29.2 C
Jakarta
31 Oktober 2024, 20:12 PM WIB

Peluang Usaha, Kerajinan Tas Kertas Makin Dilirik Pasar

SINGARAJA – Kerajinan tas berbahan dasar kertas, kini makin diminati. Terbitnya Peraturan Gubernur (Pergub) Bali Nomor 97 Tahun 2018 tentang

Pembatasan Timbulan Sampah Plastik Sekali Pakai, turut memengaruhi minat masyarakat terhadap produk kerajinan ini.

Sejak pergub itu diterbitkan, masyarakat berbondong-bondong beralih dari kantong plastik ke alternatif lain.

Salah satunya menggunakan tas yang diolah dari limbah kertas karton dan kertas koran alias paper bag.

Seperti yang dilakukan oleh Luh Wiriadi.Perajin asal Desa Anturan itu sudah beberapa waktu terakhir mulai menggeluti usaha menjadi perajin paper bag.

Ia memanfaatkan limbah kertas dari koran maupun karton bekas. Wiriadi mengatakan, limbah kertas sebenarnyabisa dimanfaatkan sebagai tas belanja.

Untuk membuat tas itu, ia memanfaatkan limbah kertas yang ada di sekitar lingkungannya. Selain itu Wiriadi juga memanfaatkan tali kupas yang diperoleh dari kebunnya.

“Semuanya ini bahan ramah lingkungan. Kertas ini juga kandulunya dianggap limbah. Paling-paling dijual ke rombengan.

Saya manfaatkan jadi paper bag. Talinya saya pakai tali kupas, tinggal ambil di kebun saja beres,” kata Wiriadi.

Lewat bendera usaha Luh Buleleng, ia bersama adiknya Agus Adnyana, memasarkan paper bag tersebut.

Meski bentuknya sederhana rupanya minat masyarakat cukup besar.Produk yang dipasarkan lewat pasar online pun dengan mudah diserap.

“Tadinya saya kan coba-coba saja. Ukurannya juga terbatas. Sekarang sudah lebih banyak. Ukurannya juga bermacam-macam. Kebanyakan itu untuk wadah aksesoris,” jelasnya.

Lebih lanjut Wiriadi mengatakan, paper bag itu cukup tangguh digunakan untuk membungkus sejumlah benda.

Ia mengakali dengan mengunakan kertas karton, agar tas lebih kuat dan lebih aman. Untuk sebuah paper bag, dijual dengan harga relatif murah. Hanya Rp 1.500 per buah.

“Paling tidak ada nilai tambah. Bukan hanya sekadar dijual ke rongsokan. Tapi bisa untuk produk yang berguna juga,” tandas Wiriadi. 

SINGARAJA – Kerajinan tas berbahan dasar kertas, kini makin diminati. Terbitnya Peraturan Gubernur (Pergub) Bali Nomor 97 Tahun 2018 tentang

Pembatasan Timbulan Sampah Plastik Sekali Pakai, turut memengaruhi minat masyarakat terhadap produk kerajinan ini.

Sejak pergub itu diterbitkan, masyarakat berbondong-bondong beralih dari kantong plastik ke alternatif lain.

Salah satunya menggunakan tas yang diolah dari limbah kertas karton dan kertas koran alias paper bag.

Seperti yang dilakukan oleh Luh Wiriadi.Perajin asal Desa Anturan itu sudah beberapa waktu terakhir mulai menggeluti usaha menjadi perajin paper bag.

Ia memanfaatkan limbah kertas dari koran maupun karton bekas. Wiriadi mengatakan, limbah kertas sebenarnyabisa dimanfaatkan sebagai tas belanja.

Untuk membuat tas itu, ia memanfaatkan limbah kertas yang ada di sekitar lingkungannya. Selain itu Wiriadi juga memanfaatkan tali kupas yang diperoleh dari kebunnya.

“Semuanya ini bahan ramah lingkungan. Kertas ini juga kandulunya dianggap limbah. Paling-paling dijual ke rombengan.

Saya manfaatkan jadi paper bag. Talinya saya pakai tali kupas, tinggal ambil di kebun saja beres,” kata Wiriadi.

Lewat bendera usaha Luh Buleleng, ia bersama adiknya Agus Adnyana, memasarkan paper bag tersebut.

Meski bentuknya sederhana rupanya minat masyarakat cukup besar.Produk yang dipasarkan lewat pasar online pun dengan mudah diserap.

“Tadinya saya kan coba-coba saja. Ukurannya juga terbatas. Sekarang sudah lebih banyak. Ukurannya juga bermacam-macam. Kebanyakan itu untuk wadah aksesoris,” jelasnya.

Lebih lanjut Wiriadi mengatakan, paper bag itu cukup tangguh digunakan untuk membungkus sejumlah benda.

Ia mengakali dengan mengunakan kertas karton, agar tas lebih kuat dan lebih aman. Untuk sebuah paper bag, dijual dengan harga relatif murah. Hanya Rp 1.500 per buah.

“Paling tidak ada nilai tambah. Bukan hanya sekadar dijual ke rongsokan. Tapi bisa untuk produk yang berguna juga,” tandas Wiriadi. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/