25.2 C
Jakarta
22 November 2024, 8:36 AM WIB

Harga Telur Ayam Ras di Pasar Naik, Ternyata Ini Penyebabnya…

SEMARAPURA – Harga telur ayam ras di Pasar Galiran, Klungkung sejak seminggu lalu terus beranjak naik.

Kenaikan harga itu lantaran para peternak membawa telur-telurnya ke luar Bali untuk kebutuhan pembuatan kue kering khas Hari Raya Idul Fitri.

Dampaknya, jumlah telur ayam ras yang beredar di pasaran lokal Klungkung cukup terbatas dan memicu peningkatan harga.

Wayan Sudiasih, salah seorang pedagang telur di Pasar Galiran, Klungkung, kemarin (17/5) mengatakan, kenaikan harga telur tidak hanya terjadi pada ayam ras, tapi juga bebek.

Menurutnya, kenaikan harga telur bukan saja karena mendekati Hari Raya Galungan, tapi juga karena banyak peternak mengirim telur-telurnya ke Jawa dan Lombok.

Telur menjadi bahan pokok untuk pembuatan kue kering khas Lebaran. “Telur ayam ras yang kecil itu sebelumnya Rp 1.200 per butir, sekarang bisa sampai Rp 1.500 per butir.

Untuk telur ayam ras besar sebelumnya Rp 1.500 per butir, sekarang Rp 1.700 per butir. Sementara untuk telur bebek yang sebelumnya Rp 2.500, kini menjadi Rp 2.800 per butir,” kata Sudiasih.

Karena harga naik, minat konsumen membeli telur mengalami penurunan. Jika biasanya bisa menjual 500 – 600 butir per hari, kini maksimal hanya 400 butir.

“Saya juga tidak berani banyak membeli telur karena harganya yang mahal. Kalau beli banyak, modal usaha saya habis untuk itu saja,” terangnya.

Yang menarik, harga telur ayam kampung justru telur. Dari Rp 1.700 jadi Rp 1.200 per butir. Menurutnya penurunan harga itu lantaran pedagang jamu yang biasanya memanfaatkan telur ini kini sedang pulang kampung.

“Kalau telur kampung itu biasanya penjual jamu yang membeli. Sekarang banyak yang tidak jualan karena mudik,” katanya.

Dia memprediksi, harga telur ayam ras akan kembali normal saat pertengahan bulan Ramadan mendatang. 

SEMARAPURA – Harga telur ayam ras di Pasar Galiran, Klungkung sejak seminggu lalu terus beranjak naik.

Kenaikan harga itu lantaran para peternak membawa telur-telurnya ke luar Bali untuk kebutuhan pembuatan kue kering khas Hari Raya Idul Fitri.

Dampaknya, jumlah telur ayam ras yang beredar di pasaran lokal Klungkung cukup terbatas dan memicu peningkatan harga.

Wayan Sudiasih, salah seorang pedagang telur di Pasar Galiran, Klungkung, kemarin (17/5) mengatakan, kenaikan harga telur tidak hanya terjadi pada ayam ras, tapi juga bebek.

Menurutnya, kenaikan harga telur bukan saja karena mendekati Hari Raya Galungan, tapi juga karena banyak peternak mengirim telur-telurnya ke Jawa dan Lombok.

Telur menjadi bahan pokok untuk pembuatan kue kering khas Lebaran. “Telur ayam ras yang kecil itu sebelumnya Rp 1.200 per butir, sekarang bisa sampai Rp 1.500 per butir.

Untuk telur ayam ras besar sebelumnya Rp 1.500 per butir, sekarang Rp 1.700 per butir. Sementara untuk telur bebek yang sebelumnya Rp 2.500, kini menjadi Rp 2.800 per butir,” kata Sudiasih.

Karena harga naik, minat konsumen membeli telur mengalami penurunan. Jika biasanya bisa menjual 500 – 600 butir per hari, kini maksimal hanya 400 butir.

“Saya juga tidak berani banyak membeli telur karena harganya yang mahal. Kalau beli banyak, modal usaha saya habis untuk itu saja,” terangnya.

Yang menarik, harga telur ayam kampung justru telur. Dari Rp 1.700 jadi Rp 1.200 per butir. Menurutnya penurunan harga itu lantaran pedagang jamu yang biasanya memanfaatkan telur ini kini sedang pulang kampung.

“Kalau telur kampung itu biasanya penjual jamu yang membeli. Sekarang banyak yang tidak jualan karena mudik,” katanya.

Dia memprediksi, harga telur ayam ras akan kembali normal saat pertengahan bulan Ramadan mendatang. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/