RadarBali.com – Pemberlakuan transaksi uang elektronik (unik) di Jalan Tol Bali Mandara (TBM) mulai 1 Oktober mendatang terus dimatangkan.
PT. Jasamarga Bali Tol (JBT) sebagai pengelola tol menyatakan pembayaran masuk jalan tol memakai kartu unik atau nontunai sudah siap.
Termasuk menghadapi kemungkinan terburuk, jika ada pengguna jalan tol yang tidak mau memakai unik.
“Seluruh pengguna jalan tol wajib memakai unik. Kami berharap tidak ada pengguna jalan tol yang tidak mau menggunakan unik. Jika ada, akan kami giring keluar jalan tol,” ujar Kepala Humas PT. JBT Drajad Hari Suseno kepada Jawa Pos Radar Bali, kemarin (24/8).
Sedikit kabar baiknya, pengguna unik periode 4 – 10 September akan mendapat diskon 10 persen. Dijelaskan, terkait pemberlakuan kartu unik ada empat kategori pengguna jalan tol.
Pertama, pengguna jalan memiliki kartu unik dengan jumlah saldo mencukupi. Kedua, memiliki kartu unik tapi saldo kurang.
Ketiga, lanjut Drajat, tidak memiliki kartu unik sama sekali. Keempat, tidak memiliki kartu tapi tidak mau membuat kartu.
Untuk kategori punya kartu tapi saldo kurang, akan dibantu isi ulang di lokasi. “Bagi yang tidak punya kartu akan kami tawari untuk dibuatkan. Kalau tidak punya tapi tidak mau buat, itu yang tidak kami izinkan masuk,” paparnya.
Menurut Drajad, masalah teknis menyambut penerapan unik juga sudah siap. Seluruh gardu tol sudah bisa melayani transaksi elektronik.