31 C
Jakarta
1 Mei 2024, 10:13 AM WIB

Bisnis: Alokasi Sumber Daya

DENPASAR – Beberapa tahun lalu, saya mengikuti pelatihan pemasaran. Saya bersama peserta lainnya, masuk kelompok yang ditugaskan menjual produk.

Beberapa hal menarik; tiap tim ditetapkan jumlah anggota berbeda, produk yang dijual, diberikan berbeda jumlah di tiap tim, terakhir lokasi pemasaran berbeda-beda pula.

Goal sesi ini, tim tercepat memasarkan produk, profit terbesar, dan kembali ke lokasi pelatihan lah, pemenangnya.

Namun, beberapa tim mengeluh ke panitia; a). Jumlah anggota timnya lebih sedikit dibandingkan tim lain, b). Produk timnya, lebih sedikit jumlahnya dibandingkan tim lain.

Sehingga, mereka menyimpulkan akan kalah perolehan profit, c). Daerah pemasarannya, jauh dari lokasi pelatihan dan tim berasumsi, daerah tersebut kurang prospek untuk membeli produk yang mereka jual.

Singkat cerita, hal mengejutkan terjadi; pemenang tugas ini, justru tim dengan jumlah anggota sedikit dan jumlah alokasi produk untuk dijual lebih sedikit dibandingkan tim lain.

Dalam menjalankan usaha, business owner atau pemimpin perusahan, sebetulnya Kita juga mengalami hal tersebut. Setidaknya, ada dua kondisi.

Pertama; Kondisi di mana Kita tidak memiliki sumber daya cukup guna meningkatkan pertumbuhan perusahaan.

Kedua; Memiliki sumber daya memadai, namun tidak digunakan bijaksana alias boros, berujung problem bagi perusahaan.

Sebelum saya bahas lebih jauh, yang saya maksud dengan sumber daya adalah hal-hal yang mendukung seberapa cepat perusahaan berjalan menuju tujuan.

Seperti; pemimpin/SDM, infrastruktur, produk, merk, waktu, dan modal. Terkait kedua kondisi yang sebelumnya saya sampaikan, dalam menghadapinya, Kita perlu mengubah mindset akan kondisi yang Kita alami.

Kebanyakan Kita, sering mengeluh kurangnya sumber daya yang Kita miliki. Kebanyakan lebih fokus ’’menangisi” keterbatasan sumber daya yang dimiliki, ketimbang berpikir dan berbuat sesuatu berbeda.

Sering membandingkan sumber daya yang Kita miliki dengan milik orang lain, namun dilihat dari sisi kurangnya Kita saja.

Di sisi lain, sebagian dari Kita, tidak bersyukur memiliki sumber daya yang mencukupi, dan mengeksploitasinya tak bijak.

Akibatnya, sumber daya tersebut dapat habis. Namun, perusahaan tak bergerak maju menuju tujuan. Mengubah mindset terkait sumber daya adalah pondasi awal.

Keterbatasan sumber daya harusnya dilihat sebagai peluang berfikir lebih kreatif dalam mencari solusi. Keterbatasan sumber daya harusnya dilihat sebagai sarana melatih pikiran Kita jadi pribadi gigih, serta tidak gampang ngeluh, menghadapi tantangan.

Apabila, mindset berubah ke arah positif, baru Kita melangkah ke teknis mengelola sumber daya yang Kita miliki.

Mengelola sumber daya merupakan faktor penting dalam bisnis. Untuk mengelola sumber daya, perlu manajerial baik, karena sumber daya memiliki batas.

Menurut Tony Robbins; ’’Sumber daya itu terbatas, alokasikan dengan efektif!.”  Maka, Kita wajib tahu berapa banyak sumber daya yang dimiliki, serta bagaimana kualitasnya. Inventarislah sumber daya Kita, pelajarilah kualitasnya dengan teliti.

Dengan tahu hal tersebut, Kita fokus membuat perencanaan dan strategi guna mengeksploitasinya. Dalam eksploitasi, bertindaklah kreatif dan bijak. Maka, perusahaan akan maju significant.

Bertindak kreatif dan bijak, haruslah menjadi kebiasaan positif Kita. Sehingga, jika perusahaan Kita besar dan memiliki sumber daya berlimpah, tidak boros, sembrono, dan jusru menghancurkannya.

Banyak contoh, perusahaan besar, pada akhirnya tumbang, karena tak memiliki kebiasaan bertindak kreatif dan bijak.

