DENPASAR – Program khusus pembiakan sapi indukan wajib bunting (Upsus Siwab) yang dilakukan oleh Kementerian Pertanian mulai digenjot.
Program untuk mendukung penyediaan kebutuhan daging sapi secara nasional ini memiliki tujuan meredam daging sapi impor yang selama ini membanjiri pasaran.
Bali yang merupakan salah satu daerah dengan kualitas daging sapi terbaik di Indonesia ditarget untuk mempercepat sapi bunting mencapai 76.300 ekor tahun ini.
Kepala Bidang Pembibitan dan Produksi Ternak Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali, Nata Kesuma mengatakan, program tersebut saat ini impor daging sapi terus dilakukan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi Nasional.
Karena itu, upaya Upsus Siwab ini diharapkan mampu menekan daging sapi impor. “Jadi semakin turun dan ke depan tidak ada lagi daging sapi impor,” ujar Nata Kesuma.
Secara nasional, tahun ini pemerintah menargetkan 3 juta sapi indukan yang dilakukan inseminasi buatan (IB) dengan harapan ada sekitar 2,3 juta yang bunting dan melahirkan sebanyak 2,05 juta ekor.
Sementara untuk Bali sendiri, tahun ini ditarget sebanyak 76.300 ekor dikawinkan atau IB, dengan harapan sebanyak 61 ribu bunting dan melahirkan 69 ribu ekor sapi.
“Di Bali per hari ini (kemarin) sudah ada 15.588 ekor sapi di seluruh Kabupaten yang sudah di kawinkan,” terangnya.
Dalam program Upsus Siwab ini, masyarakat atau peternak yang ikut program ini akan diberikan fasilitas bibit sapi gratis dengan pelayanan kawin suntik.
Jadi biasanya, peternak membayar untuk satu kali kawin biayanya mencapai Rp 50 ribu. Pemerintah melalui dinas terkait akan terus melakukan pantauan selama dua bulan sekali.
Untuk membuktikan bunting atau tidak akan dilakukan tes USG. “Terus dikawal sampai lahir,” kata Nata.