Hama Terpadu (SLPHT).

Petani juga diminta berhati-hati dalam mengatur pola pengairan, agar serangan virus tak meluas.

“Penyebarannya kan bisa lewat pengairan irigasi, makanya kami himbau agar berhati-hati. Kalau tidak begitu, bisa habis satu lahan itu kena mozaik semua.

Selain itu kami merekomendasikan tembakau yang sudah kena intensitas berat agar dicabut saja, biar tidak menyebar lebih luas lagi,” kata Sumiarta.

Sementara untuk tanaman yang masih relatif aman, Distan menyarankan petani mengaplikasikan fungsida pada tanaman. Fungsida disebut sebagai musuh alami virus mozaik, sehingga bisa mencegah penyebaran virus.

Sekadar diketahui, saat ini luas lahan tembakau di Kabupaten Buleleng mencapai 343,5 hektare. Lahan tersebut tersebar di sejumlah desa.

Di antaranya di Desa Baktiseraga, Kecamatan Buleleng. Desa Panji, Panji Anom, dan Tegallinggah di Kecamatan Sukasada. Serta Desa Lokapaksa dan Desa Patemon di Kecamatan Seririt.

SINGARAJA – Penyakit virus mozaik membuat petani tembakau di Kabupaten Buleleng ketar-ketir. Pasalnya penyakit ini kembali muncul dan menyerang tanaman tembakau.

Apabila tak segera ditangani, penyakit itu terancam meluas dan menyerang tembakau lainnya. Virus tersebut hampir tiap tahun menyerang lahan perkebunan tembakau di Buleleng.

Tahun lalu, tercatat ada lima hektare lahan perkebunan yang terserang mozaik. Lahan itu berada di Desa Baktiseraga dan Desa Panji.

Nah tahun ini virus kembali menyerang perkebunan warga. Kali ini virus menyerang perkebunan yang ada di Desa Patemon, Kecamatan Seririt.

Tak tanggung-tanggung, luas lahan yang terserang penyakit mencapai 20 hektare. “Serangannya kami temukan di Kelompok Tani Sari Daun Pertiwi, Desa Patemon.

Seluas 15 hektare itu masih serangan dengan intensitas ringan, sedangkan 5 hektare lagi intensitasnya sudah berat,” kata Kepala Dinas Pertanian Buleleng I Made Sumiarta.

Biasanya, jelas Sumiarta, pohon yang terserang virus mozaik akan tumbuh kerdil. Gejala awal berupa warna hitam pada batang, selanjutnya terjadi proses pembusukan yang sangat singkat.

Akibatnya daun tembakau yang dihasilkan menjadi keriting, sehingga tak layak jual. Menurutnya, luas serangan virus itu terbilang cukup menghkawatirkan.

Pasalnya luas serangan mencapai sepertiga dari total luas lahan tembakau di Desa Patemon. Luas lahan di Patemon sendiri mencapai 60 hektare.

Mengantisipasi hal tersebut, Sumiarta mengatakan sudah melakukan edukasi pada petani melalui Sekolah Lapangan Pengendalian Hama Terpadu (SLPHT).

Petani juga diminta berhati-hati dalam mengatur pola pengairan, agar serangan virus tak meluas.

“Penyebarannya kan bisa lewat pengairan irigasi, makanya kami himbau agar berhati-hati. Kalau tidak begitu, bisa habis satu lahan itu kena mozaik semua.

Selain itu kami merekomendasikan tembakau yang sudah kena intensitas berat agar dicabut saja, biar tidak menyebar lebih luas lagi,” kata Sumiarta.

Sementara untuk tanaman yang masih relatif aman, Distan menyarankan petani mengaplikasikan fungsida pada tanaman. Fungsida disebut sebagai musuh alami virus mozaik, sehingga bisa mencegah penyebaran virus.

Sekadar diketahui, saat ini luas lahan tembakau di Kabupaten Buleleng mencapai 343,5 hektare. Lahan tersebut tersebar di sejumlah desa.

Di antaranya di Desa Baktiseraga, Kecamatan Buleleng. Desa Panji, Panji Anom, dan Tegallinggah di Kecamatan Sukasada. Serta Desa Lokapaksa dan Desa Patemon di Kecamatan Seririt.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/