Memulai usaha dari keterbatasan sumber daya, mungkin bagian awal takdir Kita jadi pemenang. Masih mungkin lho!. Semuanya, tergantung diri masing-masing. Salam Perjuangan!. (rba)

DENPASAR – Beberapa tahun lalu, saya mengikuti pelatihan pemasaran. Saya bersama peserta lainnya, masuk kelompok yang ditugaskan menjual produk.

Beberapa hal menarik; tiap tim ditetapkan jumlah anggota berbeda, produk yang dijual, diberikan berbeda jumlah di tiap tim, terakhir lokasi pemasaran berbeda-beda pula.

Goal sesi ini, tim tercepat memasarkan produk, profit terbesar, dan kembali ke lokasi pelatihan lah, pemenangnya.

Namun, beberapa tim mengeluh ke panitia; a). Jumlah anggota timnya lebih sedikit dibandingkan tim lain, b). Produk timnya, lebih sedikit jumlahnya dibandingkan tim lain.

Sehingga, mereka menyimpulkan akan kalah perolehan profit, c). Daerah pemasarannya, jauh dari lokasi pelatihan dan tim berasumsi, daerah tersebut kurang prospek untuk membeli produk yang mereka jual.

Singkat cerita, hal mengejutkan terjadi; pemenang tugas ini, justru tim dengan jumlah anggota sedikit dan jumlah alokasi produk untuk dijual lebih sedikit dibandingkan tim lain.

Dalam menjalankan usaha, business owner atau pemimpin perusahan, sebetulnya Kita juga mengalami hal tersebut. Setidaknya, ada dua kondisi.

Pertama; Kondisi di mana Kita tidak memiliki sumber daya cukup guna meningkatkan pertumbuhan perusahaan.

Kedua; Memiliki sumber daya memadai, namun tidak digunakan bijaksana alias boros, berujung problem bagi perusahaan.

Sebelum saya bahas lebih jauh, yang saya maksud dengan sumber daya adalah hal-hal yang mendukung seberapa cepat perusahaan berjalan menuju tujuan.

Seperti; pemimpin/SDM, infrastruktur, produk, merk, waktu, dan modal. Terkait kedua kondisi yang sebelumnya saya sampaikan, dalam menghadapinya, Kita perlu mengubah mindset akan kondisi yang Kita alami.

Kebanyakan Kita, sering mengeluh kurangnya sumber daya yang Kita miliki. Kebanyakan lebih fokus ’’menangisi” keterbatasan sumber daya yang dimiliki, ketimbang berpikir dan berbuat sesuatu berbeda.

Sering membandingkan sumber daya yang Kita miliki dengan milik orang lain, namun dilihat dari sisi kurangnya Kita saja.

Di sisi lain, sebagian dari Kita, tidak bersyukur memiliki sumber daya yang mencukupi, dan mengeksploitasinya tak bijak.

Akibatnya, sumber daya tersebut dapat habis. Namun, perusahaan tak bergerak maju menuju tujuan. Mengubah mindset terkait sumber daya adalah pondasi awal.

Keterbatasan sumber daya harusnya dilihat sebagai peluang berfikir lebih kreatif dalam mencari solusi. Keterbatasan sumber daya harusnya dilihat sebagai sarana melatih pikiran Kita jadi pribadi gigih, serta tidak gampang ngeluh, menghadapi tantangan.

Apabila, mindset berubah ke arah positif, baru Kita melangkah ke teknis mengelola sumber daya yang Kita miliki.

Mengelola sumber daya merupakan faktor penting dalam bisnis. Untuk mengelola sumber daya, perlu manajerial baik, karena sumber daya memiliki batas.

Menurut Tony Robbins; ’’Sumber daya itu terbatas, alokasikan dengan efektif!.”  Maka, Kita wajib tahu berapa banyak sumber daya yang dimiliki, serta bagaimana kualitasnya. Inventarislah sumber daya Kita, pelajarilah kualitasnya dengan teliti.

Dengan tahu hal tersebut, Kita fokus membuat perencanaan dan strategi guna mengeksploitasinya. Dalam eksploitasi, bertindaklah kreatif dan bijak. Maka, perusahaan akan maju significant.

Bertindak kreatif dan bijak, haruslah menjadi kebiasaan positif Kita. Sehingga, jika perusahaan Kita besar dan memiliki sumber daya berlimpah, tidak boros, sembrono, dan jusru menghancurkannya.

Banyak contoh, perusahaan besar, pada akhirnya tumbang, karena tak memiliki kebiasaan bertindak kreatif dan bijak.

Memulai usaha dari keterbatasan sumber daya, mungkin bagian awal takdir Kita jadi pemenang. Masih mungkin lho!. Semuanya, tergantung diri masing-masing. Salam Perjuangan!. (rba)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/