26.2 C
Jakarta
22 November 2024, 4:36 AM WIB

TPA Suwung Kesulitan Gaet Investor, Ini Alasan Kadis Perizinan…

RadarBali.com – Investasi Tempa Pembuangan Akhir (TPA) Suwung yang rencananya akan digunakan taman serta pengolahan sampah untuk sumber energi listrik masih belum ada kepastian.

Khususnya untuk pengolahan sampah di lokasi tersebut. Bahkan Kadis Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Pemprov Bali IB Parwata, ragu terkait realisasi investasi ini.

Dia mengungkapkan, para investor yang menggarap investasi pengolahan sampah menjadi energi listrik meminta tipping fee atau bayaran untuk membuang sampah.

Dengan kondisi ini, tentunya akan menjadi kendala. “Kalau seperti itu ya tidak bisa. Jadi agak ragu dengan realisasi investasi pengolahan sampah menjadi sumber energi listrik,” ujarnya.

Rencananya, energi listrik yang dihasilkan nantinya akan di jual kepada PLN. Nantinya PLN yang akan menjual untuk didistribusikan kepada masyarakat.

“Lahan yang dipakai itu, 10 hektare dimanfaatkan taman. Dan 2,5 hektar lagi untuk pengolahan sampah ini,” kata Parwata.

Sebagai catatan, hingga semester I tahun ini, nilai investasi yang didapat provinsi Bali sudah terealisasi 64 persen dari target yang ditentukan pusat sebanyak Rp 11,2 triliun.

Dari 64 persen tersebut, nilai investasi terbesar terdapat pada sektor pariwisata. “Pembangunan hotel ini yang banyak. Hampir merata pembangunannya, selain Bali selatan,” pungkasnya.

RadarBali.com – Investasi Tempa Pembuangan Akhir (TPA) Suwung yang rencananya akan digunakan taman serta pengolahan sampah untuk sumber energi listrik masih belum ada kepastian.

Khususnya untuk pengolahan sampah di lokasi tersebut. Bahkan Kadis Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Pemprov Bali IB Parwata, ragu terkait realisasi investasi ini.

Dia mengungkapkan, para investor yang menggarap investasi pengolahan sampah menjadi energi listrik meminta tipping fee atau bayaran untuk membuang sampah.

Dengan kondisi ini, tentunya akan menjadi kendala. “Kalau seperti itu ya tidak bisa. Jadi agak ragu dengan realisasi investasi pengolahan sampah menjadi sumber energi listrik,” ujarnya.

Rencananya, energi listrik yang dihasilkan nantinya akan di jual kepada PLN. Nantinya PLN yang akan menjual untuk didistribusikan kepada masyarakat.

“Lahan yang dipakai itu, 10 hektare dimanfaatkan taman. Dan 2,5 hektar lagi untuk pengolahan sampah ini,” kata Parwata.

Sebagai catatan, hingga semester I tahun ini, nilai investasi yang didapat provinsi Bali sudah terealisasi 64 persen dari target yang ditentukan pusat sebanyak Rp 11,2 triliun.

Dari 64 persen tersebut, nilai investasi terbesar terdapat pada sektor pariwisata. “Pembangunan hotel ini yang banyak. Hampir merata pembangunannya, selain Bali selatan,” pungkasnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/